Momen Menyakitkan bagi Putin: S-400 Dihancurkan, Pasukan Khusus Ukraina Mendarat di Crimea

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 13:02 WIB
loading...
Momen Menyakitkan bagi Putin: S-400 Dihancurkan, Pasukan Khusus Ukraina Mendarat di Crimea
Sistem rudal S-400 Rusia yang dipasang di Crimea dihancurkan oleh serangan Ukraina awal pekan ini. Berselang beberapa hari kemudian, pasukan khusus Ukraina mendarat di Crimea. Foto/Main Directorate of Intelligence of the Ministry of Defence of Ukraine
A A A
KYIV - Mantan perwira intelijen Kyiv menggambarkan pekan ini sebagai momen menyakitkan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebab, dalam hitungan hari militer Ukraina berhasil menghancurkan sistem rudal S-400 dan mendaratkan pasukan khususnya di Crimea.

Intelijen militer Ukraina, GUR, menandai hari kemerdekaan negara itu pada hari Kamis (24/8/2023) dengan mengumumkan keberhasilan operasi amfibi di Crimea.

“Satuan Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan mendarat sebagai bagian dari operasi khusus, [dan] semua tugas telah selesai,” kata juru bicara GUR, Andrey Yusov.



Pengumuman tersebut muncul sehari setelah Ukraina mengeklaim telah menghancurkan sistem rudal anti-pesawat S-400 Rusia di dekat pemukiman Olenivka di Crimea, dan merilis sebuah video yang menunjukkan ledakan dramatis sistem senilai USD500 juta tersebut.

Serangan terhadap S-400 Rusia bertepatan dengan serangan yang merusak sistem rudal anti-kapal Bastion di Cape Tarkhankut, dekat Olenivka. Tekanan terhadap Crimea—yang semakin meningkat melalui serangan drone udara dan laut yang semakin sering terjadi, ditambah serangan berulang kali terhadap Jembatan Selat Kerch—semakin meningkat.

Moskow menganggap Crimea sebagai wilayah Rusia dan menjadi landasan apa yang disebut media-media Barat sebagai proyek mitos neo-imperial Presiden Vladimir Putin. Serangan yang terus berlanjut di sana melemahkan upaya Kremlin untuk mengonsolidasikan kekuasaan dan membungkam para pengkritiknya.

Jatuhnya pesawat pribadi yang dilaporkan menewaskan bos tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin telah mengirimkan pesan akan berlanjutnya kendali Putin yang kejam, namun keberhasilan Ukraina di Crimea mengirimkan sinyal yang sangat berbeda.

“Crimea sekarang tidak bisa disebut sebagai tempat yang aman,” kata Ivan Stupak—mantan perwira di Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan sekarang menjadi penasihat komite keamanan, pertahanan, dan intelijen nasional di Parlemen Ukraina—kepada Newsweek, Jumat (25/8/2023).

“Minggu ini luar biasa, sungguh luar biasa,” kata Stupak, yang juga bekerja di Ukrainian Institute for the Future.



GUR mengatakan dalam sebuah pernyataan yang di-posting di Telegram bahwa unit khusus di perahu mendarat di pantai di daerah pemukiman Olenivka dan Mayak di ujung barat laut Crimea.

“Akibatnya, musuh menderita kerugian personel, peralatan musuh hancur. Selain itu, bendera negara kembali berkibar di Crimea
Ukraina," tulis GUR.

“Semua tujuan dan tugas telah selesai. Di akhir operasi khusus, para pembela Ukraina meninggalkan lokasi tanpa korban.”

Pernyataan tersebut diunggah dengan video yang menunjukkan perahu motor kecil bergerak melintasi air pada malam hari di dekat garis pantai, bendera Ukraina dikibarkan di sebuah bangunan tak dikenal di lokasi yang tidak diketahui, dan baku tembak dengan musuh tak dikenal.

Serangan Ukraina pekan ini di Crimea terfokus di Cape Tarkhankut, yang menjorok ke Laut Hitam dari pantai barat laut semenanjung dan menawarkan posisi pertahanan alami bagi teluk Sevastopol dan Armada Laut Hitam Rusia yang bermarkas di sana.

"Cape Tarkhankut adalah rumah bagi sejumlah sistem radar yang berbeda, sistem jarak jauh, sistem jarak menengah, sistem anti-
pesawat seperti S-400, S-300, dan sebagainya," katanya.

Daerah tersebut merupakan titik yang sangat kuat, yang menurut Stupak, menjadikannya sangat menantang bagi pasukan khusus Ukraina untuk melakukan operasi khusus di Sevastopol.

“Saya percaya bahwa mulai kemarin dan hari ini, pasukan khusus kami memiliki lebih banyak peluang untuk melakukan operasi yang lebih sukses di pelabuhan Sevastopol,” kata Stupak.

"Kapal, pesawat terbang, dan kapal pasokan (Rusia) akan menjadi target paling menarik bagi pasukan Kyiv."

“Kami baru saja memulai,” kata Stupak. “Semuanya ada di masa depan," imbuh dia.

Pendaratan amfibi ini tampaknya hanya bersifat simbolis, dirancang untuk meningkatkan moral Ukraina dan sekali lagi mempermalukan pasukan Rusia yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun membentengi semenanjung itu jika terjadi serangan Ukraina di masa depan.

“Minimalnya ditempatkan di pantai, dan berfoto dengan bendera,” kata Stupak tentang operasi amfibi tersebut.

“Tetapi saya percaya bahwa tugas utamanya mungkin melakukan beberapa operasi penyabot, mungkin meledakkan beberapa sistem radar atau yang lainnya.”

“Tapi mungkin kekuatan kami bertemu dengan penjaga pantai atau pasukan perbatasan, dan terjadilah tembakan. Jadi, operasi tersebut tidak begitu sukses, namun sangat emosional bagi warga Ukraina...Kami puas bahkan dengan hasil tersebut."
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1085 seconds (0.1#10.140)