Arab Saudi Kecam Serangan Israel terhadap Kamp Pengungsi Gaza: Tak Manusiawi!
loading...
A
A
A
"Sinwar tidak peduli dengan rakyat Gaza," katanya, merujuk pada pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
"Dia dengan sengaja membangun infrastruktur Hamas di bawah rumah-rumah penduduk," ujarnya.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikendalikan Hamas, setidaknya 400 orang di kamp pengungsi Jabalia tewas dan terluka setelah serangan udara Israel.
Pernyataan kecaman Arab Saudi merupakan tanda terbaru bahwa perang Israel-Hamas telah mematahkan upaya normalisasi hubungan antara kerajaan Islam tersebut dengan Israel.
Sebelum serangan Hamas 7 Oktober lalu yang memicu perang besar sekarang ini, Amerika Serikat hampir menjadi perantara kesepakatan yang memungkinkan Arab Saudi–rumah bagi situs-situs paling suci umat Islam–mengakui Negara Israel untuk pertama kalinya.
Para pendukung kesepakatan normalisasi tersebut percaya bahwa perjanjian tersebut dapat mengubah Timur Tengah, setelah beberapa dekade di mana Israel memiliki hubungan diplomatik, komersial dan keamanan yang sangat terbatas dengan negara-negara tetangganya.
Pada bulan Oktober, seeorang sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan kepada AFP bahwa Riyadh telah memutuskan untuk “menghentikan diskusi mengenai kemungkinan normalisasi”.
Arab Saudi sebelumnya telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan operasi darat lebih lanjut di Jalur Gaza.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
"Dia dengan sengaja membangun infrastruktur Hamas di bawah rumah-rumah penduduk," ujarnya.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikendalikan Hamas, setidaknya 400 orang di kamp pengungsi Jabalia tewas dan terluka setelah serangan udara Israel.
Pernyataan kecaman Arab Saudi merupakan tanda terbaru bahwa perang Israel-Hamas telah mematahkan upaya normalisasi hubungan antara kerajaan Islam tersebut dengan Israel.
Sebelum serangan Hamas 7 Oktober lalu yang memicu perang besar sekarang ini, Amerika Serikat hampir menjadi perantara kesepakatan yang memungkinkan Arab Saudi–rumah bagi situs-situs paling suci umat Islam–mengakui Negara Israel untuk pertama kalinya.
Para pendukung kesepakatan normalisasi tersebut percaya bahwa perjanjian tersebut dapat mengubah Timur Tengah, setelah beberapa dekade di mana Israel memiliki hubungan diplomatik, komersial dan keamanan yang sangat terbatas dengan negara-negara tetangganya.
Pada bulan Oktober, seeorang sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan kepada AFP bahwa Riyadh telah memutuskan untuk “menghentikan diskusi mengenai kemungkinan normalisasi”.
Arab Saudi sebelumnya telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan operasi darat lebih lanjut di Jalur Gaza.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(mas)