Ukraina Dilaporkan Bayar Rp269 Miliar untuk Drone Abal-abal
loading...
A
A
A
KIEV - Konflik di Ukraina adalah pertama kalinya dua kekuatan militer dengan armada drone yang besar saling berhadapan secara langsung. Pertempuran itu pun menunjukkan sifat peperangan di abad ke-21.
Pemerintah Ukraina dilaporkan menghabiskan USD17,6 juta (Rp269 miliar) untuk membeli drone yang sebagian besar terbukti rusak.
Menurut laporan outlet investigasi Ukraina, Sistem Penerbangan Ukraina (UAS) gagal memenuhi tenggat waktu untuk menyediakan 55 drone pengintai HAWK kepada Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU). Drone itu berbeda dengan Global HAWK yang diproduksi Amerika Serikat (AS).
UAS hanya dapat mengirimkan empat drone dan hanya satu drone yang diterima oleh AFU.
Dari tiga drone yang ditolak, wartawan yang meninjau uji coba pengiriman drone melaporkan satu drone sering kehilangan koneksi dengan operatornya, drone lain kehilangan sayapnya di tengah penerbangan dan jatuh, dan drone ketiga tidak pernah berhasil lepas landas sama sekali.
Kontrak tersebut membutuhkan 55 drone HAWK dengan harga hampir USD22 juta, dengan USD17,6 juta di antaranya dibayar di muka.
Menurut laporan, perusahaan tersebut kemudian berhasil mengirimkan 11 drone lagi ke AFU tetapi outlet Ukraina tersebut mengatakan masih belum jelas bagaimana kinerja drone tersebut dalam pengujian, atau apakah drone tersebut pernah diuji.
Setiap drone dilaporkan berharga 14,5 hryvnia, atau hampir USD400.000.
Sistem Penerbangan Ukraina terkait dengan Borislav Rosenblat, mantan anggota parlemen Ukraina dan rekan dekat mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko.
Pemerintah Ukraina dilaporkan menghabiskan USD17,6 juta (Rp269 miliar) untuk membeli drone yang sebagian besar terbukti rusak.
Menurut laporan outlet investigasi Ukraina, Sistem Penerbangan Ukraina (UAS) gagal memenuhi tenggat waktu untuk menyediakan 55 drone pengintai HAWK kepada Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU). Drone itu berbeda dengan Global HAWK yang diproduksi Amerika Serikat (AS).
UAS hanya dapat mengirimkan empat drone dan hanya satu drone yang diterima oleh AFU.
Dari tiga drone yang ditolak, wartawan yang meninjau uji coba pengiriman drone melaporkan satu drone sering kehilangan koneksi dengan operatornya, drone lain kehilangan sayapnya di tengah penerbangan dan jatuh, dan drone ketiga tidak pernah berhasil lepas landas sama sekali.
Kontrak tersebut membutuhkan 55 drone HAWK dengan harga hampir USD22 juta, dengan USD17,6 juta di antaranya dibayar di muka.
Menurut laporan, perusahaan tersebut kemudian berhasil mengirimkan 11 drone lagi ke AFU tetapi outlet Ukraina tersebut mengatakan masih belum jelas bagaimana kinerja drone tersebut dalam pengujian, atau apakah drone tersebut pernah diuji.
Setiap drone dilaporkan berharga 14,5 hryvnia, atau hampir USD400.000.
Sistem Penerbangan Ukraina terkait dengan Borislav Rosenblat, mantan anggota parlemen Ukraina dan rekan dekat mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko.