Menteri Negara NATO: Persenjatai Ukraina Cara Hemat untuk Melawan Rusia
loading...
A
A
A
WARSAWA - Mempersenjatai Kiev adalah cara yang hemat biaya untuk mencegah Moskow mengancam NATO . Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren di Forum Keamanan Warsawa.
Ollongren ditanya apakah AS dan sekutunya dapat terus mendukung Ukraina selama diperlukan, mengingat pertikaian politik yang terjadi di Washington.
“Kita tidak bisa berpura-pura bahwa kita hanya akan menunggu dan melihat bagaimana pemilu Amerika berjalan,” katanya.
“Karena mereka punya minat yang sama. Tentu saja, mendukung Ukraina adalah cara yang sangat murah untuk memastikan bahwa Rusia dengan rezim ini tidak menjadi ancaman bagi aliansi NATO. Dan sangat penting untuk melanjutkan dukungan itu,” imbuhnya.
“Kami sangat berkepentingan untuk mendukung Ukraina, karena mereka berperang dalam perang ini, bukan kami yang ikut berperang,” ujar Ollongren, sambil mengakui bahwa NATO mempunyai kuasa dalam permainan ini, seperti dikutip dari RT, Kamis (5/10/2023).
Ollongren menjelaskan bahwa dia baru-baru ini mengunjungi AS dan perkembangan politik di sana memprihatinkan, namun negara-negara Eropa Barat perlu berbicara dengan rekan-rekan Amerika mereka dan membujuk mereka untuk tetap mengikuti kebijakan tersebut.
“Saya pikir kami mampu melakukan banyak hal, dan kami telah membuktikannya dalam satu setengah tahun terakhir, dan satu-satunya hal yang harus kami lakukan adalah mempertahankannya,” kata Menteri Pertahanan Belanda itu, seraya menambahkan bahwa skala bantuan militer untuk Kiev telah mengejutkan Ukraina, Rusia, dan bahkan NATO sendiri.
AS dan sekutunya telah menyalurkan sejumlah besar uang, senjata, amunisi, dan pasokan ke Ukraina sejak konflik dengan Rusia meningkat pada Februari 2022.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengungkapkan awal pekan ini bahwa blok tersebut telah mengirimkan 85 miliar Euro ke Ukraina sejauh ini, di mana lebih dari 25 miliar Euro adalah bantuan militer.
Perkiraan terbaru pengeluaran AS berasal dari akhir bulan Juli, yaitu sebesar USD46,6 miliar dalam bentuk bantuan militer, USD3,9 miliar dalam bentuk bantuan kemanusiaan, dan USD26,4 miliar dalam bentuk pinjaman serta pembayaran tunai untuk menjaga kelangsungan pemerintahan di Kiev.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata berat dan bantuan lainnya sama saja dengan keterlibatan langsung dalam permusuhan. Namun Washington dan Brussels bersikeras bahwa mereka sebenarnya bukan pihak dalam konflik tersebut.
Rusia mengatakan bahwa senjata asing tidak akan mengubah jalannya pertempuran dan tidak akan menghalangi Moskow untuk mencapai tujuannya di Ukraina.
Para pejabat Rusia menyebut ekspansi NATO ke arah timur sebagai salah satu akar penyebab konflik dengan Ukraina dan kebuntuan dengan Barat.
Ollongren ditanya apakah AS dan sekutunya dapat terus mendukung Ukraina selama diperlukan, mengingat pertikaian politik yang terjadi di Washington.
“Kita tidak bisa berpura-pura bahwa kita hanya akan menunggu dan melihat bagaimana pemilu Amerika berjalan,” katanya.
“Karena mereka punya minat yang sama. Tentu saja, mendukung Ukraina adalah cara yang sangat murah untuk memastikan bahwa Rusia dengan rezim ini tidak menjadi ancaman bagi aliansi NATO. Dan sangat penting untuk melanjutkan dukungan itu,” imbuhnya.
“Kami sangat berkepentingan untuk mendukung Ukraina, karena mereka berperang dalam perang ini, bukan kami yang ikut berperang,” ujar Ollongren, sambil mengakui bahwa NATO mempunyai kuasa dalam permainan ini, seperti dikutip dari RT, Kamis (5/10/2023).
Ollongren menjelaskan bahwa dia baru-baru ini mengunjungi AS dan perkembangan politik di sana memprihatinkan, namun negara-negara Eropa Barat perlu berbicara dengan rekan-rekan Amerika mereka dan membujuk mereka untuk tetap mengikuti kebijakan tersebut.
“Saya pikir kami mampu melakukan banyak hal, dan kami telah membuktikannya dalam satu setengah tahun terakhir, dan satu-satunya hal yang harus kami lakukan adalah mempertahankannya,” kata Menteri Pertahanan Belanda itu, seraya menambahkan bahwa skala bantuan militer untuk Kiev telah mengejutkan Ukraina, Rusia, dan bahkan NATO sendiri.
AS dan sekutunya telah menyalurkan sejumlah besar uang, senjata, amunisi, dan pasokan ke Ukraina sejak konflik dengan Rusia meningkat pada Februari 2022.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengungkapkan awal pekan ini bahwa blok tersebut telah mengirimkan 85 miliar Euro ke Ukraina sejauh ini, di mana lebih dari 25 miliar Euro adalah bantuan militer.
Perkiraan terbaru pengeluaran AS berasal dari akhir bulan Juli, yaitu sebesar USD46,6 miliar dalam bentuk bantuan militer, USD3,9 miliar dalam bentuk bantuan kemanusiaan, dan USD26,4 miliar dalam bentuk pinjaman serta pembayaran tunai untuk menjaga kelangsungan pemerintahan di Kiev.
Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa pengiriman senjata berat dan bantuan lainnya sama saja dengan keterlibatan langsung dalam permusuhan. Namun Washington dan Brussels bersikeras bahwa mereka sebenarnya bukan pihak dalam konflik tersebut.
Rusia mengatakan bahwa senjata asing tidak akan mengubah jalannya pertempuran dan tidak akan menghalangi Moskow untuk mencapai tujuannya di Ukraina.
Para pejabat Rusia menyebut ekspansi NATO ke arah timur sebagai salah satu akar penyebab konflik dengan Ukraina dan kebuntuan dengan Barat.
(ian)