Itamar Ben-Gvir, Menteri Israel yang Pernah Dilarang Ikut Wajib Militer karena Terlalu Radikal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Itamar Ben-Gvir memiliki julukan sebagai ‘Menteri Kekacauan’. Status tersebut tersemat akibat banyaknya kontroversi yang dibuatnya selama ini.
Ben-Gvir lahir di Mevaseret Zion pada 1976. Pada latar belakangnya, ia berasal dari keluarga imigran Yahudi asal Irak.
Seiring waktu, Ben-Gvir telah tumbuh menjadi seorang pengacara dan politisi kenamaan di Israel. Namun, selain itu ia juga dianggap sebagai aktivis ekstremis sayap kanan yang dikenal radikal.
Ben-Gvir memiliki reputasi buruk sejak remaja, khususnya terkait sikap anti-Palestina yang sepertinya sudah mendarah daging. Sejak itu, ia sering melakukan tindakan provokasi terhadap warga Palestina dalam berbagai bentuk.
Ben-Gvir juga pernah bergabung dengan kelompok terlarang bernama Kach di Israel. Hal ini turut menambah panjang deretan kontroversinya selama usia muda.
Sempat menjadi pengacara, sejak 2019 Ben-Gvir ditunjuk menjadi pemimpin partai sayap kanan Otzma Yehudit. Menariknya, partai tersebut berhasil masuk parlemen pada Pemilu 2021 setelah bergabung dengan Partai Persatuan Nasional pimpinan Bezalel Smotrich.
Mengutip Al Jazeera, Selasa (7/11/2023), Ben-Gvir kemudian diangkat menjadi Menteri Keamanan Nasional Israel. Meski sudah menyandang jabatan tinggi, namun kontroversinya masih berlanjut.
Pada awal tahun 2023 lalu, ia pernah mendapat kritik dari dunia internasional ketika mengunjungi Temple Mount. Negara-negara Arab menganggap kedatangannya itu sebagai tindakan provokatif dan tidak menghormati status quo situs suci.
Melihat kehidupan Ben-Gvir, dulunya ia pernah ditolak mengikuti wajib militer. Alasannya karena ia dianggap terlalu berbahaya sebagai seorang aktivis sayap kanan.
Pada riwayatnya, Israel memang memiliki program wajib militer yang diperuntukkan bagi warga negaranya. Nantinya, mereka akan berdinas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ketika menginjak usia 18 tahun.
Namun, pengecualian diberikan kepada Ben-Gvir. Akibat reputasinya yang dianggap terlalu radikal sebagai anggota partai sayap kanan, ia pun dibebaskan dari dinas militer IDF.
Demikian ulasan mengenai sosok Itamar Ben-Gvir, Menteri Israel yang pernah ditolak wajib militer karena dianggap terlalu radikal.
Ben-Gvir lahir di Mevaseret Zion pada 1976. Pada latar belakangnya, ia berasal dari keluarga imigran Yahudi asal Irak.
Seiring waktu, Ben-Gvir telah tumbuh menjadi seorang pengacara dan politisi kenamaan di Israel. Namun, selain itu ia juga dianggap sebagai aktivis ekstremis sayap kanan yang dikenal radikal.
Sosok Itamar Ben-Gvir
Ben-Gvir memiliki reputasi buruk sejak remaja, khususnya terkait sikap anti-Palestina yang sepertinya sudah mendarah daging. Sejak itu, ia sering melakukan tindakan provokasi terhadap warga Palestina dalam berbagai bentuk.
Ben-Gvir juga pernah bergabung dengan kelompok terlarang bernama Kach di Israel. Hal ini turut menambah panjang deretan kontroversinya selama usia muda.
Sempat menjadi pengacara, sejak 2019 Ben-Gvir ditunjuk menjadi pemimpin partai sayap kanan Otzma Yehudit. Menariknya, partai tersebut berhasil masuk parlemen pada Pemilu 2021 setelah bergabung dengan Partai Persatuan Nasional pimpinan Bezalel Smotrich.
Mengutip Al Jazeera, Selasa (7/11/2023), Ben-Gvir kemudian diangkat menjadi Menteri Keamanan Nasional Israel. Meski sudah menyandang jabatan tinggi, namun kontroversinya masih berlanjut.
Pada awal tahun 2023 lalu, ia pernah mendapat kritik dari dunia internasional ketika mengunjungi Temple Mount. Negara-negara Arab menganggap kedatangannya itu sebagai tindakan provokatif dan tidak menghormati status quo situs suci.
Dilarang Mengikuti Wajib Militer
Melihat kehidupan Ben-Gvir, dulunya ia pernah ditolak mengikuti wajib militer. Alasannya karena ia dianggap terlalu berbahaya sebagai seorang aktivis sayap kanan.
Pada riwayatnya, Israel memang memiliki program wajib militer yang diperuntukkan bagi warga negaranya. Nantinya, mereka akan berdinas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ketika menginjak usia 18 tahun.
Namun, pengecualian diberikan kepada Ben-Gvir. Akibat reputasinya yang dianggap terlalu radikal sebagai anggota partai sayap kanan, ia pun dibebaskan dari dinas militer IDF.
Demikian ulasan mengenai sosok Itamar Ben-Gvir, Menteri Israel yang pernah ditolak wajib militer karena dianggap terlalu radikal.
(ian)