Hamas Diduga Gunakan Senjata Korut, Bisa Kacaukan Perang Darat Israel di Gaza
loading...
A
A
A
Namun sebuah surat kabar pemerintah Korea Utara itu menerbitkan sebuah artikel yang menyalahkan Israel atas “tindakan kriminal yang terus-menerus terhadap rakyat Palestina".
Stutzriem mengatakan penemuan persenjataan Korea Utara yang dimiliki kelompok militan seperti Hamas seharusnya tidak mengejutkan.
“Korea Utara telah lama melakukan penjualan senjata ilegal,” kata Stutzriem.
“Komunitas intelijen telah mengamati hal ini selama beberapa dekade, sejak awal tahun 1990an. Cara rezim ini meningkatkan pendapatan adalah dengan menjual sebagian besar, hampir seluruhnya ke negara-negara yang menentang negara-negara demokrasi sekutunya di dunia," paparnya.
Menurut Stutzriem, kemungkinan besar Iran memfasilitasi pengadaan senjata-senjata tersebut.
Menurut Dewan Keamanan PBB, Pyongyang memiliki sejarah menjual rudal dan berbagi teknologi nuklir dengan negara-negara seperti Mesir, Iran, Libya, Suriah, dan Uni Emirat Arab.
Pada tahun 2009, Israel melaporkan sebuah pesawat kargo Korea Utara yang disita di Thailand sedang dalam perjalanan ke Hamas dan Hizbullah, membawa lebih dari 35 ton persenjataan, termasuk roket dan RPG.
"Menghentikan rezim mengambil keuntungan melalui penjualan senjata adalah sangat sulit,” kata Bruce Bennett, peneliti internasional/pertahanan di RAND Corporation.
“Korea Utara dapat mengirim senjata dengan kapal atau pesawat menuju Iran. Dan kemudian Iran dapat mengirim mereka ke Mesir dan kemudian ke Gaza,” kata Bennett.
“Ada beberapa hal yang dapat kami lakukan untuk mencegat beberapa kapal tersebut, namun selama masih ada kapal pihak ketiga atau pesawat pihak ketiga, sulit untuk menghentikan aliran semacam itu.”
Stutzriem mengatakan penemuan persenjataan Korea Utara yang dimiliki kelompok militan seperti Hamas seharusnya tidak mengejutkan.
“Korea Utara telah lama melakukan penjualan senjata ilegal,” kata Stutzriem.
“Komunitas intelijen telah mengamati hal ini selama beberapa dekade, sejak awal tahun 1990an. Cara rezim ini meningkatkan pendapatan adalah dengan menjual sebagian besar, hampir seluruhnya ke negara-negara yang menentang negara-negara demokrasi sekutunya di dunia," paparnya.
Menurut Stutzriem, kemungkinan besar Iran memfasilitasi pengadaan senjata-senjata tersebut.
Menurut Dewan Keamanan PBB, Pyongyang memiliki sejarah menjual rudal dan berbagi teknologi nuklir dengan negara-negara seperti Mesir, Iran, Libya, Suriah, dan Uni Emirat Arab.
Pada tahun 2009, Israel melaporkan sebuah pesawat kargo Korea Utara yang disita di Thailand sedang dalam perjalanan ke Hamas dan Hizbullah, membawa lebih dari 35 ton persenjataan, termasuk roket dan RPG.
"Menghentikan rezim mengambil keuntungan melalui penjualan senjata adalah sangat sulit,” kata Bruce Bennett, peneliti internasional/pertahanan di RAND Corporation.
“Korea Utara dapat mengirim senjata dengan kapal atau pesawat menuju Iran. Dan kemudian Iran dapat mengirim mereka ke Mesir dan kemudian ke Gaza,” kata Bennett.
“Ada beberapa hal yang dapat kami lakukan untuk mencegat beberapa kapal tersebut, namun selama masih ada kapal pihak ketiga atau pesawat pihak ketiga, sulit untuk menghentikan aliran semacam itu.”