5 Pria Israel Perkosa Wanita Inggris Secara Beramai-ramai di Siprus
loading...
A
A
A
AYIA NAPA - Sebanyak lima pria Israel ditahan di Siprus atas tuduhan memerkosa seorang wanita Inggris secara beramai-ramai.
Korban, yang berusia 20 tahun, sedang berlibur di Ayia Napa ketika dia diculik dan diserang para tersangka.
Lima tersangka, berusia 19 dan 20 tahun, telah ditahan selama delapan hari tambahan, seperti yang diperintahkan oleh hakim pengadilan distrik di Famagusta setelah penangkapan mereka pada Minggu malam.
Korban, yang tidak dapat diidentifikasi karena alasan hukum, melapor ke polisi bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual oleh sekelompok pria Israel, yang dengan paksa membawanya dari area kolam renang hotel ke kamarnya.
“Mereka akan ditahan di sel tahanan kami di Paralimni, kami menanggapi tuduhan ini dengan serius,” kata seorang petugas polisi di Ayia Napa, yang berbicara secara anonim. Petugas tersebut menggambarkan korban “sangat tertekan.”
Menurut Cyprus News Agency, Rabu (6/9/2023), penangkapan terhadap para tersangka terjadi setelah polisi mendapatkan kesaksian dari saksi yang menguatkan tuduhan tersebut.
Lebih lanjut, lima warga Israel dan satu warga Inggris akan menjalani evaluasi medis.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris mengatakan kepada BBC: “Kami mendukung seorang wanita Inggris di Siprus dan menghubungi pihak berwenang setempat.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan para pejabat telah berhubungan dengan pihak berwenang Siprus serta keluarga dari lima warga Israel yang ditahan.
Orit Sulitzeanu, direktur eksekutif Asosiasi Pusat Krisis Pemerkosaan di Israel, mencatat bahwa pemberitaan terkait kejadian tersebut merupakan bagian dari serangkaian kasus pelecehan seksual berkelompok.
“Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat Israel karena ini bukan kasus yang terisolasi, melainkan fenomena berbahaya pelecehan seksual berkelompok yang berkembang di sini sebagai bagian dari budaya rekreasi di luar negeri, seperti yang terjadi pada tahun 2019 di Ayia Napa, sekitar sebulan lalu di Rhodes dan pada tahun 2019 di Kreta,” kata Sulitzeanu.
“Sistem pendidikan di Israel mempunyai peran penting dalam mendidik generasi muda mengenai seksualitas yang sehat dan mencegah kekerasan seksual, untuk membahas apa yang dimaksud dengan persetujuan dan, tentu saja, masalah memotret dan mendistribusikan video, yang merupakan pelanggaran pidana," paparnya.
Kasus ini muncul setelah seorang wanita Inggris lainnya tahun lalu memenangkan bandingnya untuk membatalkan hukuman karena "berbohong" tentang pemerkosaan beramai-ramai oleh 12 turis Israel ketika dia berusia 19 tahun di sebuah resor liburan di Siprus pada tahun 2019.
Korban, yang berusia 20 tahun, sedang berlibur di Ayia Napa ketika dia diculik dan diserang para tersangka.
Lima tersangka, berusia 19 dan 20 tahun, telah ditahan selama delapan hari tambahan, seperti yang diperintahkan oleh hakim pengadilan distrik di Famagusta setelah penangkapan mereka pada Minggu malam.
Korban, yang tidak dapat diidentifikasi karena alasan hukum, melapor ke polisi bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual oleh sekelompok pria Israel, yang dengan paksa membawanya dari area kolam renang hotel ke kamarnya.
“Mereka akan ditahan di sel tahanan kami di Paralimni, kami menanggapi tuduhan ini dengan serius,” kata seorang petugas polisi di Ayia Napa, yang berbicara secara anonim. Petugas tersebut menggambarkan korban “sangat tertekan.”
Menurut Cyprus News Agency, Rabu (6/9/2023), penangkapan terhadap para tersangka terjadi setelah polisi mendapatkan kesaksian dari saksi yang menguatkan tuduhan tersebut.
Lebih lanjut, lima warga Israel dan satu warga Inggris akan menjalani evaluasi medis.
Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris mengatakan kepada BBC: “Kami mendukung seorang wanita Inggris di Siprus dan menghubungi pihak berwenang setempat.”
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan para pejabat telah berhubungan dengan pihak berwenang Siprus serta keluarga dari lima warga Israel yang ditahan.
Orit Sulitzeanu, direktur eksekutif Asosiasi Pusat Krisis Pemerkosaan di Israel, mencatat bahwa pemberitaan terkait kejadian tersebut merupakan bagian dari serangkaian kasus pelecehan seksual berkelompok.
“Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat Israel karena ini bukan kasus yang terisolasi, melainkan fenomena berbahaya pelecehan seksual berkelompok yang berkembang di sini sebagai bagian dari budaya rekreasi di luar negeri, seperti yang terjadi pada tahun 2019 di Ayia Napa, sekitar sebulan lalu di Rhodes dan pada tahun 2019 di Kreta,” kata Sulitzeanu.
“Sistem pendidikan di Israel mempunyai peran penting dalam mendidik generasi muda mengenai seksualitas yang sehat dan mencegah kekerasan seksual, untuk membahas apa yang dimaksud dengan persetujuan dan, tentu saja, masalah memotret dan mendistribusikan video, yang merupakan pelanggaran pidana," paparnya.
Kasus ini muncul setelah seorang wanita Inggris lainnya tahun lalu memenangkan bandingnya untuk membatalkan hukuman karena "berbohong" tentang pemerkosaan beramai-ramai oleh 12 turis Israel ketika dia berusia 19 tahun di sebuah resor liburan di Siprus pada tahun 2019.
(mas)