Beri Gaji Rp56 Juta, Perusahaan Spanyol Ini Rekrut Tentara untuk Ukraina

Minggu, 10 September 2023 - 09:00 WIB
loading...
A A A
“Ada banyak orang yang berperang di Ukraina. Salah satu dari mereka kembali ke Spanyol untuk beristirahat selama beberapa bulan, dan saat itulah dia ditanya (oleh pejabat Ukraina) apakah dia bisa merekrut orang untuk berperang,” ungkap Galvan.

Setelah 18 bulan melawan invasi besar-besaran Rusia, Ukraina membutuhkan tentara. Banyak dari mereka yang kelelahan, dan tingkat korbannya tinggi.

Meskipun tentara Ukraina menghindari memberikan angka spesifik mengenai jumlah tentara, Statista Research memperkirakan ada 500.000 tentara, dua kali lipat jumlah yang bertugas sebelum konflik dimulai.

Ada juga banyak spekulasi mengenai jumlah korban, namun intelijen militer AS memperkirakan 190.000 orang - termasuk yang terluka - telah menjadi korban dalam perang yang telah berjalan selama satu setengah tahun itu.

Ukraina Membutuhkan Lebih Banyak Tentara


Legiun Internasional, diawasi oleh intelijen Ukraina, terdiri dari sukarelawan militer dari seluruh dunia.



Pada bulan Maret 2022, Kementerian Pertahanan Ukraina meluncurkan program untuk merekrut sukarelawan ini ke dalam pasukannya. Jumlah orang yang bertempur di batalion ini belum dipublikasikan.

Menurut Galvan, masalahnya banyak orang yang datang tanpa pelatihan, sehingga kementerian mencari relawan yang lebih terspesialisasi.

Perusahaan itu mengatakan kepada media Spanyol bahwa posisi garis depan akan menerima gaji sebesar 2.800 Euro atau Rp46,1 juta per bulan, sementara administrasi akan menerima gaji sekitar 1.800 Euro (Rp29,6 juta) per bulan. Posisi yang paling dicari adalah di unit elit, dengan gaji hingga 3.400 Euro (Rp56 juta) per bulan.

Kandidat harus memiliki pengalaman setidaknya dua tahun di sektor ini, baik militer, polisi atau keamanan. Lebih dari 200 lamaran telah diterima sejak lowongan tersebut diluncurkan seminggu yang lalu.

“Kursus ini bukan untuk orang yang datang dari awal, tidak mungkin melatih seseorang hanya dalam lima hari. Yang kami lakukan adalah mengevaluasi apakah orang tersebut benar-benar tahu dan bisa berperang di Ukraina,” terang Galvan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1786 seconds (0.1#10.140)