5 Skenario Israel Memanggil 360.000 Tentara Cadangan, dari Invasi Gaza hingga Mengamankan Perbatasan
loading...
A
A
A
Setiap kekuatan militer membutuhkan ruang manuver tertentu dan menempatkan lebih banyak tentara dari yang dibutuhkan secara optimal di wilayah mana pun tidak meningkatkan peluang keberhasilan, sebaliknya sering kali dapat menimbulkan kekacauan di medan perang.
Foto/Reuters
Tujuan utama dari pasukan kedua, yaitu kekuatan pertahanan, adalah untuk bertindak sebagai pencegah terhadap kemungkinan serangan di empat perbatasan internasionalnya.
Kekhawatiran Israel yang paling kecil adalah perbatasan dengan Yordania, yang memiliki hubungan yang stabil dan nyaris bersahabat. Garis yang membatasi perbatasan gurun selatan dengan Mesir sedikit lebih berisiko karena kemungkinan masuknya kelompok militer dari Sinai ke gurun Naqab (Negev).
Namun kedua negara pada umumnya ingin menghormati perjanjian yang ditandatangani dengan Israel dan hampir dapat dipastikan bahwa para pemimpin mereka tidak mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan mereka ke Israel.
Foto/Reuters
Kekhawatiran berikutnya adalah perbatasan darat dengan Suriah di zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.
Meskipun mereka menentang Israel, namun puluhan faksi bersenjata di Suriah mungkin ingin berkontribusi pada apa yang mereka lihat sebagai perjuangan Palestina.
Pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bersenjata ringan dan tersebar dalam jumlah kecil yang menguasai zona demiliterisasi (DMZ) bukanlah tandingan pasukan khusus, sehingga Israel juga harus menutup kemungkinan tersebut.
Foto/Reuters
Sejauh ini kekhawatiran terbesar bagi para pemimpin Israel adalah para pejuang Hizbullah yang berada di seberang perbatasan sepanjang 120 km (75 mil) dengan Lebanon. Milisi Syiah adalah organisasi yang terbukti tangguh, kompeten secara militer, mempunyai perlengkapan yang baik dan disiplin.
Mereka juga merupakan satu-satunya kekuatan tempur Arab, meskipun bukan tentara nasional, yang menang atas Israel di medan pertempuran, sehingga memaksa mereka mundur dari Lebanon Selatan pada tahun 2000.
2. Mengamankan Perbatasan Yordania
Foto/Reuters
Tujuan utama dari pasukan kedua, yaitu kekuatan pertahanan, adalah untuk bertindak sebagai pencegah terhadap kemungkinan serangan di empat perbatasan internasionalnya.
Kekhawatiran Israel yang paling kecil adalah perbatasan dengan Yordania, yang memiliki hubungan yang stabil dan nyaris bersahabat. Garis yang membatasi perbatasan gurun selatan dengan Mesir sedikit lebih berisiko karena kemungkinan masuknya kelompok militer dari Sinai ke gurun Naqab (Negev).
Namun kedua negara pada umumnya ingin menghormati perjanjian yang ditandatangani dengan Israel dan hampir dapat dipastikan bahwa para pemimpin mereka tidak mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan mereka ke Israel.
3. Mencegah Serangan dari Suriah
Foto/Reuters
Kekhawatiran berikutnya adalah perbatasan darat dengan Suriah di zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan.
Meskipun mereka menentang Israel, namun puluhan faksi bersenjata di Suriah mungkin ingin berkontribusi pada apa yang mereka lihat sebagai perjuangan Palestina.
Pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bersenjata ringan dan tersebar dalam jumlah kecil yang menguasai zona demiliterisasi (DMZ) bukanlah tandingan pasukan khusus, sehingga Israel juga harus menutup kemungkinan tersebut.
4. Menangkal Serangan Pejuang Hizbullah dari Lebanon
Foto/Reuters
Sejauh ini kekhawatiran terbesar bagi para pemimpin Israel adalah para pejuang Hizbullah yang berada di seberang perbatasan sepanjang 120 km (75 mil) dengan Lebanon. Milisi Syiah adalah organisasi yang terbukti tangguh, kompeten secara militer, mempunyai perlengkapan yang baik dan disiplin.
Mereka juga merupakan satu-satunya kekuatan tempur Arab, meskipun bukan tentara nasional, yang menang atas Israel di medan pertempuran, sehingga memaksa mereka mundur dari Lebanon Selatan pada tahun 2000.