Terungkap, Qatar Berkonspirasi Melawan Kebijakan Teluk di Bahrain

Sabtu, 17 Juni 2017 - 13:30 WIB
Terungkap, Qatar Berkonspirasi Melawan Kebijakan Teluk di Bahrain
Terungkap, Qatar Berkonspirasi Melawan Kebijakan Teluk di Bahrain
A A A
RIYADH - Sebuah rekaman telepon dirilis oleh Al Arabiya News Channel yang menunjukkan bagaimana Qatar bersekongkol di balik layar melawan kebijakan terpadu negara Teluk di Bahrain. Rekaman telepon itu adalah rekaman pembicaraan antara Penasihat Khusus Emiri Qatar Hammad bin Khalifa Abdullah Al-Attiya dan Hassan Ali Mohammed Juma'a Sultan, seorang pembangkang Bahrain yang kewarganegaraannya dicabut pada 2015 lalu.

Dalam rekaman telepon tidak bertanggal itu, keduanya menyinggung perundingan yang mungkin telah terjadi pada tahun 2011 setelah enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengirimkan pasukan gabungan ke Bahrain. Pasukan yang dikenal sebagai Peninsula Shield Force itu dikirim atas permintaan pemerintah Bahrain untuk melindungi keamanan nasional negara itu.

Rekaman pertama menunjukkan bagaimana Qatar berusaha untuk menyeimbangkan antara Doha dengan kebijakan pro-GCC di Bahrain. Namun akhirnya justru bekerja di belakang layar, menggunakan Al-Jazeera News Channel untuk menyiarkan agenda yang berlawanan.

"Para perusuh sekarang berurusan dengan kekuatan dari kekuatan pendudukan," Sultan mendengar pemberitahuan Attiya dalam percakapan telepon pertama seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (17/6/2017).

"Saya mengikuti apa yang Anda katakan. Saya seharusnya tidak mengatakan hal ini, seperti yang seharusnya Anda ketahui, kami di Qatar, kami memiliki reservasi kami mengenai kehadiran Pasukan Peninsula Shield Force di Bahrain," kata Attiya.

Attiya mengatakan bahwa Qatar tidak dapat melawan saudara-saudara di GCC dan menolak untuk adanya kelas-kelas di Peninsula Shield Force.

"Seperti yang Anda tahu hukum untuk Peninsula Shield Force mengharuskan semua negara untuk percaya diri. Kami menahan diri untuk tidak berpartisipasi sebagai pasukan," katanya menambahkan bahwa ada dua petugas Qatar yang sedang diawasi.

Attiya juga mengatakan jika situasi semakin berkembang, dia secara pribadi akan melihat Sultan atau Shiekh Issa.

Sheikh Isa Qassim, seorang pemimpin oposisi, yang kewarganegaraan Bahrainnya dicabut pada 2016 dan sedang menghadapi pengadilan pencucian uang.

Dalam rekaman kedua, Attiya bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Bahrain, dan dalam telepon ketiga, penasihat Qatar bertanya kepada Sultan apakah orang tersebut dapat merekomendasikan seseorang yang dapat hadir di Al-Jazeera untuk membicarakan situasi di Bahrain.

"Kami menginginkan kerjasama atas informasi yang benar," tanya Attiya kepada Sultan.

Dalam rekaman keempat, Sultan merekomendasikan dan memberi Attiya nama jurnalis Bahrain Tahir al-Musawi untuk memberi Al-Jazeera semua informasi yang dibutuhkan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4130 seconds (0.1#10.140)