5 Fakta Pasang Surut Hubungan Yordania-Israel, Salah Satunya Penjaga Masjid Al-Aqsa
loading...
A
A
A
Pada tahun 1924, Dewan Muslim Tertinggi, yang merupakan badan tertinggi yang bertanggung jawab atas urusan komunitas Muslim di Palestina yang dikuasai Inggris pada saat itu, memilih seorang anggota dinasti Hashemite sebagai penjaga masjid. Al-Aqsa adalah salah satu situs paling suci umat Islam dan salah satu contoh arsitektur Islam tertua yang masih ada.
Keluarga kerajaan Yordania telah beberapa kali merenovasi Al-Aqsa dalam satu abad terakhir.
Foto/Reuters
Namun saat ini, Yordania juga menghadapi tantangan yang lebih praktis, seiring dengan semakin intensifnya perang Israel di Gaza.
Yordania bergantung pada perjanjian airnya dengan Israel. Hubungannya dengan Israel dan AS menjadi pendorong perekonomian negara tersebut, yang terpukul karena ketergantungannya pada pariwisata selama pandemi COVID-19.
Namun Yordania tidak bisa membiarkan perang meningkat.
Mereka mengutuk pemboman Israel di Gaza dan keprihatinan kemanusiaan yang serius yang timbul sebagai dampaknya, sejalan dengan advokasi mereka untuk penyelesaian masalah Palestina.
Sebagai tuan rumah bagi jutaan migran dari Palestina, Suriah dan Irak, Yordania juga sangat waspada terhadap gelombang baru pengungsi Palestina, yang secara historis diusir dari tanah air mereka oleh Israel dan tidak dapat kembali lagi.
Yordania bersikeras bahwa warga Palestina harus tetap tinggal di tanah air mereka jika ingin membentuk negara sendiri di masa depan.
Keluarga kerajaan Yordania telah beberapa kali merenovasi Al-Aqsa dalam satu abad terakhir.
5. Yordania Khawatir dengan Operasi Badai Al-Aqsa
Foto/Reuters
Namun saat ini, Yordania juga menghadapi tantangan yang lebih praktis, seiring dengan semakin intensifnya perang Israel di Gaza.
Yordania bergantung pada perjanjian airnya dengan Israel. Hubungannya dengan Israel dan AS menjadi pendorong perekonomian negara tersebut, yang terpukul karena ketergantungannya pada pariwisata selama pandemi COVID-19.
Namun Yordania tidak bisa membiarkan perang meningkat.
Mereka mengutuk pemboman Israel di Gaza dan keprihatinan kemanusiaan yang serius yang timbul sebagai dampaknya, sejalan dengan advokasi mereka untuk penyelesaian masalah Palestina.
Sebagai tuan rumah bagi jutaan migran dari Palestina, Suriah dan Irak, Yordania juga sangat waspada terhadap gelombang baru pengungsi Palestina, yang secara historis diusir dari tanah air mereka oleh Israel dan tidak dapat kembali lagi.
Yordania bersikeras bahwa warga Palestina harus tetap tinggal di tanah air mereka jika ingin membentuk negara sendiri di masa depan.
(ahm)