Konvoi Bantuan Jadi Sasaran Serangan, 2 Truk Rusak dan Pengemudi Terluka
loading...
A
A
A
JALUR GAZA - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan konvoi bantuan kemanusiaan menjadi sasaran serangan di Kota Gaza .
"Dua truk rusak dan seorang pengemudi terluka ringan ketika konvoi ICRC, yang membawa pasokan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan termasuk ke rumah sakit Al Quds dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, dilalap api," kata LSM medis tersebut seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (8/11/2023).
ICRC mengatakan pihaknya sangat prihatin atas insiden tersebut dan mengingatkan pihak-pihak yang bertikai akan kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional untuk menghormati dan melindungi pekerja kemanusiaan setiap saat.
Pernyataan itu tidak menyebutkan sumber serangan terhadap konvoi yang terdiri dari lima truk dan dua kendaraan ICRC tersebut.
ICRC mengatakan setelah insiden itu, konvoi tersebut mengubah rutenya untuk mencapai Rumah Sakit al-Shifa, tempat mereka mengirimkan pasokan medis.
Konvoi tersebut kemudian menemani enam ambulans yang membawa pasien luka kritis ke penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir.
“Kondisi seperti ini tidak bisa dilakukan oleh personel kemanusiaan,” kata William Schomburg, kepala sub-delegasi ICRC di Jalur Gaza.
“Memastikan bahwa bantuan penting dapat mencapai fasilitas medis adalah kewajiban hukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” imbuhnya.
ICRC, sebuah organisasi netral yang berbasis di Jenewa, telah mengawal pasien dan mengangkut tawanan yang dibebaskan keluar dari Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober, pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut hitungan pejabat kesehatan Gaza.
Hampir dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi internal, menurut angka PBB, dan ribuan orang mencari perlindungan di rumah sakit, termasuk di tempat penampungan sementara di tempat parkir mobil mereka.
Rumah sakit di wilayah kantong tersebut mendapat serangan, dan banyak rumah sakit yang kesulitan untuk terus beroperasi di tengah kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
PBB mengatakan layanan kesehatan, sanitasi, air dan makanan di Gaza mendekati “titik puncaknya”.
"Dua truk rusak dan seorang pengemudi terluka ringan ketika konvoi ICRC, yang membawa pasokan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan termasuk ke rumah sakit Al Quds dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, dilalap api," kata LSM medis tersebut seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (8/11/2023).
ICRC mengatakan pihaknya sangat prihatin atas insiden tersebut dan mengingatkan pihak-pihak yang bertikai akan kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional untuk menghormati dan melindungi pekerja kemanusiaan setiap saat.
Pernyataan itu tidak menyebutkan sumber serangan terhadap konvoi yang terdiri dari lima truk dan dua kendaraan ICRC tersebut.
ICRC mengatakan setelah insiden itu, konvoi tersebut mengubah rutenya untuk mencapai Rumah Sakit al-Shifa, tempat mereka mengirimkan pasokan medis.
Konvoi tersebut kemudian menemani enam ambulans yang membawa pasien luka kritis ke penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir.
“Kondisi seperti ini tidak bisa dilakukan oleh personel kemanusiaan,” kata William Schomburg, kepala sub-delegasi ICRC di Jalur Gaza.
“Memastikan bahwa bantuan penting dapat mencapai fasilitas medis adalah kewajiban hukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” imbuhnya.
ICRC, sebuah organisasi netral yang berbasis di Jenewa, telah mengawal pasien dan mengangkut tawanan yang dibebaskan keluar dari Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober, pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut hitungan pejabat kesehatan Gaza.
Hampir dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza menjadi pengungsi internal, menurut angka PBB, dan ribuan orang mencari perlindungan di rumah sakit, termasuk di tempat penampungan sementara di tempat parkir mobil mereka.
Rumah sakit di wilayah kantong tersebut mendapat serangan, dan banyak rumah sakit yang kesulitan untuk terus beroperasi di tengah kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
PBB mengatakan layanan kesehatan, sanitasi, air dan makanan di Gaza mendekati “titik puncaknya”.
(ian)