AS Siap Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat Pendukung Maduro

Selasa, 08 Agustus 2017 - 11:24 WIB
AS Siap Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat Pendukung Maduro
AS Siap Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat Pendukung Maduro
A A A
WASHINGTON - Pemerintahan Trump sedang mempersiapkan sanksi terhadap kelompok pejabat Venezuela yang terkait dengan Presiden Nicolas Maduro. Sanksi tersebut sebagai tanggapan atas pembentukan lembaga legislatif superbody baru yang menuai kecaman dunia.

"Langkah baru itu, mulai dari pembekuan aset perorangan di AS, larangan melakukan perjalanan ke AS, dan larangan warga AS melakukan bisnis dengan mereka, dapat diluncurkan pada awal minggu ini," ucap salah satu pejabat pemerintah seperti disitir dari Reuters, Selasa (8/8/2017).

"Tidak ada keputusan akhir yang dibuat mengenai daftar target baru, yang kemungkinan mencakup jumlah yang cukup signifikan, atau tepat pada saat pengumuman tersebut," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Washington sebelumnya telah menjatuhkan sanksi kepada Maduro sendiri pada pekan lalu menyusul tindakan serupa terhadap 13 tokoh Venezuela pada 26 Juli.

Baca Juga: Jatuhkan Sanksi ke Maduro, AS Sebut Pemilu Venezuela Tak Sah

Sanksi berikutnya diperkirakan akan memberikan denda jangka pendek terhadap minyak Venezuela sektor yang dianggap vital, yang dianggap sebagai sanksi paling sulit, kata sumber pemerintah AS.

"Kami ingin memberi ruang lebih banyak jika tindakan Maduro berlanjut, tidak melakukan semuanya dan setiap orang yang bertahan dengan satu pukulan," kata salah satu pejabat yang terlibat dalam pertimbangan di Gedung Putih.

Gedung Putih belum berkomentar mengenai pemberian sanksi baru untuk Venezuela yang pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg ini.

Sebelumnya, Venezuela membentuk badan Konstiuante untuk menulis ulang konstitusi di negara itu dan memberikan kekuatan baru yang luas kepada Maduro dan Partai Sosialisnya yang berkuasa.

Pemerintahan Trump telah menyatakan pandangan yang bersebrangan. AS menilai majelis tersebut merupakan upaya Maduro untuk memperkuat kediktatorannya setelah berbulan-bulan di hantam demonstrasi mematikan di negara kaya akan minyak itu, namun secara ekonomi sedang sakit.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3203 seconds (0.1#10.140)