Ukraina Anggap Pemilu akan Dongkrak Popularitas Zelensky
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mungkin akan mengadakan pemilu tahun depan untuk memperkuat citra demokrasinya.
Beberapa sumber anonim mengatakan hal itu kepada El Pais pada Senin (28/8/2023).
Ukraina saat ini berada di bawah darurat militer, yang berarti pemilihan umum dilarang, namun Zelensky sendiri berbicara tentang kemungkinan diadakannya pemungutan suara dalam wawancara televisi pada Minggu.
“Logikanya adalah jika Anda melindungi demokrasi, Anda juga harus melindunginya selama perang. Dan salah satu cara untuk melindunginya adalah pemilu,” papar dia.
Ruslan Stefanchuk, presiden Rada (parlemen Ukraina), juga mengisyaratkan bulan lalu bahwa “pembaruan undang-undang akan segera dilakukan” karena “demokrasi tidak bisa berhenti.”
Sekutu Zelensky, yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober bersama rekan-rekan parlemen lainnya, mengakui pesan tersebut diturunkan dari “Eropa dan negara lain.”
Menurut El Pais, ini mengacu pada pendukung Kiev dari Amerika Serikat di Partai Republik dan Demokrat.
Kontingen bipartisan yang terdiri dari Senator AS dari Partai Demokrat Elizabeth Warren dan Richard Blumenthal serta Lindsey Graham dari Partai Republik mengunjungi Kiev pekan lalu dan menekankan pemilu “penting bagi demokrasi.”
Kritik terhadap kebijakan buku cek terbuka Washington terhadap Ukraina nampaknya percaya bahwa negara tersebut “tidak jauh berbeda dengan Rusia” karena negara tersebut telah mengabaikan kepura-puraan demokrasi pada masa perang.
Beberapa sumber anonim mengatakan hal itu kepada El Pais pada Senin (28/8/2023).
Ukraina saat ini berada di bawah darurat militer, yang berarti pemilihan umum dilarang, namun Zelensky sendiri berbicara tentang kemungkinan diadakannya pemungutan suara dalam wawancara televisi pada Minggu.
“Logikanya adalah jika Anda melindungi demokrasi, Anda juga harus melindunginya selama perang. Dan salah satu cara untuk melindunginya adalah pemilu,” papar dia.
Ruslan Stefanchuk, presiden Rada (parlemen Ukraina), juga mengisyaratkan bulan lalu bahwa “pembaruan undang-undang akan segera dilakukan” karena “demokrasi tidak bisa berhenti.”
Sekutu Zelensky, yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober bersama rekan-rekan parlemen lainnya, mengakui pesan tersebut diturunkan dari “Eropa dan negara lain.”
Menurut El Pais, ini mengacu pada pendukung Kiev dari Amerika Serikat di Partai Republik dan Demokrat.
Kontingen bipartisan yang terdiri dari Senator AS dari Partai Demokrat Elizabeth Warren dan Richard Blumenthal serta Lindsey Graham dari Partai Republik mengunjungi Kiev pekan lalu dan menekankan pemilu “penting bagi demokrasi.”
Kritik terhadap kebijakan buku cek terbuka Washington terhadap Ukraina nampaknya percaya bahwa negara tersebut “tidak jauh berbeda dengan Rusia” karena negara tersebut telah mengabaikan kepura-puraan demokrasi pada masa perang.