AS Klaim Amunisi Depleted Uranium yang Habis Non-Radioaktif, Rusia: Omong Kosong!

Kamis, 07 September 2023 - 15:56 WIB
loading...
AS Klaim Amunisi Depleted Uranium yang Habis Non-Radioaktif, Rusia: Omong Kosong!
Rusia menyangkal klaim AS yang menyebut selongsong depleted uranium non-radioaktif. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Klaim Gedung Putih bahwa amunisi depleted uranium yang habis bukanlah radioaktif adalah omong kosong. Hal itu ditegaskan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Sebelumnya, pada hari Rabu, Koordinator Komunikasi Strategis Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan bahwa selongsong amunisi depleted uranium yang habis tidak bersifat radioaktif atau karsinogenik.

AS dilaporkan akan mengirimkan amunisi depleted dalam bantuan militer terbarunya yang bernilai USD1 miliar untuk Ukraina. Bantuan baru AS akan mencakup sistem peluncuran rudal HIMARS, senjata antitank Javelin, tank Abrams dan sistem senjata lainnya.



"Apa itu: kebohongan atau kekonyolan? [Para ilmuwan] telah menyebutkannya berkali-kali dan ada artikel tersendiri yang mengatakan bahwa uranium yang habis bersifat racun dan berbahaya bagi manusia jika berbentuk debu radioaktif, dan dampak kontaminasi radionuklida pada tanah juga telah dikemukakan,” kata Zakharova melalui Telegram seperti disitir dari Sputnik, Kamis (7/9/2023).

Zakharova menambahkan bahwa tingkat diagnosis kanker meningkat di tempat-tempat yang menggunakan amunisi uranium yang sudah habis, kenangnya. Hal ini dialami oleh tentara Italia yang ikut serta dalam pemboman NATO di Yugoslavia.

“Dari 7.500 orang yang terpapar zat beracun dan radiasi, 372 orang meninggal, yang merupakan angka kematian 5% atau berakibat fatal bagi setiap 20 orang. Selain itu, mereka meninggal karena komplikasi kanker yang menyiksa, seperti disfungsi ginjal, kanker paru-paru, dan kanker paru-paru. kanker tulang, kanker esofagus, penyakit kulit degeneratif, limfoma Hodgkin, dan leukemia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia itu.

Zakharova juga menyebut orang-orang Serbia, yang menjadi korban pemboman NATO, juga menderita karena amunisi uranium yang habis, karena Kementerian Kesehatan Serbia mengatakan ada peningkatan penyakit seperti kanker, infertilitas pada pria, penyakit autoimun dengan spektrum patologi yang luas, komplikasi patologis pada kehamilan, penyakit mental pada anak-anak di wilayah yang dibom oleh NATO.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1151 seconds (0.1#10.140)