Eks Komandan NATO: Ukraina Bisa Menjadi Korea Baru
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ukraina akan mengalami “keajaiban ala Korea” jika negara itu berhenti berperang, mendapat perlindungan terbatas dari NATO , dan segera membangun kembali negaranya, yang sebaiknya dibayar dengan uang Rusia . Demikian pernyataan purnawirawan Laksamana Amerika Serikat (AS) James Stavridis, mantan komandan tertinggi NATO di Eropa.
Pensiunan perwira angkatan laut itu menawarkan rencana tiga poin untuk Ukraina dalam sebuah kolom yang diterbitkan oleh Bloomberg pada hari Sabtu. Dia berpendapat bahwa dengan menghentikan peperangan melawan Rusia sekarang, Kiev akan mampu menang dalam jangka panjang.
“Ukraina akan menyalip Rusia dalam beberapa dekade dalam hal produk domestik bruto, hasil pertanian secara keseluruhan, dan tentunya dalam hal menjadi masyarakat demokratis yang vital dimana masyarakat ingin hidup,” tulisnya seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Saat ini, kata Stavridis, Kiev tidak dalam posisi “menuntut penarikan penuh Rusia dari wilayahnya, seraya menggembar-gemborkan usulannya sebagai skenario realistis yang akan membuat Ukraina sukses seiring berjalannya waktu.
Ia mengklaim bahwa menghentikan permusuhan akan menjadi pil pahit yang harus ditelan Ukraina.
“Presiden Rusia Vladimir Putin juga akan membenci hasil seperti itu,” imbuhnya.
“Itu berarti dia jelas-jelas gagal dalam tujuannya menaklukkan seluruh Ukraina,” katanya.
Moskow memandang konflik Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang diprakarsai AS melawan Rusia, yang mana warga Ukraina dikorbankan oleh Barat untuk menimbulkan lebih banyak kerusakan. Konflik ini sebenarnya bisa dihindari jika negara-negara Barat tidak mengabaikan kekhawatiran Rusia, atau dihentikan pada bulan-bulan awal konflik dengan melakukan negosiasi perjanjian damai, demikian pendapat para pemimpin Rusia.
Persyaratan gencatan senjata yang diusulkan, yang disetujui Rusia dalam perundingan yang dimediasi Turki tahun lalu, akan menjadikan Ukraina negara demiliterisasi yang netral dengan imbalan jaminan keamanan internasional.
Pensiunan perwira angkatan laut itu menawarkan rencana tiga poin untuk Ukraina dalam sebuah kolom yang diterbitkan oleh Bloomberg pada hari Sabtu. Dia berpendapat bahwa dengan menghentikan peperangan melawan Rusia sekarang, Kiev akan mampu menang dalam jangka panjang.
“Ukraina akan menyalip Rusia dalam beberapa dekade dalam hal produk domestik bruto, hasil pertanian secara keseluruhan, dan tentunya dalam hal menjadi masyarakat demokratis yang vital dimana masyarakat ingin hidup,” tulisnya seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Saat ini, kata Stavridis, Kiev tidak dalam posisi “menuntut penarikan penuh Rusia dari wilayahnya, seraya menggembar-gemborkan usulannya sebagai skenario realistis yang akan membuat Ukraina sukses seiring berjalannya waktu.
Ia mengklaim bahwa menghentikan permusuhan akan menjadi pil pahit yang harus ditelan Ukraina.
“Presiden Rusia Vladimir Putin juga akan membenci hasil seperti itu,” imbuhnya.
“Itu berarti dia jelas-jelas gagal dalam tujuannya menaklukkan seluruh Ukraina,” katanya.
Moskow memandang konflik Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang diprakarsai AS melawan Rusia, yang mana warga Ukraina dikorbankan oleh Barat untuk menimbulkan lebih banyak kerusakan. Konflik ini sebenarnya bisa dihindari jika negara-negara Barat tidak mengabaikan kekhawatiran Rusia, atau dihentikan pada bulan-bulan awal konflik dengan melakukan negosiasi perjanjian damai, demikian pendapat para pemimpin Rusia.
Persyaratan gencatan senjata yang diusulkan, yang disetujui Rusia dalam perundingan yang dimediasi Turki tahun lalu, akan menjadikan Ukraina negara demiliterisasi yang netral dengan imbalan jaminan keamanan internasional.