Serangan Udara Israel Tewaskan Komandan Hamas Pembentuk Unit Paralayang
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Serangan udara Israel menewaskan seorang komandan Hamas pembentuk unit paralayang yang turut dalam penyerangan mendadak pada 7 Oktober lalu.
Pejabat militer Israel mengkonfirmasi bahwa Nasim Abu Ajina, komandan Batalion Beit Lahia dari Brigade Utara Hamas, tewas dalam serangan udara di Jalur Gaza pada Senin malam.
Rekaman yang dibagikan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan jet tempur Zionis menyerang rumahnya. Serangkaian ledakan besar terlihat dalam video tersebut.
Abu Ajina bertanggung jawab atas invasi 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang dan 239 orang disandera. Serangan ini dimulai dengan paralayang yang turun di festival musik Nova dekat kibbutz Re'im saat fajar dan membantai banyak orang yang tengah bersuka ria.
Pengunjung festival melihat orang-orang berjatuhan di sekitar mereka ketika lebih dari 250 orang tewas dalam serangan mendadak lintas batas yang memicu konflik terburuk Israel-Palestina selama beberapa dekade.
IDF mengatakan kematian Abu Ajina merupakan pukulan telak terhadap kemampuan Hamas dalam mengganggu operasi IDF di lapangan.
"Jet tempur yang dipandu oleh informasi intelijen dari Amman dan Shin Bet, tadi malam membunuh komandan batalion Beit Lahia di divisi utara Hamas, Nasim Abu Ajina, yang melakukan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Kibbutz Erez dan Moshav Netiv Hathara," bunyi postingan IDF di X, sebelumnya Twitter.
“Di masa lalu, dia memimpin angkatan udara Hamas, dan mengambil bagian dalam pengembangan kemampuan drone dan paraglider milik organisasi teroris tersebut. Mengeliminasinya merupakan kerusakan yang signifikan terhadap upaya organisasi teroris Hamas dalam mengganggu operasi darat IDF," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (1/11/2023).
Jet-jet tempur Israel terus menggempur Jalur Gaza tanpa henti. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 8.525 orang tewas akibat kampanye pemboman tersebut dengan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa hal itu berarti 'menyerah' kepada kelompok Hamas yang telah ia janjikan untuk dihancurkan.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
Pejabat militer Israel mengkonfirmasi bahwa Nasim Abu Ajina, komandan Batalion Beit Lahia dari Brigade Utara Hamas, tewas dalam serangan udara di Jalur Gaza pada Senin malam.
Rekaman yang dibagikan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan jet tempur Zionis menyerang rumahnya. Serangkaian ledakan besar terlihat dalam video tersebut.
Baca Juga
Abu Ajina bertanggung jawab atas invasi 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang dan 239 orang disandera. Serangan ini dimulai dengan paralayang yang turun di festival musik Nova dekat kibbutz Re'im saat fajar dan membantai banyak orang yang tengah bersuka ria.
Pengunjung festival melihat orang-orang berjatuhan di sekitar mereka ketika lebih dari 250 orang tewas dalam serangan mendadak lintas batas yang memicu konflik terburuk Israel-Palestina selama beberapa dekade.
IDF mengatakan kematian Abu Ajina merupakan pukulan telak terhadap kemampuan Hamas dalam mengganggu operasi IDF di lapangan.
"Jet tempur yang dipandu oleh informasi intelijen dari Amman dan Shin Bet, tadi malam membunuh komandan batalion Beit Lahia di divisi utara Hamas, Nasim Abu Ajina, yang melakukan serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober di Kibbutz Erez dan Moshav Netiv Hathara," bunyi postingan IDF di X, sebelumnya Twitter.
“Di masa lalu, dia memimpin angkatan udara Hamas, dan mengambil bagian dalam pengembangan kemampuan drone dan paraglider milik organisasi teroris tersebut. Mengeliminasinya merupakan kerusakan yang signifikan terhadap upaya organisasi teroris Hamas dalam mengganggu operasi darat IDF," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (1/11/2023).
Jet-jet tempur Israel terus menggempur Jalur Gaza tanpa henti. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan 8.525 orang tewas akibat kampanye pemboman tersebut dengan kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa hal itu berarti 'menyerah' kepada kelompok Hamas yang telah ia janjikan untuk dihancurkan.
Lihat Juga: IDF Terbitkan 1.100 Surat Perintah Penangkapan bagi Penghindar Wajib Militer Yahudi Ultra-Ortodoks
(ian)