Perang 42 Hari, Israel Gagal Lacak 6 Petinggi Hamas Paling Diburu Termasuk Deif
loading...
A
A
A
Haniyeh memperoleh gelar dalam bidang sastra Arab sebelum bergabung dengan Hamas pada tahun 1988. Dia menghabiskan beberapa tahun di penjara Israel pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, ketika pihak berwenang Israel menuduhnya menjalankan sayap keamanan kelompok tersebut.
Dia kembali ke Gaza pada tahun 1993 dan diangkat menjadi dekan Universitas Islam Gaza.
Setelah Israel membebaskan salah satu pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dari penjara pada tahun 1997, Haniyeh dipilih untuk mengepalai kantornya. Dia naik pangkat hingga akhirnya menjadi perdana menteri pemerintah persatuan Palestina pada tahun 2006.
Pada 2007, Haniyeh digulingkan oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas setelah Hamas menguasai Jalur Gaza dengan paksa.
Dianggap sebagai seorang pragmatis, dia berulang kali menyerukan rekonsiliasi dengan Fatah, partai nasionalis Palestina saingannya yang mendukung Abbas, namun tidak membuahkan hasil.
Issa adalah tangan kanan Deif. Menurut media Israel, dia dianggap sebagai target utama NILI, unit khusus yang dibentuk oleh Shin Bet, dinas keamanan internal Israel, dan dinas intelijen Mossad untuk melacak anggota Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober.
Issa adalah wakil panglima cabang militer Hamas. Seperti Deif, Issa telah lolos dari beberapa upaya pembunuhan, termasuk satu upaya pembunuhan pada tahun 2006, menurut harian Israel Yedioth Ahronoth.
Saat itu, dia sedang mengikuti pertemuan yang juga dihadiri Deif. Surat kabar itu juga mengatakan rumahnya telah dibom dua kali, pada tahun 2014 dan 2021.
Dia kembali ke Gaza pada tahun 1993 dan diangkat menjadi dekan Universitas Islam Gaza.
Setelah Israel membebaskan salah satu pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dari penjara pada tahun 1997, Haniyeh dipilih untuk mengepalai kantornya. Dia naik pangkat hingga akhirnya menjadi perdana menteri pemerintah persatuan Palestina pada tahun 2006.
Pada 2007, Haniyeh digulingkan oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas setelah Hamas menguasai Jalur Gaza dengan paksa.
Dianggap sebagai seorang pragmatis, dia berulang kali menyerukan rekonsiliasi dengan Fatah, partai nasionalis Palestina saingannya yang mendukung Abbas, namun tidak membuahkan hasil.
3. Marwan Issa
Petinggi Hamas berusia 58 tahun ini dijuluki sebagai “manusia bayangan”.Issa adalah tangan kanan Deif. Menurut media Israel, dia dianggap sebagai target utama NILI, unit khusus yang dibentuk oleh Shin Bet, dinas keamanan internal Israel, dan dinas intelijen Mossad untuk melacak anggota Hamas yang bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober.
Issa adalah wakil panglima cabang militer Hamas. Seperti Deif, Issa telah lolos dari beberapa upaya pembunuhan, termasuk satu upaya pembunuhan pada tahun 2006, menurut harian Israel Yedioth Ahronoth.
Saat itu, dia sedang mengikuti pertemuan yang juga dihadiri Deif. Surat kabar itu juga mengatakan rumahnya telah dibom dua kali, pada tahun 2014 dan 2021.