Eropa Siap Jatuhkan Sanksi Lebih Ketat kepada Korut
A
A
A
LONDON - Para menteri Eropa berharap dapat meningkatkan tekanan pada rezim Korea Utara (Korut) setelah menyetujui sanksi baru terhadap negara tersebut. Begitu pernyataan yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.
Pada sebuah pertemuan di Luksemburg, para menteri luar negeri akan kembali merencanakan untuk memotong sumber uang tunai yang membantu menopang program rudal nuklir Kim Jong-un. Ada rencana ekspansi investasi Uni Eropa (UE) di negara nakal itu dan minyak Eropa tidak akan lagi diekspor ke Korut.
Lebih banyak nama akan ditambahkan ke daftar pejabat rezim dan perusahaan yang terkena pembekuan aset dan larangan bepergian. Transaksi pribadi ke Korut akan dibatasi sampai 5.000 euro, padahal sebelumnya dimungkinkan untuk mengirim hingga 15.000 euro.
Pembatasan terhadap pekerja Korut di UE juga akan diperkuat sebagai bagian dari rencana untuk mengekang uang yang membuat jalannya kembali ke rezim tersebut, walaupun tidak ada yang berbasis di Inggris.
Johnson mengatakan bahwa tekanan ekonomi yang meningkat pada Pyongyang adalah cara terbaik untuk mengekang program rudal ilegal.
"Korea Utara terus menimbulkan ancaman yang tidak dapat diterima masyarakat internasional, itulah sebabnya Inggris, bekerja sama dengan sekutu Eropa kami, telah mendapatkan satu set sanksi baru yang ketat terhadap rezim tersebut," ujar Johnson seperti dikutip dari ITV, Senin (16/10/2017).
"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, rezim Korut harus bertanggung jawab penuh atas tindakan yang telah diberlakukan oleh masyarakat internasional terhadapnya, termasuk sanksi-sanksi ini," sambungnya.
"Memaksimalkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara adalah cara paling efektif untuk menekan Pyongyang untuk menghentikan tindakan ilegal dan agresifnya," tukasnya.
Pada sebuah pertemuan di Luksemburg, para menteri luar negeri akan kembali merencanakan untuk memotong sumber uang tunai yang membantu menopang program rudal nuklir Kim Jong-un. Ada rencana ekspansi investasi Uni Eropa (UE) di negara nakal itu dan minyak Eropa tidak akan lagi diekspor ke Korut.
Lebih banyak nama akan ditambahkan ke daftar pejabat rezim dan perusahaan yang terkena pembekuan aset dan larangan bepergian. Transaksi pribadi ke Korut akan dibatasi sampai 5.000 euro, padahal sebelumnya dimungkinkan untuk mengirim hingga 15.000 euro.
Pembatasan terhadap pekerja Korut di UE juga akan diperkuat sebagai bagian dari rencana untuk mengekang uang yang membuat jalannya kembali ke rezim tersebut, walaupun tidak ada yang berbasis di Inggris.
Johnson mengatakan bahwa tekanan ekonomi yang meningkat pada Pyongyang adalah cara terbaik untuk mengekang program rudal ilegal.
"Korea Utara terus menimbulkan ancaman yang tidak dapat diterima masyarakat internasional, itulah sebabnya Inggris, bekerja sama dengan sekutu Eropa kami, telah mendapatkan satu set sanksi baru yang ketat terhadap rezim tersebut," ujar Johnson seperti dikutip dari ITV, Senin (16/10/2017).
"Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, rezim Korut harus bertanggung jawab penuh atas tindakan yang telah diberlakukan oleh masyarakat internasional terhadapnya, termasuk sanksi-sanksi ini," sambungnya.
"Memaksimalkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Korea Utara adalah cara paling efektif untuk menekan Pyongyang untuk menghentikan tindakan ilegal dan agresifnya," tukasnya.
(ian)