Bingung dengan Konflik Israel-Palestina? Ini Panduan Sejarah untuk Memahaminya
loading...
A
A
A
GAZA - Konflik Israel-Palestina telah merenggut puluhan ribu nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi berakar pada tindakan kolonial yang dilakukan lebih dari satu abad yang lalu.
Ketika Israel mendeklarasikan perang terhadap Jalur Gaza setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok perlawanan Palestina; Hamas, pada hari Sabtu, mata dunia kembali terfokus pada apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Operasi Badai al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada Sabtu lalu telah menewaskan 1.200 orang Israel—angka yang dikonfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Rabu (11/10/2023).
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan kampanye pengeboman bernama Operasi Pedang Besi terhadap Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 1.100 warga Palestina. Mereka telah memobilisasi pasukan di sepanjang perbatasan Gaza, tampaknya untuk persiapan serangan darat.
Pada hari Senin, Israel mengumumkan “blokade total” terhadap Jalur Gaza, menghentikan pasokan makanan, bahan bakar dan komoditas penting lainnya ke wilayah kantong Palestina yang sudah terkepung tersebut, sebuah tindakan yang menurut hukum internasional merupakan kejahatan perang.
Namun apa yang terjadi dalam beberapa hari dan minggu mendatang akan menjadi sejarah.
Selama beberapa dekade, media Barat, akademisi, pakar militer, dan pemimpin dunia menggambarkan konflik Israel-Palestina sebagai konflik yang sulit diselesaikan, rumit, dan menemui jalan buntu.
Berikut panduan sejarah sederhana untuk memecahkan salah satu konflik yang paling lama berlangsung di dunia ini, seperti dikutip dari Al Jazeera:
Lebih dari 100 tahun yang lalu, pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris.
Ketika Israel mendeklarasikan perang terhadap Jalur Gaza setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok perlawanan Palestina; Hamas, pada hari Sabtu, mata dunia kembali terfokus pada apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
Operasi Badai al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada Sabtu lalu telah menewaskan 1.200 orang Israel—angka yang dikonfirmasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Rabu (11/10/2023).
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan kampanye pengeboman bernama Operasi Pedang Besi terhadap Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 1.100 warga Palestina. Mereka telah memobilisasi pasukan di sepanjang perbatasan Gaza, tampaknya untuk persiapan serangan darat.
Pada hari Senin, Israel mengumumkan “blokade total” terhadap Jalur Gaza, menghentikan pasokan makanan, bahan bakar dan komoditas penting lainnya ke wilayah kantong Palestina yang sudah terkepung tersebut, sebuah tindakan yang menurut hukum internasional merupakan kejahatan perang.
Namun apa yang terjadi dalam beberapa hari dan minggu mendatang akan menjadi sejarah.
Selama beberapa dekade, media Barat, akademisi, pakar militer, dan pemimpin dunia menggambarkan konflik Israel-Palestina sebagai konflik yang sulit diselesaikan, rumit, dan menemui jalan buntu.
Berikut panduan sejarah sederhana untuk memecahkan salah satu konflik yang paling lama berlangsung di dunia ini, seperti dikutip dari Al Jazeera:
Deklarasi Balfour
Lebih dari 100 tahun yang lalu, pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris.