Apa Itu Perisai Manusia? Istilah yang Digunakan Israel di Jalur Gaza

Selasa, 14 November 2023 - 05:59 WIB
loading...
A A A
Mengeluarkan perintah evakuasi kepada 1,1 juta orang dan kemudian menjadikan seluruh penduduk sebagai target yang sah juga melanggar prinsip yang sama.

“Mengetuk sebuah gedung (untuk meminta penghuninya mengungsi) mungkin masuk akal, tetapi mengatakan kepada satu juta orang bahwa mereka semua harus keluar karena Anda mengebom semuanya adalah hal yang tidak masuk akal,” kata profesor Cambridge itu kepada Al Jazeera.

“Israel tidak dapat melaksanakan kewajibannya untuk membedakan dengan mengusir warga sipil. Hal ini menempatkan beban perlindungan pada korban, bukan pada penyerang,” imbuhnya.

Bisakah Israel Secara Hukum Menyerang Rumah Sakit Jika Digunakan untuk Melindungi Sasaran Militer?


Rumah sakit dilindungi berdasarkan hukum humaniter, namun status ini dapat hilang jika lokasi rumah sakit digunakan untuk tujuan militer.

“Undang-undang mengatakan rumah sakit dilindungi tetapi segera menambahkan serangkaian pengecualian dimana diperbolehkan mengebom rumah sakit,” kata Gordon.

“Israel mengetahui pengecualian-pengecualian ini dan menganggap rumah sakit sebagai tempat di mana pengecualian-pengecualian tersebut berlaku,” sambungnya.

Gordon dan rekan penulisnya Nicola Perugini menciptakan frasa “hukum medis” buat menggambarkan gagasan untuk menjadikan rumah sakit sebagai pelaksana misi yang berada di luar tugas kemanusiaan mereka untuk membenarkan serangan terhadap rumah sakit.

"Ini adalah strategi yang berulang kali dilakukan oleh militer dan pemerintah Israel untuk melegitimasi serangan terhadap infrastruktur yang menopang kehidupan dan menyelamatkan jiwa serta mengalihkan kesalahan ke pihak Palestina sendiri,” ucap Gordon.

Dalam kasus Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Israel mengatakan pihaknya memberikan bukti dalam beberapa pekan terakhir bahwa pusat komando utama Hamas terletak di bawah gedung, yang menampung setidaknya 5.000 pasien dan ribuan pengungsi lainnya.

Ezzat el-Reshiq, seorang pejabat Hamas, membantah tuduhan bahwa kelompok tersebut menggunakan fasilitas tersebut sebagai tameng bagi militer bawah tanahnya. Pengamat internasional termasuk dokter Norwegia Mads Gilbert, yang bekerja di fasilitas tersebut selama 16 tahun, mengatakan mereka tidak pernah menemukan indikasi adanya aktivitas militer di bawah fasilitas tersebut.

Weller, profesor Cambridge, mencatat bahwa meskipun aktivitas militer terbukti dan lokasi tersebut rentan terhadap serangan, pasien dan staf harus diberi kesempatan untuk mengungsi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1416 seconds (0.1#10.140)