Profil Singkat 3 Ketua Umum Hamas, Salah Satunya Pernah Diracun Israel

Senin, 09 Oktober 2023 - 17:02 WIB
loading...
Profil Singkat 3 Ketua Umum Hamas, Salah Satunya Pernah Diracun Israel
Pemimpin Hamas Ismail Abdel Salam Ahmed Haniyeh. Foto/REUTERS
A A A
GAZA - Hamas baru-baru ini telah melancarkan serangan ke Israel, membuat konflik antar kedua belah pihak kembali memanas.

Sebelumnya, para pemimpin HamasPalestina tersebut telah memperingatkan akan memulai serangan dari Gaza dan menyebar ke wilayah barat Yerusalem.

Serangan dari organisasi militan ini disebabkan oleh Israel yang dianggap telah menelantarkan dan tidak mengakui hak-hak rakyat Palestina.

Pemimpin Hamas bahkan menegaskan jika mereka tidak gentar meski Israel telah membangun hubungan diplomatik dengan Negara Arab lain.

Hamas, singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiyya merupakan organisasi militan dan politik Palestina.

Didirikan pada tahun 1987 selama Intifada Pertama (pemberontakan Palestina) melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Tujuan utama didirikannya Hamas oleh Sheikh Ahmed Yassin, Abdel Aziz al-Rantisi, dan aktivis Palestina lainnya, adalah untuk membebaskan Palestina dari cengkraman Israel serta untuk mendirikan negara Islam di wilayah tersebut.

Profil Singkat 3 Pemimpin Hamas


Sejak Hamas pertama kali didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, telah ada tiga pemimpin yang cukup mencolok selama beberapa dekade terakhir.

Mereka adalah Ismail Haniyeh, Khaled Meshaal, dan Mahmoud al-Zahar. Berikut ini profil singkat dari ketiganya.

1. Ismail Haniyeh


Pria bernama lengkap Ismail Abdel Salam Ahmed Haniyeh ini adalah orang yang bertanggung jawab atas serangan Hamas di jalur Gaza baru-baru ini. Serangan itu disebutkan telah menghabisi nyawa ratusan warga sipil menurut Al Jazeera.

Profil Singkat 3 Ketua Umum Hamas, Salah Satunya Pernah Diracun Israel


Ismail Haniyeh lahir pada 29 Januari 1962 di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza. Dia tercatat telah menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Gaza mengambil jurusan sastra Arab.

Sebelum menjadi Ketua Hamas, Ismail sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina periode 2006-2014.

Pada saat menjabat ini dirinya pernah mendapat ancaman pembunuhan dari Wakil Perdana Menteri Israel.

Pada tahun 2014, dirinya dipercaya untuk mengisi posisi Ketua Hamas di Jalur Gaza. Barulah pada tahun 2017, dirinya diangkat menjadi pemimpin organisasi tersebut menggantikan ketua sebelumnya, Khaled Meshaal.

2. Khaled Mashal


Khaled Mashal atau Khaled Meshaal, lahir pada 28 Mei 1956, di Silwad. Dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Kuwait, mengambil jurusan Fisika pada tahun 1974.

Profil Singkat 3 Ketua Umum Hamas, Salah Satunya Pernah Diracun Israel


Pada saat itu juga dia mulai aktif sebagai aktivis dan memimpin Perkumpulan Mahasiswa Palestina di Kampus tersebut.

Sebelum terjun ke Hamas, Mashal sempat tinggal di Kuwait untuk menjadi guru Fisika. Barulah pada tahun 1984 dia berhenti mengajar dan mulai masuk ke organisasi pembebasan Palestina (PLO).

Hamas yang mulai muncul pada tahun 1990-an menarik perhatiannya untuk bergabung. Dari situ, dirinya lalu ditetapkan menjadi kepala biro di tahun 1996.

Pada tahun itu juga dirinya sempat menjadi target pembunuhan yang didalangi oleh Benjamin Netanyahu dan kabinet keamanannya, menurut Times Magazine.

Percobaan pembunuhan ini membuat Mashal terbaring sekarat di ranjang rumah sakit ketika racun mengalir melalui aliran darahnya, perlahan-lahan mematikan sistem pernapasannya.

Meski begitu, dirinya justru berhasil selamat, dan bahkan dinobatkan menjadi Ketua Umum Hamas di tahun 2007.

3. Mahmoud al-Zahar


Mahmoud al-Zahar yang lahir pada 6 Mei 1945, merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan juga pemilik gelar master di bidang Bedah Umum dari Universitas Ain Shams, Kairo.

Profil Singkat 3 Ketua Umum Hamas, Salah Satunya Pernah Diracun Israel


Dari gelar dan pengetahuannya tersebut dimanfaatkannya untuk membantu mendirikan Masyarakat Medis Palestina. Dia juga merupakan salah satu pendiri utama Universitas Islam di Gaza pada tahun 1978.

Kepemimpinannya di Hamas sendiri dimulai sejak tahun 2006. Ketika Perang Gaza 2008-2009, al-Zahar sempat membuat kontroversi besar karena melaporkan, "Israel telah melegitimasi pembunuhan anak-anak mereka sendiri dengan membunuh anak-anak Palestina... Mereka telah melegitimasi pembunuhan anak-anak mereka."

Pernyataan yang tanpa bukti ini lantas membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang "bejat" sebab secara luas mendukung pembunuhan anak.

Dari situ, pernyataannya lantas diralat oleh Basim Naim, menteri kesehatan di pemerintahan Hamas di Gaza.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1124 seconds (0.1#10.140)