Komandan Militer Israel Ditangkap Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa
loading...
A
A
A
GAZA - Seorang komandan Angkatan Darat Israel Mayor Jenderal Nimrod Aloni dikabarkan ditangkap pejuang Hamas setelah beberapa jam serangan mendadak berlangsung yang diberi nama Operasi Badai Al-Aqsa.
Melansir Latesly.com, Aloni ditangkap bersama beberapa pasukannya oleh para pejuang Hamas. Kabar penangkapan tersebut tersiar di berbagai platform media sosial.
Middle East Monitor juga melaporkan penangkapan seorang jenderal Israel bernama Nimrod Aloni. Itu menjadi suatu kemenangan besar bagi Hamas karena menangkap seorang jenderal.
Sementara itu, melansir BBC, Jihad Islam mengklaim penangkapan tentara Israel. Jihad Islam, yang beroperasi di Gaza, mengklaim para pejuangnya juga telah menangkap "banyak" tentara Israel. Dalam sebuah postingan di Telegram, seorang juru bicara yang menyebut dirinya Abu Hamza menyatakan:
“Kami mengkonfirmasi di Brigade al-Quds bahwa sekarang, Alhamdulillah, kami memiliki banyak tentara Zionis yang menjadi tawanan di tangan kami."
Jihad Islam adalah salah satu dari beberapa kelompok pejuang Islam yang beroperasi di Gaza. Brigade Quds adalah sayap bersenjatanya. Kelompok ini bekerja sama dengan Hamas tetapi juga mempertahankan kemerdekaan.
Kelompok ini juga aktif di Tepi Barat dan melancarkan beberapa serangan terhadap warga Israel di sana.
Israel tahun lalu mengatakan serangkaian serangan terhadap kepemimpinannya telah "membuat mereka mundur beberapa dekade".
Sebelumnya, sayap militer Hamas, Brigade Qassim, telah merilis sebuah video yang menunjukkan setidaknya tiga pria berpakaian sipil ditawan oleh militan, mengklaim ketiganya adalah tentara Israel.
Video tersebut, yang dilihat di media sosial, mengklaim para tawanan tersebut adalah "musuh" yang ditangkap selama serangan.
Kantor berita AFP mengatakan video tersebut diawali dengan teks berbahasa Arab yang menyatakan "Gambar Brigade al-Qassim menangkap beberapa tentara musuh selama" operasi Palestina. Tanda-tanda dalam bahasa Ibrani di latar belakang menunjukkan bahwa video tersebut direkam di sisi Israel di persimpangan Erez antara Israel dan Jalur Gaza.
Sementara itu, kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell, mengecam laporan adanya warga sipil yang disandera. Dia menyebut tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan menuntut pembebasan mereka.
Borrell menulis di media sosial: "Berita mengenai warga sipil yang disandera di rumah atau di Gaza sungguh mengerikan. Ini bertentangan dengan hukum internasional. Para sandera harus segera dibebaskan.
“Kami sangat sedih mendengar berita yang datang dari Israel. Kami dengan tegas mengutuk serangan Hamas."
“Kekerasan yang mengerikan ini harus segera dihentikan. Terorisme dan kekerasan tidak menyelesaikan masalah apa pun.”
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Melansir Latesly.com, Aloni ditangkap bersama beberapa pasukannya oleh para pejuang Hamas. Kabar penangkapan tersebut tersiar di berbagai platform media sosial.
Middle East Monitor juga melaporkan penangkapan seorang jenderal Israel bernama Nimrod Aloni. Itu menjadi suatu kemenangan besar bagi Hamas karena menangkap seorang jenderal.
Sementara itu, melansir BBC, Jihad Islam mengklaim penangkapan tentara Israel. Jihad Islam, yang beroperasi di Gaza, mengklaim para pejuangnya juga telah menangkap "banyak" tentara Israel. Dalam sebuah postingan di Telegram, seorang juru bicara yang menyebut dirinya Abu Hamza menyatakan:
“Kami mengkonfirmasi di Brigade al-Quds bahwa sekarang, Alhamdulillah, kami memiliki banyak tentara Zionis yang menjadi tawanan di tangan kami."
Jihad Islam adalah salah satu dari beberapa kelompok pejuang Islam yang beroperasi di Gaza. Brigade Quds adalah sayap bersenjatanya. Kelompok ini bekerja sama dengan Hamas tetapi juga mempertahankan kemerdekaan.
Kelompok ini juga aktif di Tepi Barat dan melancarkan beberapa serangan terhadap warga Israel di sana.
Israel tahun lalu mengatakan serangkaian serangan terhadap kepemimpinannya telah "membuat mereka mundur beberapa dekade".
Sebelumnya, sayap militer Hamas, Brigade Qassim, telah merilis sebuah video yang menunjukkan setidaknya tiga pria berpakaian sipil ditawan oleh militan, mengklaim ketiganya adalah tentara Israel.
Video tersebut, yang dilihat di media sosial, mengklaim para tawanan tersebut adalah "musuh" yang ditangkap selama serangan.
Kantor berita AFP mengatakan video tersebut diawali dengan teks berbahasa Arab yang menyatakan "Gambar Brigade al-Qassim menangkap beberapa tentara musuh selama" operasi Palestina. Tanda-tanda dalam bahasa Ibrani di latar belakang menunjukkan bahwa video tersebut direkam di sisi Israel di persimpangan Erez antara Israel dan Jalur Gaza.
Sementara itu, kepala diplomasi Eropa, Josep Borrell, mengecam laporan adanya warga sipil yang disandera. Dia menyebut tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan menuntut pembebasan mereka.
Borrell menulis di media sosial: "Berita mengenai warga sipil yang disandera di rumah atau di Gaza sungguh mengerikan. Ini bertentangan dengan hukum internasional. Para sandera harus segera dibebaskan.
“Kami sangat sedih mendengar berita yang datang dari Israel. Kami dengan tegas mengutuk serangan Hamas."
“Kekerasan yang mengerikan ini harus segera dihentikan. Terorisme dan kekerasan tidak menyelesaikan masalah apa pun.”
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ahm)