Menlu Jerman Sebut Presiden China Xi Jinping Seorang Diktator

Minggu, 17 September 2023 - 01:39 WIB
loading...
Menlu Jerman Sebut Presiden...
Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock. Foto/REUTERS
A A A
BERLIN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock mencap Presiden China Xi Jinping sebagai “diktator”.

Baerbock memperingatkan kemenangan Rusia dalam konflik Ukraina dapat memberikan semangat kepada para pemimpin seperti dia.

Dalam wawancara dengan Fox News yang dirilis pada Kamis, Baerbock ditanyai tentang bagaimana pendapat Berlin dan Barat terkait permusuhan antara Kiev dan Moskow akan berakhir.

Menurut menteri luar negeri, satu-satunya hasil yang bisa dicapai adalah, “kebebasan dan perdamaian di Ukraina.”

“Karena jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin memenangkan perang ini, apa dampaknya bagi diktator lain di dunia? Seperti Xi, presiden China? Oleh karena itu, Ukraina harus memenangkan perang ini,” ujar dia.

Dia menegaskan kembali komitmen Jerman untuk mendukung Kiev “selama diperlukan.”



Kementerian Luar Negeri China belum mengomentari pernyataan tersebut.

Baerbock bukanlah pemimpin Barat pertama yang secara terbuka menyebut Xi sebagai “‘diktator” dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Juni, Presiden AS Joe Biden membuat pernyataan serupa menyusul insiden yang melibatkan balon China yang tersesat di wilayah udara AS dan ditembak jatuh oleh jet tempur Amerika awal tahun ini.

Meskipun Washington mengklaim balon tersebut memata-matai fasilitas militer AS, Beijing membantah tuduhan tersebut, dengan mengatakan balon tersebut menyimpang karena “faktor force majeure.”

“Ini sangat memalukan bagi para diktator. Ketika mereka tidak tahu apa yang terjadi. (Balon) itu tidak seharusnya mengarah ke tempatnya,” papar Biden saat itu.

Pernyataannya mendapat kecaman keras dari Beijing, yang menyebutnya, “Sangat tidak masuk akal dan tidak bertanggung jawab.”

Komentar Baerbock juga muncul setelah pemerintah Jerman merilis “Strategi terhadap China” yang pertama pada bulan Juli, yang menyerukan perubahan dalam pendekatannya terhadap Beijing.

Dokumen tersebut bersikeras untuk mengurangi ketergantungan negara tersebut pada China, mitra dagang utama Jerman di sejumlah “sektor penting,” termasuk obat-obatan, baterai litium, dan elemen yang digunakan dalam pembuatan chip.

Meskipun mengakui China tetap menjadi mitra utama Jerman dalam mengatasi perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan, Berlin menyuarakan keprihatinan mengenai apa yang mereka sebut sebagai kebijakan Beijing yang semakin tegas dan upaya “membentuk kembali tatanan internasional berbasis aturan yang ada.”

Pada April, Baerbock memperingatkan Eropa untuk tidak menutup mata terhadap ketegangan antara Beijing dan Taiwan. Dia menyatakan hal ini dapat menyebabkan “skenario terburuk” bagi perekonomian global.

Taiwan merupakan pulau dengan pemerintahan sendiri yang dianggap China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1605 seconds (0.1#10.140)