Panglima Militer Israel: Sekarang Adalah Waktunya Berperang
loading...
A
A
A
GAZA - Panglima militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, "Sekarang adalah waktunya berperang."
Itu dibuktikan dengan Israel mengumpulkan tank di dekat Jalur Gaza menjelang rencana invasi darat untuk memusnahkan kelompok Hamas yang memerintah daerah yang terisolir.
Halevi, mengatakan pelajaran dapat diambil dari kegagalan keamanan di sekitar Gaza yang memungkinkan serangan tersebut. “Kami akan belajar, menyelidiki, tapi sekarang adalah waktunya perang,” katanya.
Kepercayaan diri Israel itu dikarenakan Amerika Serikat (AS) siap memberikan bantuan apapun tanpa syarat apapun. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan militer AS tidak memberikan syarat apa pun terhadap bantuan keamanannya kepada Israel, seraya menambahkan bahwa Washington mengharapkan militer Israel untuk "melakukan hal yang benar" dalam melancarkan perangnya melawan Hamas.
Austin dijadwalkan berada di Israel pada hari Jumat dan berencana bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kemudian, Parlemen Israel menyetujui pemerintahan persatuan darurat Netanyahu pada Kamis malam, termasuk sejumlah anggota parlemen oposisi berhaluan tengah, untuk menunjukkan tekad bersatu negara tersebut untuk melawan Hamas.
Lembaga penyiaran publik Kan mengatakan jumlah korban tewas di Israel telah meningkat menjadi lebih dari 1.300 orang. Puluhan sandera Israel dan asing dibawa kembali ke Gaza; Israel mengatakan telah mengidentifikasi 97 di antaranya.
Israel telah merespons sejauh ini dengan mengepung Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang, dan meluncurkan kampanye pengeboman yang menghancurkan seluruh lingkungan. Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina telah terbunuh.
Sirene peringatan akan adanya tembakan roket terdengar di komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza pada Jumat pagi.
Itu dibuktikan dengan Israel mengumpulkan tank di dekat Jalur Gaza menjelang rencana invasi darat untuk memusnahkan kelompok Hamas yang memerintah daerah yang terisolir.
Halevi, mengatakan pelajaran dapat diambil dari kegagalan keamanan di sekitar Gaza yang memungkinkan serangan tersebut. “Kami akan belajar, menyelidiki, tapi sekarang adalah waktunya perang,” katanya.
Kepercayaan diri Israel itu dikarenakan Amerika Serikat (AS) siap memberikan bantuan apapun tanpa syarat apapun. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan militer AS tidak memberikan syarat apa pun terhadap bantuan keamanannya kepada Israel, seraya menambahkan bahwa Washington mengharapkan militer Israel untuk "melakukan hal yang benar" dalam melancarkan perangnya melawan Hamas.
Austin dijadwalkan berada di Israel pada hari Jumat dan berencana bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kemudian, Parlemen Israel menyetujui pemerintahan persatuan darurat Netanyahu pada Kamis malam, termasuk sejumlah anggota parlemen oposisi berhaluan tengah, untuk menunjukkan tekad bersatu negara tersebut untuk melawan Hamas.
Lembaga penyiaran publik Kan mengatakan jumlah korban tewas di Israel telah meningkat menjadi lebih dari 1.300 orang. Puluhan sandera Israel dan asing dibawa kembali ke Gaza; Israel mengatakan telah mengidentifikasi 97 di antaranya.
Israel telah merespons sejauh ini dengan mengepung Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang, dan meluncurkan kampanye pengeboman yang menghancurkan seluruh lingkungan. Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina telah terbunuh.
Sirene peringatan akan adanya tembakan roket terdengar di komunitas Israel di dekat perbatasan Gaza pada Jumat pagi.