Terungkap, Ini Sebab Jet Tempur Siluman F-35 AS yang Hilang Tak Dapat Dilacak
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Puing-puing jet tempur siluman F-35B Amerika Serikat (AS) yang kecelakaan di South Carolina telah ditemukan, namun militer Amerika tidak bisa melacak pesawat itu seketika setelah hilang.
Pilot yang melontarkan diri dari jet tempur tersebut mengaku telah kehilangan pesawatnya karena cuaca buruk. Menurut sumber dan pakar, pilot itu tidak mengaktifkan sistem pelacakannya.
Itulah mengapa pesawat tempur senilai USD100 juta itu tidak bisa dilacak sektika setelah hilang.
“Dia tidak yakin di mana pesawatnya jatuh, katanya dia hilang begitu saja karena cuaca buruk,” kata Layanan Medis Darurat Charleston County yang melakukan panggilan audio dengan pilot tersebut.
Panggilan audio itu telah di-posting oleh seorang ahli meteorologi, sebagaimana dilaporkan New York Post, Kamis (21/9/2023).
Pilot yang belum diidentifikasi itu mendarat di lingkungan perumahan North Charleston dan dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan. Dia telah dipulangkan.
Pejabat militer belum merilis alasan spesifik mengapa pilot tersebut keluar secara tergesa-gesa dari jet tempur, dan hanya menyebutkan bahwa insiden tersebut berasal dari “kerusakan”.
Pakar dan konsultan penerbangan militer Richard Aboulafia mengatakan kepada New York Post bahwa pilot tersebut kemungkinan mengoperasikan pesawat tempur siluman tanpa mengaktifkan kemampuan pelacakan—dan melontarkan diri sebelum dia bisa melakukannya.
“Jika Anda menyalakan perangkat onboard maka akan mudah dilacak,” katanya.
“Tapi ini adalah pesawat siluman. Jika Anda tidak menyalakan perangkat tersebut, akan sulit untuk melakukan kontak. Kemungkinan besar, dia tidak punya banyak waktu untuk bereaksi," paparnya.
Pejabat militer terpaksa meminta bantuan masyarakat untuk menemukan lokasi pesawat tersebut—melalui postingan di Facebook. Upaya ini justru mendapat cemoohan dari publik.
“Ini tidak biasa,” kata Aboulafia tentang upaya tersebut.
“Tapi apa salahnya? Perangkat onboard belum dihidupkan, tidak dilacak. Jadi sangat masuk akal jika mereka akan meminta bantuan dari orang-orang di daerah tersebut yang mungkin melihat sebuah jet menuju ke arah mereka," paparnya.
Pesawat tersebut akhirnya diketahui jatuh di kawasan hutan di South Carolina sekitar 60 mil dari tempat pilot terjun payung ke darat.
Petugas penegak hukum negara bagian setempat mengatakan mereka secara resmi mengidentifikasi pesawat tersebut pada hari Senin dan sejak itu menutup jalan sepanjang satu mil di Williamsburg County.
Penduduk setempat di daerah pedesaan mengatakan mereka mendengar suara yang memekakkan telinga sebelum terjadi ledakan besar yang mengguncang rumah mereka.
Jet tersebut merupakan bagian dari program sistem persenjataan Departemen Pertahanan AS yang paling mahal, menurut laporan bulan Mei 2023 dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS.
Badan tersebut sedang mempertimbangkan untuk memodernisasi mesin pesawat.
Aboulafia mengatakan meskipun model berteknologi tinggi ini mungkin memiliki kendala, pesawat ini masih dianggap sebagai jet tempur terbaik di dunia dan didambakan oleh banyak negara.
“Saya memahami rasa frustrasi akibat penundaan, pembengkakan biaya, dan hal lainnya,” katanya.
“Tetapi faktanya adalah mereka tidak dapat memproduksinya dengan cukup cepat untuk memenuhi permintaan. Dan itulah intinya," katanya.
Pilot yang melontarkan diri dari jet tempur tersebut mengaku telah kehilangan pesawatnya karena cuaca buruk. Menurut sumber dan pakar, pilot itu tidak mengaktifkan sistem pelacakannya.
Itulah mengapa pesawat tempur senilai USD100 juta itu tidak bisa dilacak sektika setelah hilang.
“Dia tidak yakin di mana pesawatnya jatuh, katanya dia hilang begitu saja karena cuaca buruk,” kata Layanan Medis Darurat Charleston County yang melakukan panggilan audio dengan pilot tersebut.
Panggilan audio itu telah di-posting oleh seorang ahli meteorologi, sebagaimana dilaporkan New York Post, Kamis (21/9/2023).
Pilot yang belum diidentifikasi itu mendarat di lingkungan perumahan North Charleston dan dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan. Dia telah dipulangkan.
Pejabat militer belum merilis alasan spesifik mengapa pilot tersebut keluar secara tergesa-gesa dari jet tempur, dan hanya menyebutkan bahwa insiden tersebut berasal dari “kerusakan”.
Pakar dan konsultan penerbangan militer Richard Aboulafia mengatakan kepada New York Post bahwa pilot tersebut kemungkinan mengoperasikan pesawat tempur siluman tanpa mengaktifkan kemampuan pelacakan—dan melontarkan diri sebelum dia bisa melakukannya.
“Jika Anda menyalakan perangkat onboard maka akan mudah dilacak,” katanya.
“Tapi ini adalah pesawat siluman. Jika Anda tidak menyalakan perangkat tersebut, akan sulit untuk melakukan kontak. Kemungkinan besar, dia tidak punya banyak waktu untuk bereaksi," paparnya.
Pejabat militer terpaksa meminta bantuan masyarakat untuk menemukan lokasi pesawat tersebut—melalui postingan di Facebook. Upaya ini justru mendapat cemoohan dari publik.
“Ini tidak biasa,” kata Aboulafia tentang upaya tersebut.
“Tapi apa salahnya? Perangkat onboard belum dihidupkan, tidak dilacak. Jadi sangat masuk akal jika mereka akan meminta bantuan dari orang-orang di daerah tersebut yang mungkin melihat sebuah jet menuju ke arah mereka," paparnya.
Pesawat tersebut akhirnya diketahui jatuh di kawasan hutan di South Carolina sekitar 60 mil dari tempat pilot terjun payung ke darat.
Petugas penegak hukum negara bagian setempat mengatakan mereka secara resmi mengidentifikasi pesawat tersebut pada hari Senin dan sejak itu menutup jalan sepanjang satu mil di Williamsburg County.
Penduduk setempat di daerah pedesaan mengatakan mereka mendengar suara yang memekakkan telinga sebelum terjadi ledakan besar yang mengguncang rumah mereka.
Jet tersebut merupakan bagian dari program sistem persenjataan Departemen Pertahanan AS yang paling mahal, menurut laporan bulan Mei 2023 dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS.
Badan tersebut sedang mempertimbangkan untuk memodernisasi mesin pesawat.
Aboulafia mengatakan meskipun model berteknologi tinggi ini mungkin memiliki kendala, pesawat ini masih dianggap sebagai jet tempur terbaik di dunia dan didambakan oleh banyak negara.
“Saya memahami rasa frustrasi akibat penundaan, pembengkakan biaya, dan hal lainnya,” katanya.
“Tetapi faktanya adalah mereka tidak dapat memproduksinya dengan cukup cepat untuk memenuhi permintaan. Dan itulah intinya," katanya.
(mas)