Kapal Mata-mata China Intai Latihan Perang Terbesar AS-Australia

Sabtu, 22 Juli 2017 - 08:20 WIB
Kapal Mata-mata China...
Kapal Mata-mata China Intai Latihan Perang Terbesar AS-Australia
A A A
QUEENSLAND - Sebuah kapal mata-mata canggih China mengintai latihan perang internasional terbesar yang digelar Amerika Serikat (AS) dan Australia di Queensland. Pejabat militer AS menyebutnya sebagai pengintaian yang tidak biasa.

Dalam beberapa pekan terakhir, kapal mata-mata China dilaporkan telah berkeliaran di lepas pantai Alaska, Guam, India, dan sekarang kapal serupa berada di lepas pantai Queensland.

Departemen Pertahanan Australia mengonfirmasi kepada ABC News, Sabtu (22/7/2017), bahwa kapal mata-mata China telah berkeliaran di perairan internasional, memantau, menyadap komunikasi, sinyal dan gerakan radar.

Latihan perang bertajuk “Operation Talisman Sabre (TS17)” sudah dimulai sejak pekan lalu dan berlangsung selama sepuluh hari. Manuver besar-besaran ini dilaporkan melibatkan sekitar 30.000 tentara gabungan kedua negara.

TS17 adalah latihan gabungan angkatan laut, udara dan darat yang dimaksudkan untuk menguji dan mengembangkan interopabilitas pasukan Australia dan AS. Latihan ini juga menjadi kesempatan pertama salah satu kapal selam baru Australia, HMAS Camberra, terlibat dalam peristiwa berintensitas tinggi.

”Kapal China tetap berada di luar perairan teritorial Australia namun berada di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Australia di Laut Coral,” kata pihak Departemen Pertahanan Australia. ”Kehadiran kapal belum mempengaruhi tujuan latihan,” lanjut departemen tersebut.

Kapal tersebut dilaporkan merupakan kapal Auxiliary General Intelligence (AGI) Type 815 Dongdiao-class Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China. Kapal ini tercatat sebagai salah satu kapal mata-mata terbaru dan salah satu kapal paling canggih di dunia.

Euan Graham, pakar dari The Lowy Institute mengatakan kepada ABC News bahwa kehadiran kapal tersebut berpotensi menjadi provokasi.

”Saat ini apa yang kita lihat adalah standar ganda di mana China memilih wilayah 'Law of the Sea' yang disukai dan menolak untuk menerapkan yang bukan,” ujar Graham.
(mas)
Berita Terkait
Berani Menentang China,...
Berani Menentang China, Pompeo Puji Keberanian Australia
Tentara AS Lemah, Australia...
Tentara AS Lemah, Australia Akan Dibiarkan Berperang Sendirian dengan China
Prihatin dengan Kebangkitan...
Prihatin dengan Kebangkitan China, AS Bakal Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Australia
Victoria-China Teken...
Victoria-China Teken Kerjasama, AS Ancam Putus Hubungan Intelijen dengan Australia
Diminta AS Ikuti Langkah...
Diminta AS Ikuti Langkah Australia, Ini Respon China
Tidak Hanya China, AUKUS...
Tidak Hanya China, AUKUS Juga Ditujukan Terhadap Rusia
Berita Terkini
Korban Gempa Myanmar...
Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Orang Tewas dan 730 Terluka
1 jam yang lalu
Gedung 30 Lantai Roboh...
Gedung 30 Lantai Roboh Akibat Gempa di Bangkok, Pekerja Ungkap Cerita Mengerikan Lolos dari Maut
2 jam yang lalu
Gempa Besar 7,7 SR,...
Gempa Besar 7,7 SR, Gedung Pencakar Langit di Bangkok Roboh
3 jam yang lalu
Gempa Besar, Listrik...
Gempa Besar, Listrik dan Internet Padam di Myanmar, Situasi Mulai Membaik di Thailand
3 jam yang lalu
Gempa Guncang Thailand...
Gempa Guncang Thailand dan Myanmar, KBRI Ungkap Belum Ada Laporan Korban WNI
4 jam yang lalu
2 Gempa Bumi Dahsyat...
2 Gempa Bumi Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand
4 jam yang lalu
Infografis
4 Tentara AS Tewas saat...
4 Tentara AS Tewas saat Latihan Tempur di Dekat Sekutu Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved