Venezuela Ancam Berikan 'Respon yang Layak' kepada Angkatan Laut AS
loading...
A
A
A
CARACAS - Menteri Pertahanan Venezuela memperingatkan bahwa angkatan bersenjata negara itu siap untuk menanggapi setiap provokasi Amerika Serikat (AS). Ancaman itu dilontarkannya setelah kapal perang AS datang dalam jarak 30 mil dari pantai negara itu pada hari Selasa lalu.
Kapal perusak dengan rudal berpemandu kelas Arleigh Burke, USS Nitze, melakukan apa yang digambarkan oleh Komando Selatan AS (SOUTHCOM) sebagai operasi kebebasan navigasi minggu ini untuk menantang klaim maritim yang berlebihan oleh Venezuela.
SOUTHCOM mengatakan kapal perang itu tidak memasuki zona 12-mil laut yang diakui secara internasional sebagai batas teritorial Venezuela, tetapi operasi itu memicu kecaman dari Caracas. (Baca: Kapal Perang AS Bersenjata Rudal Dekati Venezuela, Warning bagi Maduro )
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez mengklaim bahwa misi itu adalah aksi provokasi. Ia lantas memperingatkan bahwa tindakan lebih lanjut akan disambut dengan "tanggapan yang layak."
Lopez mengatakan Komandan SOUTHCOM Laksamana Angkatan Laut Craig Faller menunjukkan ketidaktahuan tentang hukum maritim dengan memerintahkan kebebasan operasi navigasi.
"Kami memiliki misi konstitusional, kami tidak main-main," tambahnya seperti dilansir dari Newsweek, Jumat (26/6/2020).
Menurut surat kabar El Carabobeño Venezuela, Lopez mengatakan SOUTHCOM mencetak kemenangan kosong dengan operasinya.
"Semakin banyak serangan, semakin bersatu mereka akan melihat kita," imbuhnya.
Operasi hari Selasa adalah yang pertama sejak AS meluncurkan Operasi Penanggulangan Narkotika yang Ditingkatkan pada bulan April. Operasi ini dirancang untuk membendung aliran obat-obatan terlarang ke AS melalui Karibia dan Samudra Pasifik Timur.
Kampanye ini juga meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro , yang telah lama berada di bawah tekanan AS untuk melepaskan kekuasaannya.
Kampanye sanksi dan tekanan diplomatik Washington belum berhasil memaksa Maduro lengser dari kekuasaan. Namun, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan bahwa semua opsi ada di meja untuk menggulingkan presiden sosialis tersebut.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada sektor minyak negara OPEC tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk menggulingkan Presiden sosialis Nicolas Maduro. Washington menuduh Maduro melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kapal perusak dengan rudal berpemandu kelas Arleigh Burke, USS Nitze, melakukan apa yang digambarkan oleh Komando Selatan AS (SOUTHCOM) sebagai operasi kebebasan navigasi minggu ini untuk menantang klaim maritim yang berlebihan oleh Venezuela.
SOUTHCOM mengatakan kapal perang itu tidak memasuki zona 12-mil laut yang diakui secara internasional sebagai batas teritorial Venezuela, tetapi operasi itu memicu kecaman dari Caracas. (Baca: Kapal Perang AS Bersenjata Rudal Dekati Venezuela, Warning bagi Maduro )
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino Lopez mengklaim bahwa misi itu adalah aksi provokasi. Ia lantas memperingatkan bahwa tindakan lebih lanjut akan disambut dengan "tanggapan yang layak."
Lopez mengatakan Komandan SOUTHCOM Laksamana Angkatan Laut Craig Faller menunjukkan ketidaktahuan tentang hukum maritim dengan memerintahkan kebebasan operasi navigasi.
"Kami memiliki misi konstitusional, kami tidak main-main," tambahnya seperti dilansir dari Newsweek, Jumat (26/6/2020).
Menurut surat kabar El Carabobeño Venezuela, Lopez mengatakan SOUTHCOM mencetak kemenangan kosong dengan operasinya.
"Semakin banyak serangan, semakin bersatu mereka akan melihat kita," imbuhnya.
Operasi hari Selasa adalah yang pertama sejak AS meluncurkan Operasi Penanggulangan Narkotika yang Ditingkatkan pada bulan April. Operasi ini dirancang untuk membendung aliran obat-obatan terlarang ke AS melalui Karibia dan Samudra Pasifik Timur.
Kampanye ini juga meningkatkan tekanan pada Presiden Venezuela Nicolas Maduro , yang telah lama berada di bawah tekanan AS untuk melepaskan kekuasaannya.
Kampanye sanksi dan tekanan diplomatik Washington belum berhasil memaksa Maduro lengser dari kekuasaan. Namun, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan bahwa semua opsi ada di meja untuk menggulingkan presiden sosialis tersebut.
Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi pada sektor minyak negara OPEC tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk menggulingkan Presiden sosialis Nicolas Maduro. Washington menuduh Maduro melakukan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
(ber)