Pakar China Ramalkan 2 Kemungkinan Ini Memicu Perang Nuklir

Minggu, 19 November 2023 - 10:48 WIB
loading...
Pakar China Ramalkan 2 Kemungkinan Ini Memicu Perang Nuklir
Pakar terkemuka China, Huang Renwei, meramalkan dua kemungkinan terjadinya perang nuklir. Dua kemungkinan itu adalah perang Rusia-NATO, dan perang Amerika Serikat-Iran. Foto/National Interest
A A A
MOSKOW - Pakar terkemuka asal China, Huang Renwei, telah meramalkan dua kemungkinan terjadinya perang nuklir. Dua kemungkinan itu adalah perang Rusia-NATO, dan perang Amerika Serikat (AS)-Iran.

Kekhawatiran mengenai potensi perang nuklir semakin meningkat di tengah beberapa konflik global dalam beberapa bulan terakhir.

Perang antara Israel dan Hamas, perang Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik memicu kekhawatiran bahwa senjata nuklir pada akhirnya dapat digunakan dalam pertempuran, meskipun para pemimpin dunia telah berupaya mencegah eskalasi nuklir.



Ramalan tentang dua skenario yang bisa berujung pada perang nuklir disampaikan Huang, seorang pakar hubungan luar negeri yang berpengaruh di China, kepada kantor berita TASS.

“Jika terjadi perang antara NATO dan Rusia atau perang antara Iran dan AS, maka hal itu bisa meningkat menjadi perang nuklir atau perang dunia,” katanya.

Menurut Huang, perang Israel-Hamas dan Rusia-Ukraina cenderung tidak mengarah pada penggunaan senjata nuklir karena perang tersebut lebih terkendali dalam batas-batas regional.

Lebih jauh lagi, dia mengatakan ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan China mengenai Taiwan cenderung tidak menyebabkan perang nuklir karena dia yakin China tidak bisa begitu gegabah untuk berperang dengan Taiwan.

“Konflik di Ukraina dan perang di Timur Tengah antara Israel dan Hamas terlihat sangat berbahaya, namun sebenarnya konflik tersebut dapat dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Konflik tersebut tidak akan menjadi perang antara NATO dan Rusia atau perang antara Iran dan Amerika Serikat,” kata Huang, yang dilansir Newsweek, Minggu (19/11/2023).

Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022 ketika Moskow menginvasi negara tetangganya di Eropa Timur, telah menimbulkan kekhawatiran mengenai pecahnya konflik nuklir seiring dengan retorika para sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)