Pemerintahan Biden Diam-diam Jual Bagian Tembok Perbatasan Trump
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Partai Republik mengecam pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden atas laporan Washington "diam-diam melelang" bagian yang tidak terpakai dari tembok perbatasan AS-Meksiko dengan harga yang lumayan.
Senator Partai Republik Roger Wicker dikutip media AS mengatakan, "Penjualan (yang dilaporkan) ini adalah keputusan yang boros dan menggelikan oleh pemerintahan Biden yang hanya berfungsi sebagai bukti lebih lanjut bahwa mereka tidak memiliki rasa malu."
Dia mengutuk langkah tersebut sebagai "manuver di belakang layar yang keterlaluan."
Pernyataan Wicker didukung rekannya James Lankford, yang berpendapat, "Uang yang dihasilkan dari penjualan tembok perbatasan tidak akan cukup untuk membayar keluarga yang menderita akibat tindakan kriminal yang dilakukan seseorang yang melintasi perbatasan terbuka kita selama pemerintahan Biden."
Pandangan yang sama dibagikan senator GOP lainnya, Elise Stefanik, yang mengecam penjualan pertama bagian tembok perbatasan sebagai "sembrono".
Dia menambahkan, "Perbatasan kita terus dikuasai imigran ilegal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah setiap distrik menjadi daerah perbatasan dan membahayakan keamanan nasional kita."
Nicole Malliotakis dari Partai Republik, pada bagiannya, bersikeras, “Presiden AS Joe Biden tidak memedulikan dolar pembayar pajak atau bagaimana perbatasan terbukanya membuat komunitas bangkrut di seluruh negeri yang membayar tagihan atas kegagalannya."
Rekannya Juan Ciscomani, pada gilirannya, mencela Biden karena "penolakannya bertindak" membendung arus migrasi.
Dia mendesak pemerintah federal menggunakan "setiap alat di kotak peralatan untuk mengamankan perbatasan (AS) kita."
"Alih-alih menggunakan bahan-bahan ini untuk tujuan yang dimaksudkan, mereka telah disia-siakan, pertama-tama mengumpulkan debu di gurun dan sekarang dilelang," ujar Ciscoman.
Pernyataan tersebut menyusul surat kabar AS yang melaporkan GovPlanet, pasar lelang online untuk bahan-bahan surplus pemerintah, baru-baru ini mengawasi penjualan 81 lot pipa struktural persegi baja senilai USD2 juta yang tampaknya ditujukan untuk tembok perbatasan AS.
Laporan itu muncul ketika Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi kepada surat kabar itu bahwa tabung-tabung itu adalah "kelebihan bahan dinding perbatasan yang diserahkan oleh Korps Insinyur Angkatan Darat AS ke DLA (Badan Logistik Pertahanan Pentagon) untuk disposisi dan sekarang dijual.”
Ini didahului oleh sekelompok anggota GOP yang memperkenalkan undang-undang berjudul Finish It Act pada bulan Mei, yang menetapkan perluasan tembok perbatasan dengan menggunakan panel dinding perbatasan yang dibeli sebelumnya dan tidak digunakan.
Selama kampanye pemilu 2016, mantan Presiden AS Donald Trump berjanji membangun "tembok perbatasan selatan yang indah, fisik, tinggi, kuat, dan tak tertembus" untuk menangani para migran.
Dia menghabiskan USD15 miliar selama masa kepresidenannya untuk memasang sekitar 450 mil (724 km) penghalang, sementara 250 mil (402 km) lainnya sedang dalam proses di akhir masa jabatan Trump.
Saat mulai menjabat pada Januari 2021, Biden, pada bagiannya, mengeluarkan perintah menghentikan semua pembangunan tembok perbatasan, menolak program Trump sebagai "buang-buang uang" yang "bukan solusi kebijakan yang serius".
Krisis migrasi, sementara itu, tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di AS, dengan 1.973.092 kasus di perbatasan AS-Meksiko sepanjang tahun ini, menurut data dari US Customs and Border Patrol.
