Ketika Mohammed bin Salman 'Tabok' Wahhabi untuk Tampilkan Islam Arab Saudi yang Moderat

Rabu, 06 September 2023 - 15:19 WIB
loading...
A A A
Raja Faisal mengizinkan para sarjana Wahhabi untuk mereformasi institusi pendidikan Saudi dengan kurikulum Islam konservatif mereka.

Di luar negeri, para ulama pendukung Raja Faisal menampilkan Wahhabisme sebagai alternatif Islam otentik terhadap ideologi Perang Dingin AS vs Uni Soviet. Orang-orang Arab Saudi yang kaya, menurut para sarjana Wahhabi, mempunyai kewajiban agama untuk mempromosikan Wahhabisme ke seluruh dunia.

Reformasi Melawan Wahhabisme


Reformasi oleh Raja Faisal membuahkan hasil. Raja Khalid, sebagai penerus Raja Faisal, terus berpihak pada ulama Wahhabi, khususnya ketika menanggapi dua tantangan besar pada tahun 1979.

Sekelompok mahasiswa Arab Saudi, yang percaya bahwa reformasi Raja Faisal dan Raja Khalid tidak sah, merebut Masjidil Haram di Makkah, situs paling suci umat Islam, selama dua minggu pada tahun 1979. Serangan terhadap Masjidil Haram dipandang sebagai serangan terhadap monarki itu sendiri, yang mengeklaim sebagai “Penjaga Dua Masjid Suci".

Penyitaan tersebut berakhir dengan kekerasan dengan tindakan gabungan dari pasukan militer Prancis dan Arab Saudi. Setelah itu, Raja Khalid setuju untuk mengangkat pejabat agama yang menegaskan kredibilitas Islam di monarki.

Juga pada tahun 1979, pemuda Arab Saudi lainnya melakukan perjalanan untuk bergabung dalam perlawanan melawan invasi Soviet ke Afghanistan. Salah satu orang Saudi yang menjawab seruan tersebut pada tahun itu adalah Osama bin Laden, yang kemudian mendirikan al-Qaeda pada tahun 1988.

Keluhan Osama bin Laden dan al-Qaeda terhadap monarki muncul setelah Raja Fahd menerima peningkatan pengerahan tentara Amerika Serikat ke tanah Arab Saudi menyusul invasi pemimpin Irak Saddam Hussein ke Kuwait pada tahun 1990.

Osama bin Ladin menyatakan kehadiran orang-orang "kafir" Amerika di Arab Saudi sebagai sebuah kejahatan pencemaran nama baik tanah suci Islam, sebuah “penghinaan” terhadap kepekaan Islam, dan tuntutan penghancuran monarki. Al-Qaeda meluncurkan kampanye anti-pemberontak Saudi yang berlangsung hingga tahun 2010.

Tidak semua pemimpin Islam konservatif menyerukan kekerasan. Sebagaimana dicatat oleh sejarawan Madawi Al-Rasheed, banyak cendekiawan Arab Saudi yang menyebut diri mereka sebagai reformis yang berupaya mengoreksi penyimpangan Raja Fahd dari Islam “asli” dan mengembalikan visi Raja Faisal.

Ketika MBS berbicara tentang “Islam moderat” dia tidak hanya mengutuk kekerasan al-Qaeda. Dia meninggalkan monarki yang mengakomodasi kelompok Wahhabi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1045 seconds (0.1#10.140)