Pameran China di Tunisia Diduga Sembunyikan Pelanggaran HAM Masyarakat Tibet
loading...
A
A
A
BEIJING - Pameran berjudul "Perceive China-Great Beauty Qinghai" yang diselenggarakan Kantor Informasi Pemerintah Rakyat Provinsi Qinghai, China, digelar di Tunisia baru-baru ini. Pameran tersebut menarik minat dan perhatian masyarakat setempat.
Acara tersebut juga diklaim digelar untuk menampilkan keindahan alam dan beragam sejarah budaya Qinghai.
Namun, pameran tersebutdidugabagian dari upaya China dalam memproyeksikan citra Tibet yang menyesatkan lewat lewat promosi wisata, dan di waktu bersamaan menyembunyikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah tersebut.
Dengan menyajikan tampilan keindahan dan warisan budaya Qinghai yang dikuratori dengan hati-hati, Partai Komunis China (PKC) berupaya mengalihkan perhatian dari pelanggaran HAM dan penindasan budaya yang dihadapi orang-orang Tibet.
Banyak pengunjung, yang sebelumnya hanya tahu tentang kota-kota besar China seperti Beijing dan Shanghai, terpesona oleh kemegahan alam yang ditampilkan dalam pameran, tanpa menyadari kenyataan pahit yang dialami warga Tibet di bawah kekuasaan PKC.
Pameran ini menampilkan lebih dari 150 gambar fotografi, lebih dari 50 jenis buku, 12 karya Thangka, dan film dokumenter yang menggambarkan pemandangan alam menakjubkan, peradaban sejarah, dan aspek budaya nasional di Qinghai.
Serangkaian foto dalam pameran memperlihatkan banyak keindahan alam, mulai dari puncak gunung yang tertutup es, sungai-sungai yang luas, hingga bentang alam Danxia yang unik beserta keanekaragaman flora dan fauna.
Sementara para pengunjung menghargai daya tarik visual dari pameran, sebagian besar dari mereka tetap tidak menyadari sisi gelap dari sejarah Tibet dan perjuangannya yang berkelanjutan di bidang HAM dan otonomi.
Pameran semacam itu dinilai hanya berfungsi sebagai alat propaganda PKC untuk menutupi tindakannya di Tibet.
Acara tersebut juga diklaim digelar untuk menampilkan keindahan alam dan beragam sejarah budaya Qinghai.
Namun, pameran tersebutdidugabagian dari upaya China dalam memproyeksikan citra Tibet yang menyesatkan lewat lewat promosi wisata, dan di waktu bersamaan menyembunyikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah tersebut.
Dengan menyajikan tampilan keindahan dan warisan budaya Qinghai yang dikuratori dengan hati-hati, Partai Komunis China (PKC) berupaya mengalihkan perhatian dari pelanggaran HAM dan penindasan budaya yang dihadapi orang-orang Tibet.
Banyak pengunjung, yang sebelumnya hanya tahu tentang kota-kota besar China seperti Beijing dan Shanghai, terpesona oleh kemegahan alam yang ditampilkan dalam pameran, tanpa menyadari kenyataan pahit yang dialami warga Tibet di bawah kekuasaan PKC.
Pameran ini menampilkan lebih dari 150 gambar fotografi, lebih dari 50 jenis buku, 12 karya Thangka, dan film dokumenter yang menggambarkan pemandangan alam menakjubkan, peradaban sejarah, dan aspek budaya nasional di Qinghai.
Serangkaian foto dalam pameran memperlihatkan banyak keindahan alam, mulai dari puncak gunung yang tertutup es, sungai-sungai yang luas, hingga bentang alam Danxia yang unik beserta keanekaragaman flora dan fauna.
Sementara para pengunjung menghargai daya tarik visual dari pameran, sebagian besar dari mereka tetap tidak menyadari sisi gelap dari sejarah Tibet dan perjuangannya yang berkelanjutan di bidang HAM dan otonomi.
Pameran semacam itu dinilai hanya berfungsi sebagai alat propaganda PKC untuk menutupi tindakannya di Tibet.