Menteri Israel Serukan Gaza Dibom Nuklir, Ini Respons Netanyahu
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Warisan Budaya Israel Amihay Eliyahu telah menyerukan militer negaranya mengebom nuklir Jalur Gaza, Palestina, sebagai opsi untuk mengakhiri perang dengan Hamas. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersinggung dengan seruan itu dan menskors Eliyahu.
Seruan Eliyahu muncul dalam sebuah wawancara radio Kol Barama tentang opsi nuklir hipotetis. "Itu salah satu caranya," katanya, mengacu pada opsi serangan nuklir terhadap Gaza.
Dalam wawancara itu disebutkan bahwa menghancurkan Gaza akan membahayakan sekitar 240 sandera—di antaranya warga asing serta warga Israel—yang ditahan sejak Hamas memicu perang dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
“Dalam perang, Anda harus menanggung akibatnya,” jawab sang menteri, seraya menambahkan bahwa dia berdoa agar para sandera kembali.
Seruannya telah menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel.
Eliyahu tidak berada dalam forum kementerian yang menangani perang Gaza. Dia juga tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai kemampuan nuklir Israel—yang tidak diakui pemerintah secara publik—atau kekuatan untuk mengaktifkannya.
"Dia telah diskors dari rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Kantor PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (6/11/2023).
“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami,” lanjut kantor Netanyahu.
Sekitar 9.500 warga Palestina tewas dalam perang Israel di Gaza, menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap taktik militer Zionis.
Dalam postingannya di media sosial, Eliyahu berkata: “Jelas bagi siapa pun yang berakal sehat bahwa pernyataan nuklir itu hanya metafora.”
Namun dia menambahkan: “Respons yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan pendukung mereka bahwa terorisme tidak ada gunanya.”
Pihak Hamas mengecam seruan berbahaya Eliyahu. "Eliyahu mewakili terorisme kriminal Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya (yang) merupakan bahaya bagi seluruh kawasan dan dunia," kata kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Benny Gantz, mantan jenderal yang bergabung dengan Netanyahu di kabinet perang, mengatakan pernyataan Eliyahu telah merusak. “Dan, lebih buruk lagi, menambah penderitaan keluarga para sandera di rumah," katanya.
Seruan Eliyahu muncul dalam sebuah wawancara radio Kol Barama tentang opsi nuklir hipotetis. "Itu salah satu caranya," katanya, mengacu pada opsi serangan nuklir terhadap Gaza.
Dalam wawancara itu disebutkan bahwa menghancurkan Gaza akan membahayakan sekitar 240 sandera—di antaranya warga asing serta warga Israel—yang ditahan sejak Hamas memicu perang dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
“Dalam perang, Anda harus menanggung akibatnya,” jawab sang menteri, seraya menambahkan bahwa dia berdoa agar para sandera kembali.
Seruannya telah menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel.
Eliyahu tidak berada dalam forum kementerian yang menangani perang Gaza. Dia juga tidak mempunyai pengetahuan mendalam mengenai kemampuan nuklir Israel—yang tidak diakui pemerintah secara publik—atau kekuatan untuk mengaktifkannya.
"Dia telah diskors dari rapat kabinet sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Kantor PM Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters, Senin (6/11/2023).
“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai kemenangan kami,” lanjut kantor Netanyahu.
Sekitar 9.500 warga Palestina tewas dalam perang Israel di Gaza, menimbulkan kekhawatiran internasional terhadap taktik militer Zionis.
Dalam postingannya di media sosial, Eliyahu berkata: “Jelas bagi siapa pun yang berakal sehat bahwa pernyataan nuklir itu hanya metafora.”
Namun dia menambahkan: “Respons yang kuat dan tidak proporsional terhadap terorisme jelas diperlukan, yang akan menjelaskan kepada Nazi dan pendukung mereka bahwa terorisme tidak ada gunanya.”
Pihak Hamas mengecam seruan berbahaya Eliyahu. "Eliyahu mewakili terorisme kriminal Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya (yang) merupakan bahaya bagi seluruh kawasan dan dunia," kata kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Benny Gantz, mantan jenderal yang bergabung dengan Netanyahu di kabinet perang, mengatakan pernyataan Eliyahu telah merusak. “Dan, lebih buruk lagi, menambah penderitaan keluarga para sandera di rumah," katanya.
(mas)