3 Negara yang Terlibat dalam Perang Enam Hari Melawan Israel
loading...
A
A
A
GAZA - Perang Enam Hari atau Six-Day War merupakan salah satu pertempuran bersejarah yang berlangsung antara negara-negara Arab melawan Israel . Pada edisi ini, ada beberapa negara Arab yang bergabung menjadi satu koalisi.
Melihat riwayatnya, Perang Enam Hari menjadi pertempuran ketiga antara negara Arab dengan Israel. Latar belakangnya masih seputar pendirian negara Israel pada 1948 yang memicu kemarahan negara-negara Arab.
Mengutip laman History, Rabu (25/10/2023), pemicu utama Six-Day War adalah sengketa perbatasan antara Israel dan sejumlah negara Arab. Alasan dikenal sebagai ‘Perang Enam Hari’ karena jalannya pertempuran berlangsung selama jangka waktu tersebut, tepatnya 5-10 Juni 1967.
Pada sisi negara-negara Arab, mereka membentuk koalisi yang berisikan sejumlah anggota. Siapa sajakah mereka?
Pada kasus Six-Day War, Mesir juga kembali tampil menjadi inisiator koalisi negara Arab. Sekitar April 1967, terjadi pertempuran udara antara Israel dan Suriah.
Beberapa waktu berselang, Mesir mendapat informasi dari intelijen Uni Soviet yang menyebutkan Israel sedang memindahkan pasukan ke perbatasan utara dengan Suriah. Meski informasi itu belum dipastikan kebenarannya, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser tetap bertindak.
Sebagai bentuk dukungan kepada Suriah, Nasser memerintahkan pasukannya bergerak ke Semenanjung Sinai. Di sana, mereka juga mengusir pasukan perdamaian PBB yang menjaga perbatasan dengan Israel selama sedekade lebih.
Hari-hari berikutnya, Nasser semakin berapi-api. Ia pun memblokade jalur-jalur ke Israel yang melewati wilayahnya.
Seminggu berselang, Nasser menandatangani perjanjian pertahanan dengan Raja Hussein dari Yordania. Hal ini ikut menjadikan Yordania sebagai bagian dari koalisi menentang Israel.
Pada 5 Juni 1967, perang meletus dengan diawali serangan udara Israel yang mengincar wilayah Mesir. Tak lama setelahnya, mereka sudah berhasil melumpuhkan Mesir dan beralih ke negara Arab lain.
Baca Juga: 4 Strategi Hamas Mendapatkan Senjata dari Korea Utara dan Rusia, dari Penyelundupan via Laut hingga Pasar Gelap
Sekitar tahun 1960-an, Suriah memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet. Mereka juga mendapat bantuan senjata untuk melakukan perlawanan terhadap Israel.
Pada 1964, Suriah berupaya mengembalikan hulu Sungai Yordan, namun digagalkan oleh pemboman Israel. Sebagai bentuk balasan, Suriah juga menembaki komunitas Israel yang menduduki Dataran Tinggi Golan.
Pada 13 Mei 1967, Suriah mendapat informasi bahwa pasukan Israel sudah berkumpul di perbatasan. Segera mereka bersama Mesir mengaktifkan pakta militernya untuk persiapan perang.
Saat berjalannya perang, Suriah memang sempat menyerang sejumlah wilayah Israel dengan pesawat pengebom. Namun, segera Israel melakukan serangan balik dan membuat keadaan berbalik.
Pada pertemuan 30 Mei 1967, Raja Hussein disajikan sebuah perjanjian yang sudah ditandatangani Mesir dan Suriah. Isinya adalah keputusan militer Suriah yang akan dipimpin seorang jenderal Mesir.
Melihat perjanjian tersebut, Raja Hussein menyarankan Nasser untuk mengganti posisi Suriah dengan Yordania. Alasannya karena menganggap militer negaranya cukup kuat untuk melawan Israel.
Itulah sejumlah negara yang terlibat dalam Perang Enam Hari melawan Israel. Sebagai informasi, pada akhirnya pertempuran Six-Day War dimenangkan Israel.
Melihat riwayatnya, Perang Enam Hari menjadi pertempuran ketiga antara negara Arab dengan Israel. Latar belakangnya masih seputar pendirian negara Israel pada 1948 yang memicu kemarahan negara-negara Arab.
