5 Fakta Mohammed Deif, Komandan Genius Perancang Operasi Badai al-Aqsa Terhadap Israel

Kamis, 12 Oktober 2023 - 00:07 WIB
loading...
A A A
Israel dilaporkan telah mencoba membunuh Deif setidaknya lima kali—yang terbaru terjadi pada Mei 2021.

Deif hampir terbunuh dalam serangan udara 20 tahun lalu yang menyebabkan dia kehilangan dua anggota badan dan meninggalkannya di kursi roda. Namun kemampuannya untuk tidak hanya bertahan hidup namun tetap selangkah lebih maju dari militer Israel telah membuatnya dihormati oleh sesama militan Palestina.

“Bahkan sebelum ini, Deif seperti orang yang suci dan sangat dihormati baik di Hamas maupun Palestina,” kata Mkhaimar Abusada, profesor politik di Universitas Al-Azhar di Gaza, kepada The Financial Times.

"Operasi terbesarnya melawan Israel kini telah mengubahnya menjadi sosok seperti dewa bagi kaum muda," ujarnya.

5. Deif Ingin Perang Terbesar untuk Akhiri Pendudukan Israel


“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi,” kata Deif dalam video hari Sabtu, mengumumkan dimulainya operasi Hamas yang paling mematikan dan menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.

Dia tidak tertarik untuk berdamai dengan Israel, sebagaimana tertulis dalam sebuah artikelnya pada tahun 2010 yang menguraikan pemikirannya.

“Palestina akan tetap menjadi milik kami termasuk Al Quds (Yerusalem), Al Aqsa (masjid), kota-kota dan desa-desanya dari Laut (Mediterania) hingga Sungai (Yordania), dari utara hingga selatan. Anda (Israel) tidak punya hak satu inci pun darinya,” tulis Deif, seperti dikutip situs TRT Africa.

Menurut laporan The Financial Times; "Deif memandang Perjanjian Oslo, yang pada akhir tahun 1990-an secara singkat menjanjikan penyelesaian perdamaian yang dinegosiasikan dengan Israel, sebagai pengkhianatan atas perlawanannya dan tujuan awal untuk menggantikan Israel dengan negara Palestina."

Ditandatangani pada tahun 1993, Perjanjian Oslo memberikan sebagian kendali sipil kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Tepi Barat dan Jalur Gaza. PLO masih menguasai beberapa wilayah di Tepi Barat, namun Jalur Gaza berada di bawah kendali Hamas sejak 2007.

“Deif telah mencoba memulai perang kedua kemerdekaan Israel,” Eyal Rosen, seorang kolonel di pasukan cadangan Israel, mengatakan kepada The Financial Times.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1469 seconds (0.1#10.140)