Hampir 1 Juta Orang Teken Petisi Desak Bos WHO Mundur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hampir satu juta orang telah menandatangani petisi online yang mendesak Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk mundur. Pria asal Ethiopia itu dianggap gagal menangani pandemi virus Corona baru, COVID-19, yang telah menewaskan 1,8 juta orang diseluruh dunia.
Petisi itu merujuk keengganan Tedros pada 23 Januari untuk menetapkan wabah virus Corona yang saat itu merebak di Wuhan, China, sebagai keadaan darurat kesehatan global. Wuhan diyakini menjadi titik awal penyebaran virus yang tidak dapat diobati saat ini.
Tedros, yang memimpin WHO sejak Juli 2017, dianggap terlalu mempercayai data kematian dan jumlah korban terinfeksi yang diberikan oleh pemerintah China tanpa melakukan investigasi terlebih dahulu.
"Jumlah yang terinfeksi dan kematian telah meningkat lebih dari sepuluh kali (terinfeksi dari 800 - mendekati 10.000) hanya dalam 5 hari. Sebagian dari jumlah itu terkait dengan sikap menganggap enten Tedros Adhanom Ghebreyesus," bunyi petisi online yang telah diteken 889.900.
"Kami berpikir keras bahwa Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak cocok untuk perannya sebagai Direktur Jenderal WHO. Kami menyerukan Pengunduran Diri Segera Tedros Adhanom Ghebreyesus," sambung petisi itu.
"Banyak dari kita benar-benar kecewa, kami percaya WHO seharusnya netral secara politik," demikian bunyi petisi yang dimuat di situs Change.org yang dipantau Sindonews, Senin (13/4/2020).
Petisi itu juga meminta agar WHO tidak menganaktirikan Taiwan karena alasan politik.
"Teknologi mereka jauh lebih maju daripada beberapa negara di daftar yang dipilih WHO," demikian bunyi petisi tersebut.
Menurut data situs pemantau online, worldometers.info, sebanyak 1.817.968 orang di seluruh dunia terifeksi virus COVID-19. Setidaknya 112.370 orang meninggal dan 416.217 dinyatakan sembuh.
Petisi itu merujuk keengganan Tedros pada 23 Januari untuk menetapkan wabah virus Corona yang saat itu merebak di Wuhan, China, sebagai keadaan darurat kesehatan global. Wuhan diyakini menjadi titik awal penyebaran virus yang tidak dapat diobati saat ini.
Tedros, yang memimpin WHO sejak Juli 2017, dianggap terlalu mempercayai data kematian dan jumlah korban terinfeksi yang diberikan oleh pemerintah China tanpa melakukan investigasi terlebih dahulu.
"Jumlah yang terinfeksi dan kematian telah meningkat lebih dari sepuluh kali (terinfeksi dari 800 - mendekati 10.000) hanya dalam 5 hari. Sebagian dari jumlah itu terkait dengan sikap menganggap enten Tedros Adhanom Ghebreyesus," bunyi petisi online yang telah diteken 889.900.
"Kami berpikir keras bahwa Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak cocok untuk perannya sebagai Direktur Jenderal WHO. Kami menyerukan Pengunduran Diri Segera Tedros Adhanom Ghebreyesus," sambung petisi itu.
"Banyak dari kita benar-benar kecewa, kami percaya WHO seharusnya netral secara politik," demikian bunyi petisi yang dimuat di situs Change.org yang dipantau Sindonews, Senin (13/4/2020).
Petisi itu juga meminta agar WHO tidak menganaktirikan Taiwan karena alasan politik.
"Teknologi mereka jauh lebih maju daripada beberapa negara di daftar yang dipilih WHO," demikian bunyi petisi tersebut.
Menurut data situs pemantau online, worldometers.info, sebanyak 1.817.968 orang di seluruh dunia terifeksi virus COVID-19. Setidaknya 112.370 orang meninggal dan 416.217 dinyatakan sembuh.
(ber)