Iron Dome Tak Berdaya Melawan Serangan Roket Hamas, Ini 8 Fakta Sistem Pertahanan Israel Itu

Jum'at, 13 Oktober 2023 - 10:04 WIB
loading...
Iron Dome Tak Berdaya Melawan Serangan Roket Hamas, Ini 8 Fakta Sistem Pertahanan Israel Itu
Sistem pertahanan udara Israel Iron Dome memiliki banyak kelemahan. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Israel mengklaim bahwa sistem pencegat roket Iron Dome mampu 90% efektif. Tapi, pejuang Hamas membantah kliam tersebut.

Untuk mengatasi kelemahan Iron Dome, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mulai mengirimkan bantuan militer tambahan kepada Israel termasuk pencegat untuk mengisi kembali sistem pertahanan Iron Dome.

Berikut adalah 8 fakta tentang Iron Dome.

1. Israel Tergantung dengan Iron Dome

Iron Dome Tak Berdaya Melawan Serangan Roket Hamas, Ini 8 Fakta Sistem Pertahanan Israel Itu

Foto/Reuters

Melansir Al Jazeera, Iron Dome adalah sistem pertahanan Israel yang mendeteksi roket masuk, menentukan jalurnya, dan mencegatnya.

Selama bertahun-tahun, Israel sangat bergantung pada sistem Iron Dome untuk mendeteksi roket yang masuk dalam serangan Hamas dan kemudian mencegatnya.


2. Terbatas dengan 20 Rudal Pencegat

Iron Dome Tak Berdaya Melawan Serangan Roket Hamas, Ini 8 Fakta Sistem Pertahanan Israel Itu

Foto/Reuters

Sistem ini dilengkapi dengan radar yang mendeteksi roket yang masuk, kecepatan dan arahnya. Pusat kendali kemudian menghitung apakah roket tersebut menimbulkan ancaman terhadap kota-kota Israel atau tidak.

Roket yang tidak menimbulkan ancaman diperbolehkan mendarat di lapangan kosong. Jika roket menimbulkan ancaman, unit penembakan rudal akan meluncurkan rudal untuk menembak jatuh mereka. Peluncurnya berisi 20 rudal pencegat.

Iron Dome pada awalnya dianggap dapat memberikan jangkauan serangan roket seukuran kota dengan jangkauan antara 4 dan 70 km, namun para ahli mengatakan hal ini telah diperluas.

3. Awalnya untuk Menangkal Rudal Pejuang Hizbullah

Iron Dome Tak Berdaya Melawan Serangan Roket Hamas, Ini 8 Fakta Sistem Pertahanan Israel Itu

Foto/Reuters

Sistem ini dikembangkan oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems. Amerika Serikat mendukung proyek ini dengan hibah sebesar USD200 juta.

Proyek ini dikembangkan untuk melawan serangan roket selama perang dengan Hizbullah pada tahun 2006. Proyek ini mulai beroperasi pada tahun 2011.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1065 seconds (0.1#10.140)