5 Alasan Hizbullah Akan Berperang Melawan Israel, dari Dendam Sejarah hingga Memiliki 60.000 Pejuang
loading...
A
A
A
Namun, dia tidak menutup kemungkinan terjadinya perang. Dia mengatakan Iran masih bisa mengaktifkan proksinya terhadap Israel jika Iran menganggap sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk menyerang Israel.
AS menyadari risiko ini dan telah mengirim dua kapal induk ke Mediterania timur untuk mencegah kelompok yang didukung Iran menargetkan Israel. Israel mungkin mempunyai rencana sendiri yang mengeksploitasi upaya diplomatik dan militer AS untuk menyerang Hizbullah terlebih dahulu, kata Blanford.
Foto/Reuters
Hizbullah mempunyai kapasitas untuk “menimbulkan dampak buruk pada Israel” namun masih kalah, kata Slim.
Dia percaya bahwa kelompok tersebut dapat mempertahankan serangan terhadap Israel yang menghancurkan infrastruktur penting negara tersebut seperti bandara Ben-Gurion dan jaringan listrik utama. Namun pada akhirnya, Israel dapat menghancurkan sebagian besar wilayah Lebanon.
“Di Suriah, perangnya berbeda. Hizbullah berperang melawan berbagai milisi – yang didanai oleh beberapa pemerintah Arab – namun tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mesin perkasa yaitu militer Israel,” kata Slim.
Dalam konflik yang lebih luas, Israel kemungkinan akan menerapkan apa yang mereka sebut “Doktrin Dahiya” – yang diambil dari nama lingkungan sipil dan basis Hizbullah di Beirut selatan – yang mengharuskan penggunaan kekuatan tidak proporsional yang menargetkan infrastruktur sipil dan militer.
AS menyadari risiko ini dan telah mengirim dua kapal induk ke Mediterania timur untuk mencegah kelompok yang didukung Iran menargetkan Israel. Israel mungkin mempunyai rencana sendiri yang mengeksploitasi upaya diplomatik dan militer AS untuk menyerang Hizbullah terlebih dahulu, kata Blanford.
5. Percaya Diri Mampu Menghancurkan Israel
Foto/Reuters
Hizbullah mempunyai kapasitas untuk “menimbulkan dampak buruk pada Israel” namun masih kalah, kata Slim.
Dia percaya bahwa kelompok tersebut dapat mempertahankan serangan terhadap Israel yang menghancurkan infrastruktur penting negara tersebut seperti bandara Ben-Gurion dan jaringan listrik utama. Namun pada akhirnya, Israel dapat menghancurkan sebagian besar wilayah Lebanon.
“Di Suriah, perangnya berbeda. Hizbullah berperang melawan berbagai milisi – yang didanai oleh beberapa pemerintah Arab – namun tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan mesin perkasa yaitu militer Israel,” kata Slim.
Dalam konflik yang lebih luas, Israel kemungkinan akan menerapkan apa yang mereka sebut “Doktrin Dahiya” – yang diambil dari nama lingkungan sipil dan basis Hizbullah di Beirut selatan – yang mengharuskan penggunaan kekuatan tidak proporsional yang menargetkan infrastruktur sipil dan militer.
(ahm)