Siswa SD Ini Diberi PR Hitung 10.000 Butir Beras, Jam 2 Pagi Belum Rampung, Keluarganya Frustrasi
loading...
A
A
A
Tujuan utama latihan ini adalah untuk menguji keluwesan berpikir, meningkatkan kemampuan analisis logis siswa. Metode ini tidak hanya membantu siswa mengurangi stres belajar siang dan malam tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan penting.
Penjelasan guru membuat orang tua terkejut dan mengungkapkan bahwa keluarga itu belum diberitahu tentang metode penghitungan ini, sehingga menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman tentang PR yang diberikan guru.
Setelah di-posting di media sosial, kejadian tersebut mendapat beragam pendapat.
Meskipun ada yang mendukung metode pengajaran baru ini untuk membantu anak-anak mempelajari dan mempraktikkan berbagai keterampilan selain membaca buku teks, ada pula yang percaya bahwa PR tersebut adalah tanggung jawab orang tua karena anak tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut sendirian.
Guru perlu memberi tahu orang tua siswa terlebih dahulu dan tidak boleh membiarkan orang tua siswa tidak mengetahui metode pengajaran tersebut. Oleh karena itu, tidak salah jika keluarga siswa mengatakan bahwa kemampuan mengajar gurunya kurang baik.
Kejadian ini adalah bagian dari tren yang berkembang di China di mana para guru menambahkan latihan-latihan yang tidak konvensional ke dalam pengetahuan buku teks tradisional.
Selain sekadar menyelesaikan latihan di buku kerja, siswa juga diberikan tugas praktis seperti mencuci kaki orang tua atau membantu orang tua memasak. Setelah anak-anak menyelesaikan tugas-tugas ini, mereka berbagi pengalaman mereka di kelas.
Latihan-latihan ini bertujuan untuk membantu anak-anak menghargai dan memahami perjuangan orang tua mereka, serta mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan mereka terhadap orang yang mereka cintai.
Salah satu latihan tersebut, penghitungan anak itik, telah menarik banyak minat. Ini menantang siswa untuk mengembangkan kesabaran, dan ketelitian serta membantu mengasah karakter mereka.
Penjelasan guru membuat orang tua terkejut dan mengungkapkan bahwa keluarga itu belum diberitahu tentang metode penghitungan ini, sehingga menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman tentang PR yang diberikan guru.
Setelah di-posting di media sosial, kejadian tersebut mendapat beragam pendapat.
Meskipun ada yang mendukung metode pengajaran baru ini untuk membantu anak-anak mempelajari dan mempraktikkan berbagai keterampilan selain membaca buku teks, ada pula yang percaya bahwa PR tersebut adalah tanggung jawab orang tua karena anak tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut sendirian.
Guru perlu memberi tahu orang tua siswa terlebih dahulu dan tidak boleh membiarkan orang tua siswa tidak mengetahui metode pengajaran tersebut. Oleh karena itu, tidak salah jika keluarga siswa mengatakan bahwa kemampuan mengajar gurunya kurang baik.
Kejadian ini adalah bagian dari tren yang berkembang di China di mana para guru menambahkan latihan-latihan yang tidak konvensional ke dalam pengetahuan buku teks tradisional.
Selain sekadar menyelesaikan latihan di buku kerja, siswa juga diberikan tugas praktis seperti mencuci kaki orang tua atau membantu orang tua memasak. Setelah anak-anak menyelesaikan tugas-tugas ini, mereka berbagi pengalaman mereka di kelas.
Latihan-latihan ini bertujuan untuk membantu anak-anak menghargai dan memahami perjuangan orang tua mereka, serta mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan mereka terhadap orang yang mereka cintai.
Salah satu latihan tersebut, penghitungan anak itik, telah menarik banyak minat. Ini menantang siswa untuk mengembangkan kesabaran, dan ketelitian serta membantu mengasah karakter mereka.
(mas)