Seusai Dikremasi, Abu Raja Bhumibol Dibawa Kembali ke Istana

Sabtu, 28 Oktober 2017 - 11:18 WIB
Seusai Dikremasi, Abu Raja Bhumibol Dibawa Kembali ke Istana
Seusai Dikremasi, Abu Raja Bhumibol Dibawa Kembali ke Istana
A A A
BANGKOK - Abu Raja Bhumibol Adulyadej kembali dibawa ke istana, Jumat (27/10/2017), sebagai bagian dari upacara kremasi lima hari yang dihadiri ratusan ribu pelayat berpakaian hitam.

Bhumibol merupakan raja terlama yang bertahta di dunia saat dia meninggal dunia setahun lalu pada usia 88 tahun. Tujuh dekade kepemimpinannya melalui berbagai momen penting dalam sejarah Thailand modern, termasuk beberapa kudeta, kerusuhan berdarah, bencana alam, dan krisis keuangan regional.

Putranya, Raja Maha Vajiralongkorn, memimpin kremasi ayahnya di ruang krematorium emas dalam upacara di Bangkok, Kamis (26/10). Sebagian besar pelayat tetap menunggu di sekitar lokasi kremasi sambil melihat asap keluar dari krematorium. Sejumlah pelayat meneteskan air mata.

Sejumlah pelayat mulai berkurang, Jumat (27/10/2017) tapi ribuan orang masih berdiri di sepanjang jalan untuk mengikuti prosesi upacara bernilai total USD90 juta tersebut. "Saya tidak dapat mengekspresikan kesedihan saya. Seperti seorang anak yang merindukan orang tua," papar Boonpherm Buatho,56, seorang pembantu rumah tangga, kepada kantor berita Reuters.

Di bawah payung lebar berwarna putih dan emas, Raja Vajiralongkorn memimpin upacara religius untuk membawa kembali abu ayahnya ke istana. Dia menaburi abu itu dengan air suci saat musik klasik Thailand dimainkan.

Abu itu diberkati oleh pemim pin tertinggi biksu Buddha Thailand. Abu raja pun dibawa menuju Grand Palace, tempat jasad sang raja bersemayam sejak meninggal pada Oktober lalu. Meskipun Thailand tidak melakukan survei tentang popularitas kerajaan, tapi raja telah memiliki banyak pengagum dan oleh rakyatnya disebut sebagai ayah.

Upacara kremasi sejak Kamis (26/10) itu membuat Thailand menghentikan semua aktivitas, termasuk meliburkan pusat perbelanjaan, bisnis, perbankan, demi menghormati mendiang raja. Krematorium itu dibangun untuk menghormati raja kesembilan dari Dinasti Chakri.

Berbagai hiasan dibuat, termasuk patung naga dengan bentuk setengah manusia dan setengah kobra. Gambar-gambar para pelayat yang mengenakan pakaian hitam dan membawa foto mendiang raja memenuhi media sosial di Thailand. Para netizen banyak yang menggunakan tagar seperti #rama9, #kingofkings, dan #thegreatestking.

Sabtu (28/10/2017) hari ini, upacara religius untuk mendiang raja tetap digelar di dalam istana. Besok, abu raja akan dibawa ke aula istana tempat peninggalan raja-raja sebelumnya disimpan. Satu prosesi akan digelar untuk membawa abu raja dari istana untuk dipisahkan antara kuil Wat Rajabopidh dan Wat Bovoranives.

Kuil Wat Rajabopidh berisi abu sebagian besar keluarga kerajaan. Kuil Wat Bovoranives merupakan tempat Raja Bhumibol dinobatkan sebagai biksu yang merupakan tradisi bagi sebagian besar pria Thailand. Kuil Bovoranives juga menjadi pusat sekte Thammayut yang didirikan oleh kakek buyut Raja Bhumibol.

Kesetiaan rakyat Thailand kepada Raja Bhumibol dibuktikan dengan berbagai cara. Ada seorang perempuan yang rela berjalan sejauh 750 km untuk mengikuti upacara kremasi tersebut. "Saya telah berjalan jauh hingga semua kuku jari kaki saya terlepas," ungkap Montha Suchit,61, yang berangkat dari Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan, sejak pertengahan September untuk menuju Bangkok. "Ini paling tidak yang dapat kami lakukan untuk membalasnya," papar Montha yang mengenakan pakaian hitam.

Ribuan orang juga sebelumnya telah tidur beberapa hari di atas lembaran kardus agar memperoleh tempat terdekat dengan prosesi kremasi. Mereka hanya menggunakan lembaran plastik untuk melindungi diri dari terik matahari dan terjangan hujan.

"Dia sumber kehidupan bangsa," ujar Sorana Theppanao,60, yang merasa beruntung mendapat tempat dekat lokasi prosesi dengan tidur di tempat tersebut selama tiga hari. Raja Bhumibol membangun kedekatan sangat personal dengan rakyatnya karena dia suka datang ke desa-desa terpencil dan lebih suka menolong rakyat miskin.

Dia tetap memiliki citra positif ketika berbagai kudeta dan unjuk rasa terjadi. Dia juga tidak segan melakukan intervensi pada masa krisis. Citra kerajaan juga dilindungi hukum, di mana setiap orang yang menghina kerajaan dapat menjalani hukuman penjara yang lama.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4306 seconds (0.1#10.140)