Israel Mengakui Assad sebagai Pemenang Perang Suriah

Rabu, 04 Oktober 2017 - 02:17 WIB
Israel Mengakui Assad sebagai Pemenang Perang Suriah
Israel Mengakui Assad sebagai Pemenang Perang Suriah
A A A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan, Presiden Bashar al-Assad memenangkan perang sipil di Suriah. Dia pun mendesak Amerika Serikat (AS) untuk lebih banyak terlibat karena musuh Tel Aviv, yakni pasukan Iran dan Hizbullah Libanon mendapatkan posisi di Suriah.

Komentar Lieberman pada hari Selasa tersebut merupakan kebalikan dari prediksi Israel sejak awal. Ketika perang sipil Suriah pecah tahun 2011 para pejabat tinggi Tel Aviv memprediksi bahwa pemerintahan Assad akan kehilangan kendali atas negaranya dan pemimpin Damaskus itu akan digulingkan.

”Saya melihat antrean internasional yang panjang yang berbaris untuk merayu Assad, termasuk negara-negara Barat, termasuk (negara-negara) Sunni moderat. Tiba-tiba semua orang ingin mendekati Assad. Ini belum pernah terjadi sebelumnya karena Assad menang, semua orang antre,” kata Lieberman kepada media Israel, Walla, yang dilansir Reuters, Rabu (4/10/2017).

Rezim Assad memang nyaris kalah dalam perang sipil di negaranya. Tapi, pada akhir tahun 2015 situasi berubah setelah Rusia menolong Assad dengan intervensi militer. Militer Moskow berdiri di pihak Damaskus bersama dua musuh bebuyutan Israel, Iran dan Hizbullah Libanon.

AS memfokuskan operasinya Suriah untuk memerangi kelompok militan seperti ISIS. Namun, Israel cemas karena pengaruh Iran yang kuat di Suriah dianggap sebagai ancaman besar. Tel Aviv sudah berupaya meyakinkan Washington dan Moskow atas kecemasannya tersebut.

Dalam satu dasawarsa di bawah pemerintahan keluarga Assad, Suriah telah menjadi musuh Israel. Tentara kedua negara ini pernah bentrok pada tahun 1948, 1967, 1973 dan 1982
.
Meskipun negara Yahudi itu secara politik menahan diri dari intervensi perang sipil Suriah secara langsung, Israel sejatinya telah mencoba untuk mempengaruhi kekuatan dunia yang terlibat dalam konflik. Tujuannya, mencegah Iran dan Hizbullah berada di dekat wilayah utara negara yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu.

”Kami berharap AS akan lebih aktif di arena Suriah dan Timur Tengah pada umumnya,” kata Lieberman. ”Kami dihadapkan dengan orang-orang Rusia, Iran, dan juga orang-orang Turki serta Hizbullah, dan ini bukan masalah sederhana untuk ditangani, setiap hari.”

”Amerika Serikat memiliki cukup banyak tantangan tersendiri, namun sebagai sebuah tren semakin Amerika Serikat aktif, semakin baik untuk negara Israel,” imbuh Lieberman.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4538 seconds (0.1#10.140)