Netanyahu: Israel Siap Perang Jangka Panjang Lawan Hamas, Target Menang Total
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan militer Israel bersiap “perang panjang” dan akan berjuang sampai mencapai kemenangan penuh atas musuh-musuhnya.
Netanyahu mengumumkan hal itu pada Senin (16/10/2023) saat berpidato di pembukaan sesi musim dingin parlemen nasional.
Netanyahu mengatakan Israel kini berjuang untuk eksistensinya dan menyatakan keyakinannya bahwa negaranya pada akhirnya akan meraih kemenangan total atas Hamas.
Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dekat Gaza pekan lalu, yang menewaskan dan melukai ribuan orang.
“Ini adalah masa perjuangan yang menentukan melawan mereka yang mencoba menghancurkan kita. Tujuan kami adalah kemenangan, kemenangan penuh atas Hamas, menghilangkan sepenuhnya kekuatan dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap Israel,” ujar Netanyahu.
Dalam pidatonya, perdana menteri menegaskan Israel juga siap membalas kelompok militan Hizbullah Lebanon jika mereka berusaha ikut campur dalam konflik Israel-Palestina.
“Saya juga punya pesan untuk Hizbullah: Jangan uji kami di utara, jangan ulangi kesalahan yang pernah Anda buat, karena sekarang harga yang harus Anda bayar akan jauh lebih tinggi,” tegas Netanyahu.
Dia menambahkan Hizbullah maupun Hamas adalah “bagian dari poros kejahatan,” yang menurutnya dipimpin Iran.
Netanyahu juga mengatakan Hamas sama dengan Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) dan mewakili “nazisme versi baru.”
Dia menyerukan “seluruh dunia yang beradab” untuk bergabung dengan Israel dalam perjuangan ini, dan menyarankan, “Seperti seluruh dunia bersatu untuk mengalahkan Nazi dan ISIS, maka dunia juga harus bersatu untuk mengalahkan Hamas.”
Sementara itu, Rusia memperingatkan Timur Tengah saat ini berada di ambang konflik besar dan mendesak gencatan senjata segera.
Meskipun mengakui hak Israel untuk membela diri, Presiden Vladimir Putin tetap mengutuk taktik pembalasan rezim Zionis yang menurutnya merupakan hukuman kolektif terhadap warga Palestina.
Putin telah menyatakan satu-satunya cara menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun adalah melalui negosiasi dan pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Dia mencatat Moskow siap menengahi setiap pembicaraan di masa depan antara kedua pihak.
Netanyahu mengumumkan hal itu pada Senin (16/10/2023) saat berpidato di pembukaan sesi musim dingin parlemen nasional.
Netanyahu mengatakan Israel kini berjuang untuk eksistensinya dan menyatakan keyakinannya bahwa negaranya pada akhirnya akan meraih kemenangan total atas Hamas.
Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dekat Gaza pekan lalu, yang menewaskan dan melukai ribuan orang.
“Ini adalah masa perjuangan yang menentukan melawan mereka yang mencoba menghancurkan kita. Tujuan kami adalah kemenangan, kemenangan penuh atas Hamas, menghilangkan sepenuhnya kekuatan dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap Israel,” ujar Netanyahu.
Dalam pidatonya, perdana menteri menegaskan Israel juga siap membalas kelompok militan Hizbullah Lebanon jika mereka berusaha ikut campur dalam konflik Israel-Palestina.
“Saya juga punya pesan untuk Hizbullah: Jangan uji kami di utara, jangan ulangi kesalahan yang pernah Anda buat, karena sekarang harga yang harus Anda bayar akan jauh lebih tinggi,” tegas Netanyahu.
Dia menambahkan Hizbullah maupun Hamas adalah “bagian dari poros kejahatan,” yang menurutnya dipimpin Iran.
Netanyahu juga mengatakan Hamas sama dengan Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) dan mewakili “nazisme versi baru.”
Dia menyerukan “seluruh dunia yang beradab” untuk bergabung dengan Israel dalam perjuangan ini, dan menyarankan, “Seperti seluruh dunia bersatu untuk mengalahkan Nazi dan ISIS, maka dunia juga harus bersatu untuk mengalahkan Hamas.”
Sementara itu, Rusia memperingatkan Timur Tengah saat ini berada di ambang konflik besar dan mendesak gencatan senjata segera.
Meskipun mengakui hak Israel untuk membela diri, Presiden Vladimir Putin tetap mengutuk taktik pembalasan rezim Zionis yang menurutnya merupakan hukuman kolektif terhadap warga Palestina.
Putin telah menyatakan satu-satunya cara menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun adalah melalui negosiasi dan pembentukan negara Palestina yang merdeka.
Dia mencatat Moskow siap menengahi setiap pembicaraan di masa depan antara kedua pihak.
(sya)