Jelang Israel Invasi ke Lebanon, 19.000 Warga Pilih Mengungsi
loading...
A
A
A
Abunajela mengatakan pergerakan masyarakat tidak membantu situasi yang sudah “memburuk” di negara tersebut.
“Di tengah situasi ekonomi yang memburuk dan peningkatan kemiskinan yang signifikan di seluruh populasi di Lebanon, pengungsian internal dapat menambah tekanan pada sumber daya masyarakat yang menampungnya,” katanya.
Banyak orang yang melarikan diri dari Lebanon selatan telah pindah ke utara menuju kota pesisir Tirus, yang berjarak 18 km (11 mil) dari perbatasan.
Inaya Ezzeddine, seorang anggota parlemen dari Tyre, mengatakan gerakan tersebut memberikan tekanan pada keluarga yang menampung para pengungsi dan pemerintah negara yang sedang berjuang melawan krisis ekonomi.
“Perang ini terjadi di tengah krisis ekonomi yang sangat besar dan masyarakat tidak mempunyai perbekalan,” kata Ezzeddine kepada kantor berita Reuters, seraya menambahkan bahwa sekitar 6.000 orang mengungsi di Tyre dan tiga sekolah digunakan untuk menampung sebagian dari mereka.
“Kami tidak bisa membuka semua sekolah karena sekolah masih beroperasi. Setiap sekolah yang kami buka [untuk pengungsi], kami melarang siswanya untuk menggunakannya,” tambahnya.
Meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok bersenjata berpotensi ikut perang untuk mendukung Hamas. Para analis telah memperingatkan bahwa Hizbullah dapat meningkatkan keterlibatannya jika Israel melancarkan invasi darat ke Gaza.
Hizbullah mengatakan 27 pejuangnya tewas dalam bentrokan sejak 7 Oktober. Sumber keamanan Lebanon mengatakan 11 pejuang dari kelompok Palestina di Lebanon, yang bersekutu dengan Hizbullah, juga tewas, menurut kantor berita Reuters.
Militer Israel mengatakan tujuh tentara tewas di sepanjang wilayah perbatasan.
“Di tengah situasi ekonomi yang memburuk dan peningkatan kemiskinan yang signifikan di seluruh populasi di Lebanon, pengungsian internal dapat menambah tekanan pada sumber daya masyarakat yang menampungnya,” katanya.
Banyak orang yang melarikan diri dari Lebanon selatan telah pindah ke utara menuju kota pesisir Tirus, yang berjarak 18 km (11 mil) dari perbatasan.
Inaya Ezzeddine, seorang anggota parlemen dari Tyre, mengatakan gerakan tersebut memberikan tekanan pada keluarga yang menampung para pengungsi dan pemerintah negara yang sedang berjuang melawan krisis ekonomi.
“Perang ini terjadi di tengah krisis ekonomi yang sangat besar dan masyarakat tidak mempunyai perbekalan,” kata Ezzeddine kepada kantor berita Reuters, seraya menambahkan bahwa sekitar 6.000 orang mengungsi di Tyre dan tiga sekolah digunakan untuk menampung sebagian dari mereka.
“Kami tidak bisa membuka semua sekolah karena sekolah masih beroperasi. Setiap sekolah yang kami buka [untuk pengungsi], kami melarang siswanya untuk menggunakannya,” tambahnya.
Meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok bersenjata berpotensi ikut perang untuk mendukung Hamas. Para analis telah memperingatkan bahwa Hizbullah dapat meningkatkan keterlibatannya jika Israel melancarkan invasi darat ke Gaza.
Hizbullah mengatakan 27 pejuangnya tewas dalam bentrokan sejak 7 Oktober. Sumber keamanan Lebanon mengatakan 11 pejuang dari kelompok Palestina di Lebanon, yang bersekutu dengan Hizbullah, juga tewas, menurut kantor berita Reuters.
Militer Israel mengatakan tujuh tentara tewas di sepanjang wilayah perbatasan.
(ahm)