AS Tes Rudal Hipersonik ARRW, Pertama Kali Sejak Kegagalan Maret
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) melakukan uji tembak pertama senjata hipersonik Rapid Response Weapon (ARRW) yang diluncurkan dari udara sejak uji coba yang gagal pada Maret.
Kabar itu diungkap seorang juru bicara Angkatan Udara AS dalam pernyataan kepada Sputnik.
“Uji tersebut dilakukan pada 19 Agustus di lepas pantai California selatan,” ungkap pernyataan itu pada Senin (21/8/2023).
“Satu B-52H Stratofortress melakukan tes baru-baru ini dari All-Up-Round AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon. Tes ini meluncurkan rudal hipersonik operasional prototipe penuh dan berfokus pada kinerja end-to-end ARRW,” papar pernyataan itu.
Angkatan Udara mengatakan pihaknya memperoleh wawasan baru yang berharga mengenai kemampuan rudal tersebut.
Angkatan Udara AS tidak memberikan informasi tentang keberhasilan uji coba terbaru ini; namun menunjukkan mereka berhasil memperoleh wawasan baru yang "berharga" mengenai kemampuan ARRW.
"Meskipun kami tidak akan membahas tujuan pengujian khusus, pengujian ini memperoleh data unik yang berharga dan dimaksudkan untuk memajukan berbagai program seperti ARRW dan HACM," ungkap pernyataan itu.
Dia menambahkan, “Kami juga memvalidasi dan meningkatkan kemampuan pengujian dan evaluasi kami untuk pengembangan berkelanjutan sistem hipersonik canggih.”
Setelah pengumuman uji coba pada 13 Maret, Angkatan Udara tetap bungkam apakah tujuannya tercapai.
Pada tanggal 28 Maret, Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan kepada Kongres bahwa hal itu "tidak berhasil".
Uji coba tersebut dilakukan di tengah persaingan antara Amerika Serikat, Rusia, dan China untuk mengembangkan senjata hipersonik, yang dapat mengatasi sistem pertahanan udara tradisional.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Kabar itu diungkap seorang juru bicara Angkatan Udara AS dalam pernyataan kepada Sputnik.
“Uji tersebut dilakukan pada 19 Agustus di lepas pantai California selatan,” ungkap pernyataan itu pada Senin (21/8/2023).
“Satu B-52H Stratofortress melakukan tes baru-baru ini dari All-Up-Round AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon. Tes ini meluncurkan rudal hipersonik operasional prototipe penuh dan berfokus pada kinerja end-to-end ARRW,” papar pernyataan itu.
Angkatan Udara mengatakan pihaknya memperoleh wawasan baru yang berharga mengenai kemampuan rudal tersebut.
Angkatan Udara AS tidak memberikan informasi tentang keberhasilan uji coba terbaru ini; namun menunjukkan mereka berhasil memperoleh wawasan baru yang "berharga" mengenai kemampuan ARRW.
"Meskipun kami tidak akan membahas tujuan pengujian khusus, pengujian ini memperoleh data unik yang berharga dan dimaksudkan untuk memajukan berbagai program seperti ARRW dan HACM," ungkap pernyataan itu.
Dia menambahkan, “Kami juga memvalidasi dan meningkatkan kemampuan pengujian dan evaluasi kami untuk pengembangan berkelanjutan sistem hipersonik canggih.”
Setelah pengumuman uji coba pada 13 Maret, Angkatan Udara tetap bungkam apakah tujuannya tercapai.
Pada tanggal 28 Maret, Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan kepada Kongres bahwa hal itu "tidak berhasil".
Uji coba tersebut dilakukan di tengah persaingan antara Amerika Serikat, Rusia, dan China untuk mengembangkan senjata hipersonik, yang dapat mengatasi sistem pertahanan udara tradisional.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)