Profil Pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin: Lumpuh sejak Kecil, Melawan Israel dari Kursi Roda
loading...
A
A
A
Yassin muda pernah mendaftar dan sempat kuliah di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Namun dia tidak dapat melanjutkan kuliah karena kondisi kesehatannya memburuk.
Dia akhirnya dididik di rumah dengan berbagai disiplin ilmu, seperti filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi. Sosoknya yang pintar dan memiliki pengetahuan duniawi yang luas, membuat banyak orang tertarik menjadi pengikutnya. Saat itu, dia aktif ceramah setelah salat Jumat dan pengikutnya semakin banyak.
Untuk menopang hidup, Yassin muda bekerja sebagai guru bahasa Arab di sebuah sekolah dasar di Rimal, Gaza—tentu dengan kondisinya yang menggunakan kursi roda.
Dari waktu ke waktu, Yassin semakin populer. Pengikutnya semakin bertambah. Dia menikah dengan salah satu kerabat dekat; Halima Yassin, pada 1960 di usia 22 tahun. Pasangan ini mempunyai 11 anak.
Yassin muda aktif terlibat dalam mendirikan cabang Ikhwanul Muslimin di Palestina. Pada 1973, dia mendirikan badan amal Islam Mujama al-Islamiya di Gaza dan diakui oleh Israel pada 1979.
Pada 1984, dia dan beberapa orang lainnya dipenjara karena diam-diam menimbun senjata. Pada 1985, dia dibebaskan sebagai bagian dari Perjanjian Jibril.
Pada tahun 1987, selama Intifada Pertama, Yassin mendirikan Hamas bersama Abdel Aziz al-Rantisi. Hamas awalnya dimaksudkan sebagai sayap paramiliter Ikhwanul Muslimin Palestina.
Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memerintahkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina yang berkomplot dengan Israel.
Pada 1997, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian dengan Yordania menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap pemimpin Hamas Khaled Mashal oleh Mossad di Yordania.
Yassin dibebaskan sebagai ganti dua agen Mossad yang telah ditangkap oleh otoritas Yordania, dengan syarat dia menahan diri untuk tidak terus menyerukan bom bunuh diri terhadap Israel.
Dia akhirnya dididik di rumah dengan berbagai disiplin ilmu, seperti filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi. Sosoknya yang pintar dan memiliki pengetahuan duniawi yang luas, membuat banyak orang tertarik menjadi pengikutnya. Saat itu, dia aktif ceramah setelah salat Jumat dan pengikutnya semakin banyak.
Untuk menopang hidup, Yassin muda bekerja sebagai guru bahasa Arab di sebuah sekolah dasar di Rimal, Gaza—tentu dengan kondisinya yang menggunakan kursi roda.
Dari waktu ke waktu, Yassin semakin populer. Pengikutnya semakin bertambah. Dia menikah dengan salah satu kerabat dekat; Halima Yassin, pada 1960 di usia 22 tahun. Pasangan ini mempunyai 11 anak.
Dirikan Hamas dan Melawan Israel
Yassin muda aktif terlibat dalam mendirikan cabang Ikhwanul Muslimin di Palestina. Pada 1973, dia mendirikan badan amal Islam Mujama al-Islamiya di Gaza dan diakui oleh Israel pada 1979.
Pada 1984, dia dan beberapa orang lainnya dipenjara karena diam-diam menimbun senjata. Pada 1985, dia dibebaskan sebagai bagian dari Perjanjian Jibril.
Pada tahun 1987, selama Intifada Pertama, Yassin mendirikan Hamas bersama Abdel Aziz al-Rantisi. Hamas awalnya dimaksudkan sebagai sayap paramiliter Ikhwanul Muslimin Palestina.
Pada 1989, Yassin ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memerintahkan pembunuhan terhadap orang-orang Palestina yang berkomplot dengan Israel.
Pada 1997, Yassin dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian dengan Yordania menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap pemimpin Hamas Khaled Mashal oleh Mossad di Yordania.
Yassin dibebaskan sebagai ganti dua agen Mossad yang telah ditangkap oleh otoritas Yordania, dengan syarat dia menahan diri untuk tidak terus menyerukan bom bunuh diri terhadap Israel.