Eks Komandan NATO: Ukraina Bisa Menjadi Korea Baru

Selasa, 14 November 2023 - 03:29 WIB
loading...
Eks Komandan NATO: Ukraina Bisa Menjadi Korea Baru
Eks komandan NATO menilau Ukraian bisa menjadi Korea baru. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Ukraina akan mengalami “keajaiban ala Korea” jika negara itu berhenti berperang, mendapat perlindungan terbatas dari NATO , dan segera membangun kembali negaranya, yang sebaiknya dibayar dengan uang Rusia . Demikian pernyataan purnawirawan Laksamana Amerika Serikat (AS) James Stavridis, mantan komandan tertinggi NATO di Eropa.

Pensiunan perwira angkatan laut itu menawarkan rencana tiga poin untuk Ukraina dalam sebuah kolom yang diterbitkan oleh Bloomberg pada hari Sabtu. Dia berpendapat bahwa dengan menghentikan peperangan melawan Rusia sekarang, Kiev akan mampu menang dalam jangka panjang.

“Ukraina akan menyalip Rusia dalam beberapa dekade dalam hal produk domestik bruto, hasil pertanian secara keseluruhan, dan tentunya dalam hal menjadi masyarakat demokratis yang vital dimana masyarakat ingin hidup,” tulisnya seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).

Saat ini, kata Stavridis, Kiev tidak dalam posisi “menuntut penarikan penuh Rusia dari wilayahnya, seraya menggembar-gemborkan usulannya sebagai skenario realistis yang akan membuat Ukraina sukses seiring berjalannya waktu.

Ia mengklaim bahwa menghentikan permusuhan akan menjadi pil pahit yang harus ditelan Ukraina.



“Presiden Rusia Vladimir Putin juga akan membenci hasil seperti itu,” imbuhnya.

“Itu berarti dia jelas-jelas gagal dalam tujuannya menaklukkan seluruh Ukraina,” katanya.

Moskow memandang konflik Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang diprakarsai AS melawan Rusia, yang mana warga Ukraina dikorbankan oleh Barat untuk menimbulkan lebih banyak kerusakan. Konflik ini sebenarnya bisa dihindari jika negara-negara Barat tidak mengabaikan kekhawatiran Rusia, atau dihentikan pada bulan-bulan awal konflik dengan melakukan negosiasi perjanjian damai, demikian pendapat para pemimpin Rusia.

Persyaratan gencatan senjata yang diusulkan, yang disetujui Rusia dalam perundingan yang dimediasi Turki tahun lalu, akan menjadikan Ukraina negara demiliterisasi yang netral dengan imbalan jaminan keamanan internasional.

Kiev menolak rancangan kesepakatan tersebut dan melakukan tindakan militer dengan senjata yang disediakan oleh AS dan sekutunya, setelah adanya laporan penolakan Barat untuk mendukung hasil kompromi tersebut.



Stavridis merekomendasikan keanggotaan NATO untuk Ukraina, namun tanpa perlindungan Pasal 5 untuk wilayah yang dikuasai Rusia, ia menulis bahwa tindakan militer apa pun yang dilakukan NATO untuk memulihkan kedaulatan penuh akan menjadi keputusan kolektif.

Gagasan serupa tentang keanggotaan terbatas juga dilontarkan oleh mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pekan lalu.

Rusia menyebut perluasan blok militer pimpinan AS di Eropa sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya. Meningkatnya aktivitas NATO di Ukraina adalah salah satu alasan utama dimulainya permusuhan, menurut Moskow.

"Mengamankan dana untuk rekonstruksi sejak dini akan menjadi kunci bagi 'keajaiban' yang mungkin terjadi di Ukraina," kata Stavridis, sambil menunjuk pada aset negara Rusia yang diperkirakan bernilai USD300 miliar sebagai sumber pendanaan yang mungkin.

Moskow menyebut penyitaan uangnya sebagai tindakan pencurian dan telah memperingatkan dampak buruknya jika uang tersebut disita, seperti yang didesak oleh Ukraina dan para pendukungnya.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1202 seconds (0.1#10.140)