Marks and Spencer Bikin Emosi, Warna Bendera Palestina Dibakar di Perapian
loading...
A
A
A
LONDON - Retailer Inggris Marks and Spencer mengeluarkan permintaan maaf setelah diprotes publik karena iklan menjelang Natal yang memicu kemarahan.
Iklan itu menurut beberapa pengguna menggambarkan pembakaran bendera Palestina, karena warna bendera Palestina terlihat dibakar di perapian.
“Kami membagikan gambar cuplikan dari iklan Pakaian dan Rumah Natal kami, yang direkam pada bulan Agustus. Itu menunjukkan topi pesta Natal tradisional berwarna merah, hijau dan perak di perapian,” ungkap pernyataan perusahaan itu.
Menurut Marks and Spencer, “Hal ini hanya ingin menunjukkan secara main-main bahwa beberapa orang tidak suka memakai topi kertas Natal selama musim perayaan.”
Postingan kontroversial tersebut telah dihapus dari media sosial, dan perusahaan tersebut mengatakan mereka meminta maaf “atas segala kerugian yang tidak disengaja.”
Sementara itu, Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) mengulangi seruannya untuk melindungi warga sipil di Gaza.
UNICEF menambahkan lebih dari 400 anak dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari selama 25 hari berturut-turut serangan brutal Israel.
“Serangan sebesar ini terhadap lingkungan pemukiman padat penduduk dapat menimbulkan dampak yang tidak pandang bulu dan sama sekali tidak dapat diterima,” tegas pernyataan badan tersebut.
UNICEF mengutip laporan bahwa lebih dari 3.500 anak-anak Palestina terbunuh dan lebih dari 6.800 lainnya terluka sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
Iklan itu menurut beberapa pengguna menggambarkan pembakaran bendera Palestina, karena warna bendera Palestina terlihat dibakar di perapian.
“Kami membagikan gambar cuplikan dari iklan Pakaian dan Rumah Natal kami, yang direkam pada bulan Agustus. Itu menunjukkan topi pesta Natal tradisional berwarna merah, hijau dan perak di perapian,” ungkap pernyataan perusahaan itu.
Menurut Marks and Spencer, “Hal ini hanya ingin menunjukkan secara main-main bahwa beberapa orang tidak suka memakai topi kertas Natal selama musim perayaan.”
Postingan kontroversial tersebut telah dihapus dari media sosial, dan perusahaan tersebut mengatakan mereka meminta maaf “atas segala kerugian yang tidak disengaja.”
Sementara itu, Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) mengulangi seruannya untuk melindungi warga sipil di Gaza.
UNICEF menambahkan lebih dari 400 anak dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari selama 25 hari berturut-turut serangan brutal Israel.
“Serangan sebesar ini terhadap lingkungan pemukiman padat penduduk dapat menimbulkan dampak yang tidak pandang bulu dan sama sekali tidak dapat diterima,” tegas pernyataan badan tersebut.
UNICEF mengutip laporan bahwa lebih dari 3.500 anak-anak Palestina terbunuh dan lebih dari 6.800 lainnya terluka sejak konflik antara Hamas dan Israel pecah pada 7 Oktober 2023.
Lihat Juga: 3 Alasan Hamas Ingin Menghentikan Perang di Gaza, Nomor 2 Sikap Negara Islam Mengecewakan
(sya)