China Tes Rudal Pembunuh Kapal Induk, AS Tembakkan Rudal Minuteman III
loading...
A
A
A
BEIJING - Di tengah perseteruan yang memanas antara China dengan Amerika Serikat (AS), kedua negara bersenjata nuklir ini sama-sama menguji tembak rudal balistik kebanggaan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.
Pada hari Senin, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan uji tembak dua rudal balistik selama latihan militer. Satunya adalah rudal balistik jarak pendek Dongfeng-16 (DF-16) dan satunya lagi rudal balistik jarak menengah (IRBM) Dongfeng-26 (DF-26). (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
DF-26 dirancang untuk menyerang sasaran yang jaraknya ribuan mil. Senjata ini dijuluki sebagai "rudal pembunuh kapal induk".
"Kami berada dalam keadaan yang sangat waspada untuk pertempuran, untuk memastikan tindakan kami cepat dan tepat," kata Liu Yang, komandan brigade yang melakukan tes misil, seperti dari situs berita PLA, 81.cn, Kamis (6/8/2020).
Dongfeng-26 memiliki jangkauan sekitar 2.500 mil dan telah disebut-sebut sebagai "rudal pembunuh kapal induk" yang mampu membahayakan armada tempur AS di wilayah Indo-Pasifik. Misil ini memiliki jangkauan untuk menyerang instalasi AS di Guam dari pantai China.
Menurut laporan itu, latihan digelar untuk menguji seberapa cepat tentara PLARF dapat menanggapi serangan nuklir yang masuk. Dalam video tersebut, mereka terlihat mengenakan perlengkapan pelindung saat mereka bergegas ke peluncur rudal mobile mereka, kemudian membawanya ke platform di dataran yang terlihat bersiap untuk meluncurkan rudal.
Sementara itu, tepat setelah tengah malam pada tanggal 4 Agustus 2020, Komando Serangan Global Angkatan Udara AS menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) LGM-30 Minuteman III yang tidak berhulu ledak yang dilengkapi dengan tiga kendaraan re-entry. (Baca: AS Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III ke Samudra Pasifik )
Dalam serangan nuklir nyata, masing-masing rudal Minuteman III akan membawa hulu ledak nuklirnya sendiri dan melanjutkan untuk menyerang target yang terpisah.
Rudal yang diuji tembak terbang sekitar 4.200 mil dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di pantai California ke Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall.
“Minuteman III berusia 50 tahun, dan peluncuran uji lanjutan sangat penting dalam memastikan keandalannya hingga 2030-an ketika Ground Base Strategic Deterrent sudah sepenuhnya ada. Yang paling penting, pesan keamanan nasional yang terlihat ini berfungsi untuk meyakinkan sekutu kita dan mencegah potensi agresor," kata komandan Skadron Uji Penerbangan ke-576 Kolonel Omar Colbert dalam rilisnya yang dilansir AFP.
Meski uji coba misil Minuteman III berlangsung di saat ketegangan AS dan China memanas, namun Komando Serangan Global Angkatan Udara Amerika menegaskan uji misil tersebut tidak ada hubungannya dengan isu dunia dan kawasan yang terjadi saat ini.
Pada hari Senin, Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan uji tembak dua rudal balistik selama latihan militer. Satunya adalah rudal balistik jarak pendek Dongfeng-16 (DF-16) dan satunya lagi rudal balistik jarak menengah (IRBM) Dongfeng-26 (DF-26). (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
DF-26 dirancang untuk menyerang sasaran yang jaraknya ribuan mil. Senjata ini dijuluki sebagai "rudal pembunuh kapal induk".
"Kami berada dalam keadaan yang sangat waspada untuk pertempuran, untuk memastikan tindakan kami cepat dan tepat," kata Liu Yang, komandan brigade yang melakukan tes misil, seperti dari situs berita PLA, 81.cn, Kamis (6/8/2020).
Dongfeng-26 memiliki jangkauan sekitar 2.500 mil dan telah disebut-sebut sebagai "rudal pembunuh kapal induk" yang mampu membahayakan armada tempur AS di wilayah Indo-Pasifik. Misil ini memiliki jangkauan untuk menyerang instalasi AS di Guam dari pantai China.
Menurut laporan itu, latihan digelar untuk menguji seberapa cepat tentara PLARF dapat menanggapi serangan nuklir yang masuk. Dalam video tersebut, mereka terlihat mengenakan perlengkapan pelindung saat mereka bergegas ke peluncur rudal mobile mereka, kemudian membawanya ke platform di dataran yang terlihat bersiap untuk meluncurkan rudal.
Sementara itu, tepat setelah tengah malam pada tanggal 4 Agustus 2020, Komando Serangan Global Angkatan Udara AS menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) LGM-30 Minuteman III yang tidak berhulu ledak yang dilengkapi dengan tiga kendaraan re-entry. (Baca: AS Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua Minuteman III ke Samudra Pasifik )
Dalam serangan nuklir nyata, masing-masing rudal Minuteman III akan membawa hulu ledak nuklirnya sendiri dan melanjutkan untuk menyerang target yang terpisah.
Rudal yang diuji tembak terbang sekitar 4.200 mil dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di pantai California ke Atol Kwajalein di Kepulauan Marshall.
“Minuteman III berusia 50 tahun, dan peluncuran uji lanjutan sangat penting dalam memastikan keandalannya hingga 2030-an ketika Ground Base Strategic Deterrent sudah sepenuhnya ada. Yang paling penting, pesan keamanan nasional yang terlihat ini berfungsi untuk meyakinkan sekutu kita dan mencegah potensi agresor," kata komandan Skadron Uji Penerbangan ke-576 Kolonel Omar Colbert dalam rilisnya yang dilansir AFP.
Meski uji coba misil Minuteman III berlangsung di saat ketegangan AS dan China memanas, namun Komando Serangan Global Angkatan Udara Amerika menegaskan uji misil tersebut tidak ada hubungannya dengan isu dunia dan kawasan yang terjadi saat ini.
(min)