Mengutip laman History, Rabu (25/10/2023), pemicu utama Six-Day War adalah sengketa perbatasan antara Israel dan sejumlah negara Arab. Alasan dikenal sebagai ‘Perang Enam Hari’ karena jalannya pertempuran berlangsung selama jangka waktu tersebut, tepatnya 5-10 Juni 1967.
Pada sisi negara-negara Arab, mereka membentuk koalisi yang berisikan sejumlah anggota. Siapa sajakah mereka?
Negara yang Terlibat Perang Enam Hari melawan Israel
1. Mesir
Saat Israel mendeklarasikan kemerdekaan, Mesir menjadi salah satu negara yang paling menentangnya. Mereka pun mulai menyerukan perlawanan bersama negara-negara Arab lain.Pada kasus Six-Day War, Mesir juga kembali tampil menjadi inisiator koalisi negara Arab. Sekitar April 1967, terjadi pertempuran udara antara Israel dan Suriah.
Beberapa waktu berselang, Mesir mendapat informasi dari intelijen Uni Soviet yang menyebutkan Israel sedang memindahkan pasukan ke perbatasan utara dengan Suriah. Meski informasi itu belum dipastikan kebenarannya, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser tetap bertindak.
Sebagai bentuk dukungan kepada Suriah, Nasser memerintahkan pasukannya bergerak ke Semenanjung Sinai. Di sana, mereka juga mengusir pasukan perdamaian PBB yang menjaga perbatasan dengan Israel selama sedekade lebih.
Hari-hari berikutnya, Nasser semakin berapi-api. Ia pun memblokade jalur-jalur ke Israel yang melewati wilayahnya.
Seminggu berselang, Nasser menandatangani perjanjian pertahanan dengan Raja Hussein dari Yordania. Hal ini ikut menjadikan Yordania sebagai bagian dari koalisi menentang Israel.
Pada 5 Juni 1967, perang meletus dengan diawali serangan udara Israel yang mengincar wilayah Mesir. Tak lama setelahnya, mereka sudah berhasil melumpuhkan Mesir dan beralih ke negara Arab lain.
Baca Juga: 4 Strategi Hamas Mendapatkan Senjata dari Korea Utara dan Rusia, dari Penyelundupan via Laut hingga Pasar Gelap
2. Suriah
Suriah juga cukup menentang pendirian negara Israel. Mereka bahkan sudah beberapa kali terlibat konflik dengan negara tersebut.Sekitar tahun 1960-an, Suriah memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet. Mereka juga mendapat bantuan senjata untuk melakukan perlawanan terhadap Israel.
Pada 1964, Suriah berupaya mengembalikan hulu Sungai Yordan, namun digagalkan oleh pemboman Israel. Sebagai bentuk balasan, Suriah juga menembaki komunitas Israel yang menduduki Dataran Tinggi Golan.
Pada 13 Mei 1967, Suriah mendapat informasi bahwa pasukan Israel sudah berkumpul di perbatasan. Segera mereka bersama Mesir mengaktifkan pakta militernya untuk persiapan perang.
Saat berjalannya perang, Suriah memang sempat menyerang sejumlah wilayah Israel dengan pesawat pengebom. Namun, segera Israel melakukan serangan balik dan membuat keadaan berbalik.
3. Yordania
Awalnya, Yordania tidak memiliki hubungan baik dengan Mesir. Namun, ketika Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser mendapat banyak dukungan negara Arab untuk menghancurkan Israel, Raja Hussein beralih untuk memperbaiki hubungan.Pada pertemuan 30 Mei 1967, Raja Hussein disajikan sebuah perjanjian yang sudah ditandatangani Mesir dan Suriah. Isinya adalah keputusan militer Suriah yang akan dipimpin seorang jenderal Mesir.
Melihat perjanjian tersebut, Raja Hussein menyarankan Nasser untuk mengganti posisi Suriah dengan Yordania. Alasannya karena menganggap militer negaranya cukup kuat untuk melawan Israel.
Itulah sejumlah negara yang terlibat dalam Perang Enam Hari melawan Israel. Sebagai informasi, pada akhirnya pertempuran Six-Day War dimenangkan Israel.
(ahm)