Jumlahnya mencapai 1.947.310 kasus dalam periode yang sama pada 2022, dan 1.332.845 kasus pada 2021.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Senator Partai Republik Roger Wicker dikutip media AS mengatakan, "Penjualan (yang dilaporkan) ini adalah keputusan yang boros dan menggelikan oleh pemerintahan Biden yang hanya berfungsi sebagai bukti lebih lanjut bahwa mereka tidak memiliki rasa malu."
Dia mengutuk langkah tersebut sebagai "manuver di belakang layar yang keterlaluan."
Pernyataan Wicker didukung rekannya James Lankford, yang berpendapat, "Uang yang dihasilkan dari penjualan tembok perbatasan tidak akan cukup untuk membayar keluarga yang menderita akibat tindakan kriminal yang dilakukan seseorang yang melintasi perbatasan terbuka kita selama pemerintahan Biden."
Pandangan yang sama dibagikan senator GOP lainnya, Elise Stefanik, yang mengecam penjualan pertama bagian tembok perbatasan sebagai "sembrono".
Dia menambahkan, "Perbatasan kita terus dikuasai imigran ilegal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengubah setiap distrik menjadi daerah perbatasan dan membahayakan keamanan nasional kita."
Nicole Malliotakis dari Partai Republik, pada bagiannya, bersikeras, “Presiden AS Joe Biden tidak memedulikan dolar pembayar pajak atau bagaimana perbatasan terbukanya membuat komunitas bangkrut di seluruh negeri yang membayar tagihan atas kegagalannya."
Rekannya Juan Ciscomani, pada gilirannya, mencela Biden karena "penolakannya bertindak" membendung arus migrasi.
Dia mendesak pemerintah federal menggunakan "setiap alat di kotak peralatan untuk mengamankan perbatasan (AS) kita."
"Alih-alih menggunakan bahan-bahan ini untuk tujuan yang dimaksudkan, mereka telah disia-siakan, pertama-tama mengumpulkan debu di gurun dan sekarang dilelang," ujar Ciscoman.
Pernyataan tersebut menyusul surat kabar AS yang melaporkan GovPlanet, pasar lelang online untuk bahan-bahan surplus pemerintah, baru-baru ini mengawasi penjualan 81 lot pipa struktural persegi baja senilai USD2 juta yang tampaknya ditujukan untuk tembok perbatasan AS.
Laporan itu muncul ketika Departemen Pertahanan AS mengkonfirmasi kepada surat kabar itu bahwa tabung-tabung itu adalah "kelebihan bahan dinding perbatasan yang diserahkan oleh Korps Insinyur Angkatan Darat AS ke DLA (Badan Logistik Pertahanan Pentagon) untuk disposisi dan sekarang dijual.”
Ini didahului oleh sekelompok anggota GOP yang memperkenalkan undang-undang berjudul Finish It Act pada bulan Mei, yang menetapkan perluasan tembok perbatasan dengan menggunakan panel dinding perbatasan yang dibeli sebelumnya dan tidak digunakan.
Selama kampanye pemilu 2016, mantan Presiden AS Donald Trump berjanji membangun "tembok perbatasan selatan yang indah, fisik, tinggi, kuat, dan tak tertembus" untuk menangani para migran.
Dia menghabiskan USD15 miliar selama masa kepresidenannya untuk memasang sekitar 450 mil (724 km) penghalang, sementara 250 mil (402 km) lainnya sedang dalam proses di akhir masa jabatan Trump.
Saat mulai menjabat pada Januari 2021, Biden, pada bagiannya, mengeluarkan perintah menghentikan semua pembangunan tembok perbatasan, menolak program Trump sebagai "buang-buang uang" yang "bukan solusi kebijakan yang serius".
Krisis migrasi, sementara itu, tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di AS, dengan 1.973.092 kasus di perbatasan AS-Meksiko sepanjang tahun ini, menurut data dari US Customs and Border Patrol.
Jumlahnya mencapai 1.947.310 kasus dalam periode yang sama pada 2022, dan 1.332.845 kasus pada 2021.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)