Profil Pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin: Lumpuh sejak Kecil, Melawan Israel dari Kursi Roda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin. Itulah nama lengkap salah satu pendiri Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Gaza yang sekarang sedang perang besar dengan Israel.
Lahir pada Juni 1936 dan meninggal pada 22 Maret 2004, Yassin merupakan politikus dan imam Palestina. Dia mendirikan Hamas pada 1987 dan menjabat sebagai pemimpin spiritual organisasi tersebut.
Yassin menderita lumpuh permanen setelah kecelakaan olahraga pada usia 12 tahun.
Kondisinya juga hampir buta. Praktis, dia memimpin Hamas melawan Israel selama bertahun-tahun dari kursi roda.
Dia meninggal, lebih tepatnya dibunuh, pada 2004 ketika sebuah helikopter tempur Israel menembakkan rudal ke arahnya saat dia sedang didorong pengawalnya seusai salat subuh di Kota Gaza.
Tak hanya Yassin, serangan rudal itu juga menewaskan pengawalnya dan sembilan orang yang berada di dekatnya.
Yassin lahir di al-Jura, sebuah desa kecil dekat kota Ashkelon, di British Mandate of Palestine. Menurut paspor Palestina, dia lahir 1 Januari 1929, namun dia pernah mengaku sebenarnya lahir pada musim panas 1936.
Ayahnya; Abdullah Yassin, meninggal saat dia berusia tiga tahun. Setelah itu, dia dikenal di lingkungannya sebagai Ahmad Sa'ada merujuk pada nama ibunya; Sa'ada al-Habeel. Hal ini untuk membedakannya dengan anak dari ketiga istri ayahnya yang lain.
Yassin memiliki empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Dia dan seluruh keluarganya melarikan diri ke Gaza, menetap di Kamp al-Shati setelah desanya dibersihkan secara etnis oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama Perang Arab-Israel tahun 1948.
Lahir pada Juni 1936 dan meninggal pada 22 Maret 2004, Yassin merupakan politikus dan imam Palestina. Dia mendirikan Hamas pada 1987 dan menjabat sebagai pemimpin spiritual organisasi tersebut.
Yassin menderita lumpuh permanen setelah kecelakaan olahraga pada usia 12 tahun.
Kondisinya juga hampir buta. Praktis, dia memimpin Hamas melawan Israel selama bertahun-tahun dari kursi roda.
Dia meninggal, lebih tepatnya dibunuh, pada 2004 ketika sebuah helikopter tempur Israel menembakkan rudal ke arahnya saat dia sedang didorong pengawalnya seusai salat subuh di Kota Gaza.
Tak hanya Yassin, serangan rudal itu juga menewaskan pengawalnya dan sembilan orang yang berada di dekatnya.
Baca Juga
Profil Sheikh Ahmed Yassin Sang Pendiri Hamas
Yassin lahir di al-Jura, sebuah desa kecil dekat kota Ashkelon, di British Mandate of Palestine. Menurut paspor Palestina, dia lahir 1 Januari 1929, namun dia pernah mengaku sebenarnya lahir pada musim panas 1936.
Ayahnya; Abdullah Yassin, meninggal saat dia berusia tiga tahun. Setelah itu, dia dikenal di lingkungannya sebagai Ahmad Sa'ada merujuk pada nama ibunya; Sa'ada al-Habeel. Hal ini untuk membedakannya dengan anak dari ketiga istri ayahnya yang lain.
Yassin memiliki empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Dia dan seluruh keluarganya melarikan diri ke Gaza, menetap di Kamp al-Shati setelah desanya dibersihkan secara etnis oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama Perang Arab-Israel tahun 1948.