Setelah Calon Presiden Tewas, Politisi Ekuador Lainnya Ditembak Mati
loading...
A
A
A
QUITO - Pemimpin Partai Lokal Ekuador Pedro Briones ditembak mati oleh orang-orang bersenjata di rumahnya di provinsi Esmeraldas utara pada Senin (14/8/2023).
Penembakan itu menjadi yang terbaru dari serangkaian pembunuhan bermotivasi politik di negara itu.
Penembakan fatal Briones terjadi hanya lima hari setelah calon presiden (capres) Fernando Villavicencio dibunuh di siang bolong di ibu kota Quito, Rabu lalu.
Villavicencio, penentang keras meningkatnya tingkat kejahatan terorganisir dan korupsi di negara itu, berada di posisi ketiga paling populer dalam survei menjelang pemilu presiden pada Minggu.
Luisa Gonzalez, calon terdepan dalam pemilu 20 Agustus untuk partai Revolusi Warga, di mana Briones juga menjadi anggotanya, mengklaim di media sosial bahwa "Ekuador sedang mengalami era paling berdarah."
Dia pun mengungkapkan, "Pelukan sepenuh hati kepada keluarga rekan kerja Pedro Briones, jatuh oleh tangan kekerasan.”
Gonzalez mengatakan kepada Associated Press bahwa dia telah meningkatkan keamanannya sendiri setelah pembunuhan tersebut, tetapi menolak mengenakan rompi antipeluru. “Saya memiliki iman kepada Tuhan. Dialah yang menjaga kita,” ungkap dia.
Mantan Presiden Ekuador Rafael Correa, pendiri partai Revolusi Warga, menambahkan, “Mereka membunuh rekan kami yang lain di Esmeraldas. Cukup sudah!”
Pihak berwenang tidak merinci keadaan spesifik pembunuhan Briones, tetapi media lokal melaporkan dia ditembak mati oleh orang-orang bersenjata yang kemudian melarikan diri dengan sepeda motor.
Provinsi Esmeraldas, yang terletak di perbatasan Ekuador dengan Kolombia, telah menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak kekerasan di negara itu.
Lokasinya di pantai Pasifik menjadikannya tempat yang menarik untuk memperdagangkan narkoba, khususnya kokain, ke Amerika Serikat dan Eropa.
Pada 26 Juli, Augustin Intriago, wali kota Manta, kota terbesar ketiga di Ekuador, juga ditembak mati hanya beberapa pekan setelah pemilihannya kembali pada bulan Mei.
Gelombang kekerasan terkait narkoba yang meningkat telah menyebabkan ribuan kematian di Ekuador dalam tiga tahun terakhir ketika geng-geng lokal, dibantu kartel dari Kolombia dan Meksiko, berjuang untuk mendapatkan pengaruh dan kendali atas jalan-jalan dan rute perdagangan narkoba.
Kebijakan yang dirancang untuk mengurangi kekerasan terkait narkoba telah mendominasi narasi menjelang pemilu akhir pekan ini.
Pada Sabtu, otoritas penjara memindahkan pemimpin salah satu geng paling kuat di Ekuador, Los Choneros, ke fasilitas keamanan maksimum.
Villavicencio sebelumnya menuduh pemimpin kelompok itu, Adolfo Macias, yang dikenal sebagai 'Fito', terkait dengan kartel narkoba Sinaloa yang kuat di Meksiko.
Dia mengaku menerima ancaman terhadap nyawanya dari kelompok tersebut hanya beberapa hari sebelum pembunuhannya.
Penembakan itu menjadi yang terbaru dari serangkaian pembunuhan bermotivasi politik di negara itu.
Penembakan fatal Briones terjadi hanya lima hari setelah calon presiden (capres) Fernando Villavicencio dibunuh di siang bolong di ibu kota Quito, Rabu lalu.
Villavicencio, penentang keras meningkatnya tingkat kejahatan terorganisir dan korupsi di negara itu, berada di posisi ketiga paling populer dalam survei menjelang pemilu presiden pada Minggu.
Luisa Gonzalez, calon terdepan dalam pemilu 20 Agustus untuk partai Revolusi Warga, di mana Briones juga menjadi anggotanya, mengklaim di media sosial bahwa "Ekuador sedang mengalami era paling berdarah."
Dia pun mengungkapkan, "Pelukan sepenuh hati kepada keluarga rekan kerja Pedro Briones, jatuh oleh tangan kekerasan.”
Gonzalez mengatakan kepada Associated Press bahwa dia telah meningkatkan keamanannya sendiri setelah pembunuhan tersebut, tetapi menolak mengenakan rompi antipeluru. “Saya memiliki iman kepada Tuhan. Dialah yang menjaga kita,” ungkap dia.
Mantan Presiden Ekuador Rafael Correa, pendiri partai Revolusi Warga, menambahkan, “Mereka membunuh rekan kami yang lain di Esmeraldas. Cukup sudah!”
Pihak berwenang tidak merinci keadaan spesifik pembunuhan Briones, tetapi media lokal melaporkan dia ditembak mati oleh orang-orang bersenjata yang kemudian melarikan diri dengan sepeda motor.
Provinsi Esmeraldas, yang terletak di perbatasan Ekuador dengan Kolombia, telah menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak kekerasan di negara itu.
Lokasinya di pantai Pasifik menjadikannya tempat yang menarik untuk memperdagangkan narkoba, khususnya kokain, ke Amerika Serikat dan Eropa.
Pada 26 Juli, Augustin Intriago, wali kota Manta, kota terbesar ketiga di Ekuador, juga ditembak mati hanya beberapa pekan setelah pemilihannya kembali pada bulan Mei.
Gelombang kekerasan terkait narkoba yang meningkat telah menyebabkan ribuan kematian di Ekuador dalam tiga tahun terakhir ketika geng-geng lokal, dibantu kartel dari Kolombia dan Meksiko, berjuang untuk mendapatkan pengaruh dan kendali atas jalan-jalan dan rute perdagangan narkoba.
Kebijakan yang dirancang untuk mengurangi kekerasan terkait narkoba telah mendominasi narasi menjelang pemilu akhir pekan ini.
Pada Sabtu, otoritas penjara memindahkan pemimpin salah satu geng paling kuat di Ekuador, Los Choneros, ke fasilitas keamanan maksimum.
Villavicencio sebelumnya menuduh pemimpin kelompok itu, Adolfo Macias, yang dikenal sebagai 'Fito', terkait dengan kartel narkoba Sinaloa yang kuat di Meksiko.
Dia mengaku menerima ancaman terhadap nyawanya dari kelompok tersebut hanya beberapa hari sebelum pembunuhannya.
(sya)